Tujuh Puluh Dua

1.6K 153 4
                                    

Dipesawat, Leo tidak merasa tenang apalagi setelah meninggalkan Jisoo sendirian di New Zealand. Alhasil, Leo tidak ingin makan meskipun susternya sudah mengajaknya

"Ada apa sus?" Tanya Limario yang melihat suster Leo membawa kembali nampan berisi makanan yang sudah disiapkan untuk Leo

"Leo tidak ingin makan tuan" Ujar suster

"Biar saya saja sus" Ujar Limario mengambil alih nampan makanan Leo dan berlalu menuju tempat duduk Leo. Tampak Leo sedang merakit legonya

"Hei" Sapa Limario sembari duduk didepan Leo

"Hei dad" Sapa Leo balik tapi masih fokus pada legonya

"Kenapa tidak ingin makan?" Tanya Limario meletakkan nampan makanan dimeja didepan Leo

"Apa eomma baik-baik saja disana?" Tanya Leo menghentikan aktivitas merakit legonya

"Tentu saja, ada banyak orang yang menjaganya" Ujar Limario berusaha agar Leo percaya bahwa Jisoo akan selalu baik-baik saja

"Makan dulu ya, ini mommy yang menyiapkannya. Kamu tidak kasihan pada mommy?" Tanya Limario, Leo yang mendengar itu menghela nafasnya kemudian mengangguk. Limario kemudian menyuapi Leo dengan menceritakan tentang hal-hal lucu agar Leo tidak bosan

"Selesai" Ujar Limario tersenyum karna makanan yang disiapkan oleh Jennie habis begitu saja

"Sekarang, kamu istirahat" Ujar Limario mengatur kembali lego Leo, memposisikan bangku tempat Leo duduk dan terakhir mengambilkan Leo selimut

"Thankyou daddy" Ujar Leo, Limario tersenyum dan mengecup puncak kepala Leo

"Dia akan tidur, temani dia" Ujar Limario ketika berpas-pasan dengan suster Leo, suster Leo mengangguk dan berlalu. Limario memilih meletakkan nampan bekas makanan Leo dan duduk disamping Jennie yang tengah membaca majalah

"Sayang" Panggil Limario sembari masuk kedalam sela-sela majalah

"Ih, aku lagi baca" Ujar Jennie sembari mengangkat sedikit majalah yang sudah terhalang oleh Limario

"Haish, kau lebih memilih majalah?" Tanya Limario, Jennie terkekeh lantas menyimpan majalahnya kemudian memeluk kepala Limario

"Kenapa sayang?" Tanya Jennie sembari mengusap pelan rambut Limario

"Anni, aku hanya merindukanmu" Ujar Limario sembari duduk tegak kembali dan menggigit pelan pipi Jennie. Setelah menikah, Limario selalu melakukan hal tersebut dan Jennie tidak pernah protes karna Jennie pun menyukainya

"Sini" Ujar Limario menepuk pahanya agar Jennie duduk dipangkuannya, Jennie kemudian bangkit dan duduk dipangkuan Limario

"Apa nanti anak kedua kita perempuan?" Tanya Limario sembari mengelus pelan perut Jennie, Jennie sekarang tengah mengandung dan sudah memasuki 1 bulan

"Aku berharap seperti itu" Ujar Jennie sembari memeluk leher Limario

"Apa kamu bahagia sayang?" Tanya Limario masih mengelus pelan perut Jennie

"Tentu saja" Ujar Jennie kemudian mencium bibir Limario

"Aku mencintaimu" Ujar Limario sembari tersenyum menatap Jennie

"Aku juga" Ujar Jennie masih memeluk leher Limario. Setelah menempuh beberapa jam penerbangan. Akhirnya, keluarga Kim telah tiba di Korea tepat pukul 10 malam waktu Korea dan Leo sudah terlelap digendongan Limario

"Dia kecapean kayaknya" Ujar Jennie mengelus pelan rambut Leo

"Kita langsung pulang saja kalau gitu" Ujar Limario, Jennie mengangguk kemudian mereka berjalan keluar untuk menemui orang yang menjemput mereka

