Tiga Puluh Enam

2.1K 174 4
                                    

"Jadi? Apakah mandu ini tidak merindukanku?" Tanya Limario ketika Jennie hendak menyusul Alice, Jennie menoleh dan tersenyum sendu kemudian langsung memeluk Limario

"Kau jahat, kau membuatku khawatir" Ujar Jennie memukul pelan lengan Limario, Limario hanya tersenyum dan mengelus puncak kepala Jennie dengan sayang

"Mian, aku tidak akan mengulanginya lagi" Ujar Limario masih setia mengelus rambut Jennie

"So, tawaran dinnerku masih berlaku. Wanna go?" Tanya Limario memberi kelonggaran pada pelukan mereka

"Ya, aku mau" Ujar Jennie sembari tersenyum

"Aku merindukan gummy smile ini" Ujar Limario sembari mengelus pelan pipi Jennie

"Istirahatlah Lim" Ujar Jennie, Limario mengangguk kemudian mereka berpisah untuk ke kamar masing-masing. Pagi ini, dapur sudah diisi oleh Alice dan juga Jennie. ChaeYoung yang baru selesai mandi, bergegas turun diikuti oleh Limario yang sudah siap dengan pakaian pilotnya

"Kau sudah masuk kerja, Lim?" Tanya Alice ketika melihat Limario sedang menyimpan koper kecilnya didekat pintu

"Iya eonni, penerbangan akan terus berjalan" Ujar Limario sembari duduk bersama dengan ChaeYoung yang sedang meminum susu coklat. Setelah Jisoo membuatkannya susu coklat, ChaeYoung jadi sangat menyukai minuman itu

Dilain sisi, ada Jisoo yang baru saja selesai dengan tumpukan berkasnya. Jisoo saat ini hendak pergi untuk makan siang tapi diurungkan karna tiba-tiba kedua orang tuanya datang untuk menemuinya

"Ada apa appa? Eomma?" Tanya Jisoo ketika kedua orang tuanya memasuki ruangannya kemudian duduk disofa, Jisoo menyusul untuk duduk disamping nyonya Kim

"Bagaimana adikmu? Sudah ketemu?" Tanya tuan Kim yang duduk disingle sofa

"Belum appa, aku masih berusaha untuk mencari" Ujar Jisoo

"Huft, kenapa anak itu susah sekali dicari? Bahkan orang kantor tidak bisa menemukannya" Ujar tuan Kim, tuan Kim kemudian memperhatikan Jisoo

"Wae?" Tanya Jisoo yang merasa diperhatikan

"Kau tidak mencoba untuk menyembunyikan adikmu kan?" Tanya tuan Kim

"Apa maksud appa? Aku selama ini mencari Jennie juga" Ujar Jisoo dengan nada tidak sukanya. Sebenarnya, Jisoo tidak marah tapi Jisoo berkata demikian agar orang tuanya tidak curiga

"Sudahlah, kenapa kau malah menuduh Jisoo? Kalau bukan karna keegoisanmu, mungkin Jennie masih ada disini" Ujar nyonya Kim yang sedaritadi hanya diam saja

"Itu demi kebaikan Jennie" Ujar tuan Kim yang beralih menatap nyonya Kim

"Kebaikan katamu? Kebaikan itu ketika putrimu memilih kabur dari rumah? Iya?" Tanya nyonya Kim dengan nada suara yang mulai naik

"Kenapa kau jadi mempermasalahkan perjodohan ini?" Tanya tuan Kim yang ikut tersulut emosi juga

"Aku dari awal tidak pernah setuju dengan ini semua, kau saja yang terlalu memaksa anak-anakmu" Ujar nyonya Kim mulai berdiri, Jisoo yang melihat kedua orang tuanya bertengkar memilih menarik tangan nyonya Kim untuk duduk kembali

"Eomma, tenangkan dirimu" Ujar Jisoo mencoba untuk menenangkan nyonya Kim

"Haish, kau sama dengan kedua putrimu" Ujar tuan Kim lalu beranjak dari sana, Jisoo melihat kepergian tuan Kim langsung beralih pada nyonya Kim

"Eomma, gwenchana?" Tanya Jisoo memastikan keadaan nyonya Kim

"Ne, gwenchana" Ujar nyonya Kim berusaha mengatur nafasnya. Jisoo mengelus pelan lengan nyonya Kim

"Jisoo, berjanjilah pada eomma agar segera menemukan adikmu" Ujar nyonya Kim sembari menggenggam tangan Jisoo

"Eomma, mianhae. Sebenarnya Jisoo sudah menemukan dimana Jennie tapi eomma jangan bilang pada appa. Jennie ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu. Jika dipaksa lagi, ada kemungkinan dia pergi lebih jauh lagi dari kita" Ujar Jisoo

"Apa kau serius, Jisoo?" Tanya nyonya Kim

"Ne, eomma. Mianhae, ini semua Jisoo lakuin biar appa juga tak menyusul Jennie. Jisoo hanya tidak mau kalau nanti Jennie bertambah marah pada kita" Ujar Jisoo

"Bolehkah eomma meminta sesuatu yang bisa berhubungan dengan dia? Eomma sangat merindukannya" Ujar nyonya Kim, Jisoo mengangguk kemudian berlalu mengambil secarik kertas dan juga bolpoin. Jisoo menulis nomor baru Jennie disana

"Ini eomma, berjanjilah padaku jangan memberitahukan ini pada appa" Ujar Jisoo sembari memberikan kertas yang berisikan nomor Jennie

"Ne, gomawo Jisoo" Ujar nyonya Kim menerima kertas itu, kemudian nyonya Kim pamit pulang. Jisoo memilih mengambil tasnya dan segera keluar untuk makan direstoran favoritnya. Setelah sampai, Jisoo langsung keluar dan mengambil tempat duduk diujung. Jisoo duduk membelakangi pintu masuk karna Jisoo ingin melihat pemandangan lewat jendela besar yang ada direstoran itu

"Silahkan, mau pesan apa?" Tanya pelayan yang datang menghampiri Jisoo dengan buku menunya, Jisoo kemudian membuka buku menu itu dan mulai memesan makanan juga minuman

"Baik, silahkan tunggu" Ujar sang pelayan kemudian berlalu

"Huft" Helaan nafas Jisoo terdengar, rasanya Jisoo benar-benar sangat pusing sekarang. Jisoo menutup matanya tapi kemudian Jisoo mendengar dari arah belakangnya seperti sedang ada yang beradu argumen

"Kapan kau akan menikahku? Kau lihat, bahkan Leo sudah berusia 2 tahun" Ujar seorang yang berada dibelakang Jisoo, Jisoo menebak itu adalah seorang wanita dari suaranya

"Apa kau tidak bisa sabar? Aku saja belum memutuskan hubunganku dengan dia" Ujar seorang lainnya, terdengar seperti suara cowok

"Kau ingin mengantungku terus?" Tanya wanita tadi, mereka terus beradu argumen sampai satpam turun untuk melerai. Jisoo hendak melihat pasangan itu tapi keburu pesanannya datang, setelah pelayan itu meletakkan makanan. Jisoo langsung berbalik dan hanya melihat seorang anak kecil yang mengikuti pasangan tadi

"Aigo, sudah punya anak saja tapi masih seperti itu" Ujar Jisoo kemudian fokus pada makanannya

---------------------------------------------------------

Selamat menjalani ibadah puasa bagi yang Muslim🙏

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang