Dua tahun berlalu...
Sudah dua tahun lamanya, Limario dan Jennie menatap di New Zealand. Selain mengobati Leo, mereka juga tidak ingin meninggalkan Leo yang masih memiliki trauma akan pesawat. Tapi sekarang, kini keluarga Kim kecuali Jisoo sedang berkemas untuk pulang kembali ke Korea Selatan
"Barang-barang Leo sudah semua?" Tanya Jennie pada suster Leo. Suster Leo hanya menjaga Leo ketika Jennie sedang ikut Limario ke Korea Selatan meskipun tidak sering karna ada Jisoo yang menemani Leo
"Sudah nyonya" Ujar sang suster, Jennie mengangguk kemudian berlalu mengecek Limario yang sedang meletakkan beberapa koper diruang tamu
"Sayang, dimana eommamu?" Tanya nyonya Kim pada Leo yang sedang duduk tenang disofa ruang tv
"Masih diatas wehalmeoni" Ujar Leo karna daritadi Jisoo tidak turun menghampirinya
"Tolong panggilkan, bilang padanya kita akan jalan sebentar lagi" Ujar nyonya Kim, Leo mengangguk kecil kemudian berlalu untuk segera menaiki tangga menuju kamar Jisoo.
Selama pengobatannya, Leo benar-benar tumbuh menjadi anak yang sehat dan tentu memiliki etika yang baik. Leo sering diajarkan oleh Limario dan Jennie, tentu saja Jisoo ikut andil didalamnya karna terkadang Jisoo menemani Leo tidur bersama karna Limario dan Jennie pergi ke Korea Selatan
"Eomma" Panggil Leo mengetuk pelan pintu kamar Jisoo tapi tidak ada jawaban, Leo agak berjinjit dan membuka pintu kamar Jisoo dan tampaklah Jisoo sedang membelakanginya dengan ponsel ditelinganya
"Iya, nanti akan ku kirim" Ujar Jisoo, Leo memilih menutup pelan pintu kamar Jisoo dan bergerak menaiki tempat tidur Jisoo dengan bantuan tangga kecil yang disiapkan oleh Jisoo untuknya
"Oke" Ujar Jisoo mengakhiri panggilan telfonnya dan berbalik kemudian tersenyum menatap Leo yang sedang berhitung menggunakan bahasa Korea
"Hei anak eomma" Sapa Jisoo bergerak menuju Leo
"Eomma sudah menelfon?" Tanya Leo, Jisoo mengangguk dan mengusap pelan rambut Leo
"Ada apa kesini sayang?" Tanya Jisoo masih setia mengusap rambut Leo
"Disuruh wehalmeoni, katanya kita akan berangkat" Ujar Leo sembari turun menggunakan tangga kecil tadi dan mengandeng tangan Jisoo
"Baiklah, kajja" Ajak Jisoo langsung berjalan bersama dengan Leo. Leo tipikal anak yang sangat menghargai perempuan karna Limario selalu mengajarkannya
"Apa eomma yakin tidak ingin ikut ke Korea?" Tanya Leo ketika mereka sedang menutup pintu kamar Jisoo
"Tidak sayang, eomma harus mengurus semuanya agar bisa menyusul kalian" Ujar Jisoo kembali membawa Leo berjalan menuruni tangga
"Baby, ke daddy dulu sayang. Pake jaketnya" Ujar Jennie ketika melihat Leo turun bersama dengan Jisoo
"Ne, mommy" Ujar Leo melepaskan tangannya dari tangan Jisoo dan bergegas menghampiri Limario untuk memakai jaketnya
"Eonni benar tidak ingin ikut?" Tanya Jennie ketika Jisoo memilih duduk memperhatikan mereka yang sedang bersiap
"Aku masih harus mengurus semuanya, baru aku akan menyusul" Ujar Jisoo sembari memakan cemilan yang ada dimeja
"Ingat loh eonni, seminggu lagi Leo akan masuk Kindergarten" Ujar Jennie mengingatkan agar Jisoo tidak melupakan momen yang satu itu
"Ne, kau sudah mengingatkannya ribuan kali Jendeuki" Ujar Jisoo masih fokus dengan cemilannya