"Eonni" Panggil Jennie kemudian memeluk Alice yang datang untuk menjemput mereka

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Alice

"Baik eonni, mana Fany?" Tanya balik Jennie mencari keponakannya yang lucu itu. Fany adalah anak dari Alice dan juga Suho. Yap, Suho memutuskan untuk melamar Alice setahun setelah Limario dan Jennie menikah. Mereka memiliki anak perempuan yang berusia hampir 2 tahun

"Dia sudah tidur, tidak mungkin aku membawanya" Ujar Alice, Alice kemudian melihat kearah Limario yang tengah mengendong Leo

"Kajja, aku akan mengantar kalian. Kalian butuh istirahat apalagi Leo" Ujar Alice kemudian mengiring mereka masuk kedalam mobil. Alice meskipun fokus dengan pekerjaannya, dia tidak pernah melupakan untuk saling tukar kabar dengan Limario dan juga Jennie

"Bagaimana kabar ChaeYoung, eonni?" Tanya Jennie karna mereka duduk dibangku paling belakang sementara ditengah ada nyonya-tuan Kim juga Leo dan yang ada dibangku depan adalah Limario dan juga Suho

"Baik, hanya saja dia lebih fokus ke S2nya" Ujar Alice, hubungan Alice dan ChaeYoung memang baik-baik saja tapi tidak dengan Limario dan Jennie. ChaeYoung membatasi berhubungan dengan Limario dan Jennie apalagi Jisoo adalah kakaknya Jennie sekaligus kakak ipar Limario

"Aku sedih akan Jisoo eonni" Ujar Jennie, Alice tentu mengetahui itu. Alice pun berusaha menghibur Jisoo meskipun terkadang Jisoo bilang tidak ada masalah tapi nyatanya? Jisoo sering sekali tertangkap oleh mata Jennie sedang menangis sambil menyebut nama ChaeYoung

"Aku berharap dia menyesal atas semuanya" Ujar Alice, bukannya ingin dendam dengan sang adik tapi cara ChaeYoung dengan mendiami semua orang adalah cara yang salah

"Dia masih tidak ingin mengetahui semuanya?" Tanya Jennie, Alice mengangguk pelan

"Selama di Australia, dia memilih fokus ke kuliahnya" Ujar Alice. Yap, ChaeYoung memutuskan untuk kuliah di Australia demi menghindari Jisoo yang sempat menyusulnya beberapa kali di Korea Selatan

"Seminggu lagi, dia akan pulang" Ujar Alice memberitahukan pada Jennie

"Aku berharap bisa bertemu dengannya eonni" Ujar Jennie menyandarkan kepalanya pada bahu Alice

"Jangan terlalu dipikirkan, kasihan anakmu" Ujar Alice karna Alice tentu mengetahui bahwa Jennie sekarang tengah mengandung anak keduanya.

Kini, keluarga Kim beserta Alice dan Suho telah tiba dirumah Limario dan Jennie. Limario dan Jennie memutuskan membeli sebuah rumah yang cukup besar untuk mereka tinggali bersama

"Aigo, dia sangat kecapean sepertinya" Ujar Alice melihat Limario menggendong Leo kembali yang tadi sempat duduk bersama dengan tuan-nyonya Kim

"Gomawo eonni" Ujar Jennie

"Ne, istirahatlah. Kami akan langsung pulang, besok kita harus pertemukan Leo dengan Fany" Ujar Alice langsung pamit karna takut mengganggu waktu istirahat keluarga Kim

"Sekali lagi makasih eonni, oppa" Ujar Jennie tersenyum simpul pada Suho

"Kami pulang dulu" Ujar Alice yang langsung berlalu diikuti mobil satunya yang Alice bawa untuk menampung maid dan yang lainnya. Setelah memastikan mobil Alice sudah pergi, Jennie memberitahu pada pihak keamanan untuk mengunci gerbang rumah

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang