Jennie sudah mendengar cerita dari Jisoo dan Jennie benar-benar menyayangkan perbuatan appa mereka karna bagaimanapun juga, Jisoo yang paling banyak turut andil untuk perusahaan keluarga mereka
"Aku tidak tau harus bagaimana lagi, Jendeuki. Aku benar-benar pasrah sekarang" Ujar Jisoo benar-benar merasa hancur apalagi dengan mudahnya ayahnya memberikan perusahaannya pada Kai yang hanya orang asing diantara mereka
"Jangan begitu Jisoo eonni, semua akan baik-baik saja" Ujar Jennie mencoba menenangkan Jisoo karna bagaimanapun jika Jisoo sudah bertindak, bahkan Jennie pun tidak berani macam-macam. Jisoo adalah tipikal orang yang banyak diam tapi jika sudah bertindak, semua akan bungkam. Jisoo pernah diam karna dituntut ini itu oleh ayahnya, alhasil Jisoo kabur dari rumah dan hingga saat ini mereka belum tau Jisoo kabur kemana. Untungnya sang ibu menelfon sembari menangis pada Jisoo begitupun juga dengan Jennie dan karna keduanya Jisoo pulang kembali
"Aku akan menghancurkan dia, berani-beraninya dia menyentuh apa yang sudah ku usahakan" Ujar Jisoo, mata Jisoo benar-benar merah karna sehabis menangis dan juga menahan emosinya
"Eonni, tenanglah dulu. Kita pikirkan cara lain, jangan pakai emosi" Ujar Jennie berusaha memberikan ketenangan pada Jisoo
"Aku lelah Nini" Ujar Jisoo menunduk dalam dan air matanya kembali mengalir, Jennie membenci situasi saat ini. Jennie hanya bisa memberikan kekuatan pada Jisoo bagaimanapun caranya
"Tenanglah, Nini akan selalu disini" Ujar Jennie dengan nada bergetar karna jujur saja jika Jennie menjadi Jisoo, Jennie pasti tidak akan kuat
"Gomawo" Ujar Jisoo, Jennie mengangguk tapi kemudian bel apartemennya berbunyi. Jennie berdiri dan membukakan pintu
"Alice eonni?" Panggil Jennie yang melihat Alice datang sendirinya
"Boleh aku masuk?" Tanya Alice, Jennie mengangguk kemudian memberi jalan untuk Alice. Alice masuk dan menemui Jisoo, Jennie ikut duduk bersama dengan Alice dan Jisoo
"Eonni ingin minum apa?" Tanya Jennie, Alice menggeleng tanda tidak ingin apa-apa
"Jisoo, aku datang kesini ingin memberitahukanmu tentang sesuatu. Ku harap kau mendengarkanku dan mengikuti apapun yang ku bicarakan, ini untuk kalian berdua" Ujar Alice langsung pada pembahasan yang sudah dia, Limario dan ChaeYoung bicarakan.
Kembali pada Limario yang kini telah sampai di kota kelahirannya, Limario menghela nafasnya kemudian berjalan menuju taksi. Setelah menyebutkan alamatnya, taksi membawa Limario pergi memasuki sebuah gedung
"Selamat datang tuan muda" Sapa resepsionis ketika melihat Limario masuk kedalam gedung, Limario hanya tersenyum simpul kemudian berjalan memasuki lift khusus CEO. Limario langsung menekan angka 15 pada tombol yang ada dalam lift tersebut, lift bergerak naik membawa Limario ke lantai yang dia tuju
"Apa daddy ada didalam?" Tanya Limario pada sekretaris pribadi ayahnya
"Ada tuan muda, silahkan" Ujar sang sekretaris membukakan pintu untuk Limario, Limario langsung masuk kedalam dan melihat ada kedua orang tuanya yang sedang makan siang bersama
"Hallo boy, kenapa tiba-tiba kesini?" Tanya tuan Marco ketika melihat Limario yang baru saja datang, Limario langsung mengambil tempat disebelah nyonya Cilla
"Ada apa sayang?" Tanya nyonya Cilla melihat Limario yang nampak terburu-buru. Limario kemudian menjelaskan maksud kedatangannya pada kedua orang tuanya, kedua orang tuanya tentu saja mendengarkan apa yang disampaikan oleh anak tunggal mereka
"Jika itu yang menurutmu terbaik, daddy akan membantumu" Ujar tuan Marco setelah mendengar apa yang Limario sampaikan
"Tenanglah, mommy dan daddy akan membantumu" Ujar nyonya Cilla sembari mengusap pelan bahu Limario. Dari dulu, Limario sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Bahkan, apapun yang Limario inginkan mereka akan selalu berusaha untuk mendapatkannya untuk Limario
"Berjanjilah untuk selalu mendukungku" Ujar Limario menatap kedua orang tuanya secara bergantian, nyonya Cilla tersenyum dan meraih tangan Limario kemudian menggenggamnya
"Kami akan selalu mendukungmu, nak. Tenanglah, semua akan baik-baik saja" Ujar nyonya Cilla kemudian membawa Limario kedalam pelukannya, Limario memeluk erat sang ibu. Menumpahkan segala perasaannya kepada sang ibu
"Hei, berjuanglah. Jangan takut, daddy dan mommy akan selalu ada untukmu" Ujar tuan Marco sembari berdiri dan menepuk-nepuk punggung Limario yang masih memeluk nyonya Cilla
"Tak apa, semuanya akan baik-baik saja" Ujar nyonya Cilla yang berusaha menenangkan Limario yang kini sudah terisak didalam dekapan sang ibu
"Dulu, kau selalu bilang pada daddy. Kau malu menangis apalagi didepan mommymu, kenapa sekarang kau menangis?" Tanya tuan Marco berusaha untuk mengajak Limario bercanda tapi situasinya tidak mendukung, Limario malah semakin memeluk erat sang ibu
"Haish, jangan bercanda dulu. Anakmu sedang tidak ingin mendengar jokes bapak-bapak tua sepertimu" Ujar nyonya Cilla sembari mengusap pelan kepala Limario
"Beginilah jika memiliki anak tunggal, posisi kita selalu tergeser" Ujar tuan Marco memilih duduk kembali ke kursinya sementara nyonya Cilla masih berusaha menenangkan Limario
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain
RomanceMenceritakan tentang seorang pilot yang sangat mencintai pekerjaannnya tapi pilot tersebut mempunyai masa lalu yang sangat menyakitkan. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang mengubah warna hidupnya. Akankah sang pilot bisa membuka hatinya kembali?