"Sudah semua, tinggal berangkat saja" Ujar Limario sembari mengandeng tangan Leo
"Baiklah, kajja" Ajak tuan Kim. Mereka kemudian berlalu, maid beserta yang lainnya menaiki 1 mobil bersama sedangkan keluarga Kim menaiki mobil milik Jisoo
"Mommy, apa di Korea semua orangnya baik-baik?" Tanya Leo yang duduk dipangkuan Jennie
"Tentu saja sayang" Ujar Jennie sembari merapikan rambut Leo yang agak berantakan
"Eomma" Panggil Leo, Jisoo yang tengah melihat pekerjaan langsung mematikan ipadnya dan tersenyum kearah Leo
"Aku mau sama eomma, mommy" Ujar Leo berpindah menjadi dipangkuan Jisoo
"Eomma jangan terlalu sering bekerja, nanti sakit" Ujar Leo setelah berada dipangkuan Jisoo
"Iya sayang" Ujar Jisoo sembari mengusap pelan rambut Leo
"Tuh, dengar apa kata anakmu. Jangan terlalu sering kerja" Nyonya Kim menambahkan, Jisoo menghela nafasnya
"Iya" Ujar Jisoo mengalah saja daripada nanti ribet. Sepanjang perjalanan, Leo banyak bertanya tentang banyak hal sampai akhirnya dia tertidur dipelukan Jisoo
"Lim, turunlah dulu. Ambil Leo" Ujar Jisoo sedikit berbisik, Limario mengangguk kemudian turun dan membuka pintu penumpang kemudian mengambil alih Leo yang masih tertidur
"Aigo, badanku" Ujar Jisoo merasakan agak sakit dibadannya karna sudah posisi duduk ditambah Leo yang tidur dipelukannya
"Kalian baik-baik disana, aku akan mengurus semuanya disini baru akan menyusul" Ujar Jisoo
"Kamu juga baik-baik, kalau ada apa-apa. Hubungi kami" Ujar nyonya Kim lalu memeluk Jisoo
"Jaga dirimu" Ujar tuan Kim langsung memeluk Jisoo, Jisoo membalas pelukan tuan Kim dan Jisoo beralih ke Jennie
"Baik-baik ya eonni" Ujar Jennie sembari tersenyum dibalik pelukannya bersama dengan Jisoo. Karna sudah berada dibandara, otomatis suasana agak sedikit berisik. Hal itulah yang membuat Leo terbangun dari tidurnya
"Eughh mommy" Ujar Leo yang mulai bangun dan mengucek matanya tapi hal itu ditahan oleh Jisoo
"No, tidak boleh mengucek matanya" Ujar Jisoo, Leo menghentikan aktivitasnya kemudian melihat siapa yang menggendongnya. Setelah mengetahui ternyata Limario yang menggendongnya, Leo kembali memeluk erat tubuh Limario
"Aigo, itu. Tidak ingin pamit pada eomma?" Tanya Limario, Leo yang mendengar itu kemudian meminta turun pada Limario. Limario menurunkan Leo, Leo meminta Jisoo menuduk
"Eomma baik-baik disini. Jika ada yang jahat, beritahu uncle Jo" Ujar Leo sembari mengusap pelan rambut Jisoo
"Ne, baby" Ujar Jisoo tersenyum, Jisoo merentangkan tangannya yang langsung disambut oleh Leo. Mereka berpelukan cukup lama, sampai akhirnya mereka harus berpisah
"Uncle Jo, jaga eomma" Ujar Leo memerintah bodygruad Jisoo
"Baik tuan muda" Ujar Jo menanggapi Leo, mereka tersenyum dan akhirnya keluarga Kim masuk kedalam bandara untuk segera menuju ke Korea menggunakan pesawat pribadi milik Limario
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain
Roman d'amourMenceritakan tentang seorang pilot yang sangat mencintai pekerjaannnya tapi pilot tersebut mempunyai masa lalu yang sangat menyakitkan. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang mengubah warna hidupnya. Akankah sang pilot bisa membuka hatinya kembali?