Enam Puluh Enam

1.7K 174 4
                                    

Limario dan Jisoo sudah sampai ditempat kejadian, sudah banyak orang disana baik relawan maupun keluarga para penumpang

"Lim, palli" Ujar Jisoo langsung bergerak keluar, Limario menghela nafasnya kemudian turun menyusul Jisoo

"Ahjussi, aku ingin masuk" Ujar Jisoo tepat didepan garis polisi yang sedang dijaga oleh beberapa pihak berwajib

"Maaf nona, untuk relawan akan dibuka esok pagi. Kami pihak berwajib akan turun dulu" Ujar polisi tersebut, Jisoo mengeram kesal lantas berbalik menghadap Limario. Limario yang paham kemudian mengeluarkan dompet dan mengambil tanda pengenalnya

"Saya memiliki saudara disana, apa saya boleh turun langsung?" Tanya Limario, petugas itu sekilas melihat tanda pengenal Limario kemudian memberikan jalan untuk Limario juga Jisoo agar masuk membantu

"Eonni, tunggulah disini. Aku akan membantu pihak berwajib, cukup tunjukkan saja muka Jin dan keluarganya" Ujar Limario, Jisoo mengangguk lalu membuka instagram milik istri Jin dan memberikan foto keluarga Jin pada Limario

"Oke, aku sudah melihatnya. Eonni, tunggu disini dan jangan kemana-mana" Ujar Limario memberikan perintah pada Jisoo

"Baiklah, berhati-hatilah" Ujar Jisoo, Limario berlalu bergabung bersama dengan para pihak berwajib. Setelah menganti sepatunya dengan sandal yang disediakan, Limario beserta para pihak berwajib menaiki sebuah perahu karet

"Ini akan dibagi-bagi, berpencarlah. Kecelakaan kali ini tidak separah itu, semoga ada yang selamat" Ujar sang polisi yang bertugas memimpin semuanya. Terhitung ada beberapa perahu karet yang turun untuk mencari para penumpang dan juga para awak

"Huft" Helaan nafas terdengar dari Limario yang duduk agak dipinggir sembari memperhatikan laut lepas ini, Limario berusaha mencari siapa tau dia menemukan Jin atau istrinya dan Limario paling berharap bisa menemukan anaknya dengan selamat

"Kapten, tidak mengingat saya?" Tanya seorang pihak berwajib yang duduk tepat didepan Limario, Limario mengerutkan keningnya karna merasa tidak tau dengan siapa dia berbicara

"Saya Joy, dulu saya pernah bertemu kapten dibandara Bangkok" Ujar Joy, seorang polisi

"Ah, yang dulu ketinggalan pesawat?" Tanya Limario, Joy mengangguk. Dulu, Joy bertemu Limario dan meminta tolong padanya agar bisa sampai di Korea. Untungnya, Limario mau menolongnya

"Sedang mencari siapa kapten?" Tanya Joy karna daritadi Limario melihat kesana kemari

"Ah, ada saudaraku dipenerbangan ini" Ujar Limario

"Baiklah kapten, aku akan membantu kapten" Ujar Joy, Limario tersenyum simpul dan kembali melihat-lihat siapa tau dia bisa bertemu dengan Jin serta istri juga anaknya

"Saya berharap saudara kapten ada yang selamat" Ujar Joy

"Saya pun berharap seperti itu" Ujar Limario, perahu karet Limario dan yang lainnya telah sampai dipertengahan laut. Sudah beberapa jam mereka mencari, sudah banyak juga korban ditemukan tapi untuk Jin dan keluarganya belum ada tanda-tanda

"Ini sudah jam makan siang, kami akan menghentikan pencarian" Ujar seorang pihak berwajib yang memimpin perahu karet Limario, Limario menghela nafasnya kemudian memandang sesuatu ditepi laut seberang

"Tunggu, itu. Itu seperti orang" Ujar Limario menghentikan aktivitas polisi itu yang hendak pergi, polisi itu mengikuti apa yang Limario lihat dan benar saja itu nampak seperti orang yamg terdampar

"Kita akan kesana" Ujar polisi itu memutar balik dan menuju ke tepi laut itu, Limario merasa jantungnya berdebar keras. Sesampainya diujung laut itu, Limario langsung turun dan mendekati orang yang dilihatnya tadi

"Ini? Ini anak Jin kan?" Tanya Limario melihat seorang anak kecil dengan bibir yang sangat pucat, tanpa basa basi Limario langsung mengendong anak itu dan berlalu ke perahu karet. Polisi itu langsung membawa mereka menuju ke tepian, tampak beberapa orang sudah standby disana tapi Limario langsung turun dan bergegas ke mobilnya diikuti oleh Jisoo

"Apa benar ini anak Jin?" Tanya Limario yang masih berlari sembari mengendong anak itu, Jisoo nampak melihat sekilas

"Iya, ini Leo" Ujar Jisoo yang ikut berlari bersama dengan Limario, Jisoo langsung membuka pintu belakang dan Limario langsung memasukkan Leo disana

"Joy, aku akan membawa anak ini. Anak ini tanggung jawabku" Ujar Limario ketika melewati Joy, Joy nampak mengangguk saja. Kemudian, Jisoo langsung menjalankan kendaraannya menuju salah satu rumah sakit terbaik di New Zealand

"Tolong" Teriak Jisoo ketika mereka telah sampai, datanglah beberapa perawat dengan bangsal mereka. Limario langsung menempatkan Leo disana, para perawat langsung membawa Leo menuju ke UGD. Jisoo hendak masuk tapi Limario menahan Jisoo

"Biarkan aku masuk Lim" Ujar Jisoo memberontak hendak masuk, Limario memilih memeluk tubuh Jisoo agar Jisoo bisa tenang

"Tenanglah, dokter akan memeriksanya" Bisik Limario, Jisoo mendadak diam dan mengangguk. Limario kemudian melepaskan pelukannya pada Jisoo dan menghubungi Jennie agar Jennie dapat kesini untuk menemani Jisoo. Tidak lama, keluar dokter yang tadi menangani Leo

"Bagaimana dokter?" Tanya Jisoo yang langsung berdiri didepan sang dokter sementara Limario menyimpan ponselnya disaku celananya

"Beruntung kalian membawanya dengan cepat, kalau tidak mungkin anak itu tidak akan selamat. Untuk kondisinya, kami akan memeriksa lebih lanjut lagi tapi untuk luka luarnya sudah kami bersihkan. Mungkin dia juga akan mengalami sedikit trauma, sepertinya kedua orang tuanya berusaha menyelamatkannya. Jika nanti dia sudah sembuh dan sadar dari lukanya, bawalah dia ke psikologi anak" Ujar sang dokter

"Terimakasih dokter" Ujar Limario, dokter berlalu pamit kemudian Jisoo memilih duduk dibangku yang ada didekat ruang UGD

"Aku akan mengurus administrasinya dulu eonni, sebentar lagi Jennie akan datang. Tunggulah" Ujar Limario yang kemudian berlalu untuk mengurus segala keperluan berobat Leo

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang