Tiga Puluh Sembilan

2K 177 1
                                    

Pagi ini, Limario dan Jennie sedang sarapan bersama. Rencananya, sebelum keduanya berangkat bekerja. Mereka akan mampir ke perusahaan Alice yang akan dibuka hari ini

"Lim, apa kau tau bunga kesukaannya Alice eonni?" Tanya Jennie sembari menyantap sarapannya

"Dia menyukai bunga mawar" Ujar Limario sembari meminum kopi susunya karna Limario sudah makan lebih dulu dibandingkan Jennie

"Kalau begitu, sebentar antarkan aku mampir ke toko bunga" Ujar Jennie masih mengunyah makanannya, Limario yang gemas dengan pipi Jennie yang mengembung karna makanan dimulutnya langsung memencet pipi Jennie menggunakan jarinya

"Haish, kenapa dipencet terus?" Sebal Jennie menyingkirkan tangan Limario pada pipinya sementara Limario hanya terkekeh saja

"Baiklah, kita akan mampir ke toko bunga" Ujar Limario sembari tersenyum. Seteleh selesai sarapan, Limario dan Jennie bergegas menuju ke toko bunga

"Halo nona dan tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan yang ada ditoko bunga itu menyambut kedatangan Limario dan juga Jennie

"Aku ingin mencari bunga mawar" Ujar Jennie

"Ah, pilihan yang bagus. Kemarilah" Ajak pelayan itu sembari bergegas menuju ke tempat beberapa bunga rose diletakkan. Jennie melihat bunga-bunga mawar dengan berbagai macam warna

"Wah, daebak. Ini sangat indah" Ujar Jennie

"Baru kali ini ada istri yang membelikan untuk suami" Celutuk pelayan itu, Jennie dan Limario yang mendengar itu langsung kaget

"Mwo? Istri? Suami?" Tanya Jennie bingung tapi akhirnya Jennie lebih tertarik melihat berbagai macam bunga mawar yang berjejer rapi, Jennie kemudian memilih bunga mawar berwarna merah sementara Limario membeli yang berwarna putih

"Pilihan yang tepat, tunggu sebentar ya" Ujar pelayan bunga itu sembari membungkus bunga yang dipilih oleh keduanya menjadi sebuah buket bunga

"Silahkan notesnya" Ujar pelayan bunga tadi memberikan dua buah notes dan buah bolpoin. Limario dan Jennie menuliskan tentang ucapan mereka pada Alice setelah itu diletakkan pada bunga yang akan mereka berikan

"Jen, duluan gih. Aku mau ngangkat telfon" Ujar Limario sembari memberikan kunci mobil dan juga buket yang ada ditangannya, Jennie mengangguk kemudian bergegas naik kedalam mobil. Limario berbalik masuk kembali ke toko bunga itu dan membeli satu buket bunga daisy

"Semoga dia suka" Ujar Limario ketika telah selesai menulis notes dibunga yang dia beli, Limario berjalan langsung ke bagasi mobil dan meletakkan bunga itu dibagasi

"Udah?" Tanya Jennie ketika melihat Limario masuk ke kursi mengemudi

"Udah" Ujar Limario, Limario kemudian menjalankan mobilnya untuk ke perusahaan baru Alice. Seteleh menempuh waktu beberapa saat, kini mobil Limario memasuki wilayah sebuah perusahaan firma

"Wah, daebak" Ujar Jennie ketika melihat perusahaan Alice. Setelah mobil diparkir, Limario dan Jennie turun sembari membawa buket bunga itu

"Halo eonni" Sapa Jennie ketika sudah didekat Alice yang sedang mengobrol dengan nyonya Park

"Halo Jennie, Lim. Ah, kalian datang? Gomawo" Ujar Alice ketika melihat Jennie dan juga Limario datang, Limario dan Jennie kemudian memberikan buket bunga yang sudah mereka beli tadi

"Wah, gomawo. Ini sangat indah" Ujar Alice menerima kedua buket bunga pemberikan JenLim

"Kau tak membawa apa-apa?" Tanya Limario pada ChaeYoung yang sedang fokus pada ponselnya

"Bawa, tuh" Ujar ChaeYoung menunjuk Seulgi yang berdiri tak jauh dari mereka

"Mwo? Maksudku untuk kau berikan pada Alice eonni" Ujar Limario, ChaeYoung menyimpan ponselnya

"Ya, itu. Tenaga bantuan, siapa tau Alice eonni membutuhkan bantuan" Ujar ChaeYoung sembari tertawa, Limario yang mendengar itu menggeleng tanda benar-benar tak habis pikir dengan otak adik sepupunya ini

