Jennie menatap takjub apa yang dia lihat, Limario ikut tersenyum apalagi tampaknya Jennie sangat senang melihat apa yang sudah dia siapkan
(Anggep aja di Korea wkwk)
"Apakah kau akan berdiri saja, Jen? Kakiku sudah pegal" Ujar Limario sembari tertawa kecil, Jennie yang tersadar kemudian memilih untuk duduk
"Aku sudah menyiapkan ini semua untukmu" Ujar Limario ketika mereka berdua sudah duduk berhadapan
"Gomawo, ini sangat indah" Ujar Jennie ketika melihat makanan sudah disiapkan
"Makanlah Jen" Ujar Limario, mereka kemudian makan dengan keadaan hening. Limario sebenarnya gugup, ada hal yang ingin dia bicarakan dengan Jennie
"Jen" Panggil Limario, Jennie mendongkak dengan tatapan bertanya
"Emm" Limario hendak bicara tapi tiba-tiba pelayan mengantarkan beberapa makanan lagi
"Haish" Ujar Limario ketika pelayan itu tengah menyusun makanan yang baru saja dia bawa
"Jen" Panggil Limario lagi
"Silahkan dinikmati tuan dan nyonya" Ujar pelayan itu, Jennie yang melihat makanan didepannya menjadi tergoda dan mulai memakan makanannya. Sedangkan Limario memperhatikan Jennie yang menggoyangkan kepalanya kesana kesini karna saking enaknya makanan yang sudah dihidangkan
"Huft" Limario menghela nafasnya, Limario ingin mengatakan sesuatu pada Jennie saja malah sesusah ini. Limario memilih kembali memakan makananya sembari berusaha merangkai kata yang tepat. Selesai makan, Limario hendak berbicara lagi tapi lagi-lagi tidak bisa karna Jennie hendak ke toilet
"Sebentar ya Lim" Ujar Jennie yang kemudian berdiri, Limario memijat pangkal hidungnya
"Haish, kenapa cuman berkata tentang itu bisa sesusah ini?" Gerutu Limario pada dirinya sendiri, Limario menoleh ke kanan dan menikmati pemandangan yang ada. Setelah beberapa saat, Jennie telah kembali dan duduk ditempatnya
"Tadi kau akan mengatakan apa Lim?" Tanya Jennie, Limario yang sedang menikmati pemandangan kemudian menoleh dan menarik nafasnya untuk mengatakan suatu hal pada Jennie
"Begini, Jen...." Limario hendak melanjutkan ucapannya tapi ponsel Jennie berdering menandakan ada yang menelfonnya. Jennie mengambil ponselnya dan melihat nomor yang tidak dikenal menelfonnya
Yeoboseyo
Nini?
Jennie terdiam setelah orang itu menjawabnya, Jennie melihat kembali nomor itu
Nini?
E-eomma?
Limario yang sedang memperhatikan Jennie dibuat terdiam kala Jennie mengucapkan kata "Eomma", Limario jadi mengetahui jika yang menelfon Jennie adalah ibunya
Nini dimana?
Nini sedang makan malam di restoran eomma
Kapan pulang nak?
Mianhae, aku belum bisa pulang eomma
Gwenchana Nini, eomma senang mendengar suaramu
Nini juga senang mendengar suara eomma
Tampak air mata Jennie mulai membasahi pipinya, Limario yang melihat itu memilih mengeser kursinya dan menenangkan Jennie
Mianhae Nini, eomma minta maaf tidak bisa membantumu tapi eomma janji eomma akan membantumu kali ini tapi pulanglah Nini
Mianhae eomma, Nini hanya butuh waktu disini
Apa kau membenci appa dan eomma?
Pertanyaan dari ibu Jennie membuat Jennie semakin terisak, Jennie tidak membenci orang tuanya. Jennie sangat menyayangi keduanya, Jennie hanya butuh waktu untuk menenangkan dirinya
Eomma jangan berbicara seperti itu, Nini tidak membenci appa dan eomma. Nini hanya butuh waktu eomma
Ne, eomma mengerti. Jaga dirimu baik-baik Nini. Eomma menyayangimu
Ne, Nini juga menyayangi eomma
Bye nak, selamat menikmati makan mu. Eomma tutup dulu telfonnya
Bye eomma
Sambungan berakhir, Jennie masih terisak. Jennie sudah sangat merindukan kedua orang tuanya tapi keegoisan ayahnya sangat membuatnya bimbang antara pulang dan tidak. Limario yang melihat Jennie menangis memilih mengenggam kedua tangan Jennie
"Hey, gwenchana. Semua akan baik-baik saja" Ujar Limario sembari mengelus pelan punggung tangan Jennie. Limario menghela nafasnya kemudian berdiri
"Kajja, aku akan mengajakmu ke suatu tempat" Ujar Limario memberikan tangannya pada Jennie, Jennie dengan masih menangis menerima tangan Limario. Kemudian mereka bergerak meninggalkan restoran tersebut dan menuju tempat yang sudah dijanjikan oleh Limario
"Namsan Tower?" Tanya Jennie ketika mereka sudah sampai ditempat yang Limario maksud
"Haish, kenapa kau selalu bisa menebaknya mandu? Jadi tidak kejutan untukmu" Ujar Limario, Jennie yang mendengar itu sedikit tersenyum
"Kajja, kita jalan-jalan. Mungkin itu bisa membuatmu sedikit tenang" Ujar Limario sembari keluar dari mobil diikuti oleh Jennie, Limario menggenggam tangan Jennie dan membawa Jennie berjalan-jalan menyelusuri Namsan Tower
"Jennie, bagaimana bisa kau memiliki pipi seperti mandu?" Tanya Limario sembari memperhatikan pipi Jennie
"Entah, dari dulu pipiku seperti ini" Ujar Jennie, Limario kemudian berhenti begitupun dengan Jennie. Limario mengangkat tangannya dan mengelus pelan pipi Jennie
"Pipi mandu ini tidak boleh terkena air apalagi air mata, berjanjilah padaku untuk menjaga pipi mandu ini?" Ujar Limario masih mengelus pelan pipi Jennie, Jennie yang mendapat perlakuan dari Limario mendadak kaku dan terdiam memandangi Limario yang masih sibuk memperhatikan pipinya
"Haish, aku jadi ingin memakannya" Ujar Limario seketika gemas dan mencubit pipi Jennie
"Yakk, Lim. Haish, itu sakit" Ujar Jennie sedangkan Limario langsung berlari meninggalkan Jennie yang hendak mengamuk dan berakhirlah mereka dengan kejar-kejaran. Jennie mendadak melupakan kejadian ketika eommanya menelfon, Limario yang menyadari itu seketika tersenyum dengan masih berlari menghindari amukan Jennie
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain
RomanceMenceritakan tentang seorang pilot yang sangat mencintai pekerjaannnya tapi pilot tersebut mempunyai masa lalu yang sangat menyakitkan. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang mengubah warna hidupnya. Akankah sang pilot bisa membuka hatinya kembali?