"Aku akan kebawah, kasihan juga anak itu. Dia seperti anak hilang" Ujar Limario kemudian turun kebawah menemui Seulgi

"Ah, kalau begitu aku juga kebawah" Pamit Jennie, Jennie kemudian menyusul Limario yang sedang mengobrol dengan Seulgi

"Hei" Sapa Jennie, Seulgi tersenyum karna sudah mengenal Jennie. Mereka bertiga mengobrol bersama sampai akhirnya, mobil tuan Park memasuki wilayah perusahaan Alice dan turunlah tuan Park bersama dengan Irene

"Akhirnya, appa datang juga" Ujar Alice karna mereka sedaritadi menunggu kehadiran sang kepala keluarga, tuan Park langsung menghampiri keluarganya sementara Irene bergegas ke Jennie yang tampak sedang mengobrol

"Jennie" Panggil Irene, Jennie menoleh dan tersenyum

"Irene eonni disini?" Tanya Jennie, Irene mengangguk kemudian bergabung dengan Jennie karna Irene tidak mengenal siapapun disini

"Ah, kau temannya tuan muda?" Tanya Irene ketika melihat Seulgi, Seulgi yang bingung pun mengaruk pipinya

"Tuan muda?" Beo Seulgi, Irene menepuk jidatnya. Irene melupakan hal itu, hanya beberapa orang saja yang tau panggilan ChaeYoung diwilayah perusahaan tuan Park

"Ah, maksud saya. ChaeYoung" Ujar Irene

"Ah iya eonni, nama saya Kang Seulgi. Panggil saja Seulgi" Ujar Seulgi sembari tersenyum

"Irene" Ujar Irene memperkenalkan namanya, Seulgi nampak mengangguk kemudian mereka berbincang sebentar sembari menunggu acara dimulai

"Test, test" Sapa seseorang dari depan mereka, kini semua atensi tertuju pada Mc yang berdiri tak jauh dari keluarga Park

"Baiklah, kita mulai saja pembukaan Alc Company dimulai" Ujar Mc itu, Mc itu kemudian menyerahkan micnya pada Alice

"Terimakasih, perkenalkan nama saya Alice Park biasanya dipanggil Alice. Saya adalah orang yang mendirikan perusahaan ini, selain karna saya memang lulusan Hukum. Saya juga ingin mengait semua tenaga kerja yang memiliki fokus pada yang berbau Hukum, dan juga membuka beberapa lowongan pekerjaan yang sekiranya dibutuhkan disini. Terimakasih untuk appa, eomma dan juga adik saya yang senantiasa membantu saya dan mendukung saya serta teman-teman saya dan juga sahabat saya yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu" Ujar Alice sembari menatap beberapa tamu undangan yang hadir

"Baik, mari kita mulai penguntingan pita oleh miss Alice" Ujar Mc itu sembari menyerahkan sebuah gunting yang sudah dihias menggunakan pita. Alice bergerak bersama dengan orang tuanya dan ChaeYoung dibelakang Alice. Alice mulai memotong pita itu dan setelah itu tepuk tangan terdengar. Setelah itu, mereka semua tamu undangan diajak masuk kedalam untuk menikmati hidangan yang telah disediakan

"Alice eonni, aku langsung jalan ya. Mau ke bandara" Pamit Limario

"Aku juga Alice eonni, banyak kerjaan dikantor" Ujar Jennie ikut pamit juga

"Makasih sudah datang ya Lim, Jen" Ujar Alice memeluk sebentar Jennie dan juga Limario

"Sukses terus eonni" Ujar Limario dan Jennie, Alice mengangguk kemudian Limario dan Jennie pamitan pada tuan dan nyonya Park, ChaeYoung, Seulgi dan juga Irene. Sesampainya diperusahaan tempat Jennie bekerja, Limario ikut turun dan membuka bagasi mobilnya sembari mengeluarkan buket bunga daisy yang tadi dibelinya dan nenyerahkannya ke Jennie

"Untukku?" Tanya Jennie ketika Limario menyodorkan buket bunga daisy

"Tentu saja, mana mungkin untuk uncleku" Ujar Limario sembari terkekeh, Jennie tersenyum dan memeluk sebentar bunganya

"Gomawo" Ujar Jennie menunjukkan gummy smilenya

"Aigo, kau sangat mengemaskan mandu. Selamat bekerja" Ujar Limario sembari mengusap pelan rambut Jennie, Jennie kemudian mulai masuk kedalam kantornya dan Limario berlanjut menuju ke bandara

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang