Enam Puluh Delapan

1.7K 182 4
                                    

Setelah agak tenang, Limario memilih masuk dan berusaha memasang wajah yang biasa saja

"Darimana, Lim?" Tanya nyonya Kim ketika melihat Limario sudah masuk dan berdiri didekat Jennie

"Menemui dokter" Ujar Limario, nyonya Kim mengangguk saja dan fokus pada majalah yang ada ditangannya

"Jisoo eonni, bisakah kita berbicara? Ada hal yang ingin ku sampaikan" Ujar Limario, Jennie sekilas menoleh pada Limario tapi Limario hanya tersenyum sekilas

"Tunggu ya" Ujar Jisoo mengusap pelan rambut Leo dan meninggalkannya bersama dengan Jennie kemudian berjalan keluar diikuti oleh Limario

"Wae?" Tanya Jisoo menunggu apa yang akan disampaikan oleh Limario

"Leo mengalami hilang ingatan eonni" Ujar Limario pelan tapi masih didengar oleh Jisoo

"Mwo?" Kaget Jisoo, Limario menceritakan apa yang tadi dokter bilang padanya

"Huft" Jisoo menghela nafasnya kemudian terduduk, Limario berjongkok tepat didepan Jisoo

"Bukan hanya itu eonni. Jin dan istrinya sudah ditemukan tapi dengan kondisi sudah tidak bernyawa" Ujar Limario lagi, Jisoo mulai menangis mendengar apa yang dikatakan oleh Limario. Limario memilih bangkit dan memanggil Jennie

"Eonni" Panggil Jennie yang langsung duduk disamping Jisoo kemudian memeluk Jisoo berusaha untuk menenangkannya

"Hey, gwenchana eonni" Ujar Jennie berusaha menahan air matanya juga agar dia tidak ikut menangis juga

"Apa yang harus aku lakukan Jennie? Tidak mungkin aku membiarkan Leo sendirian tapi tidak mungkin juga dia bersamaku" Ujar Jisoo masih menangis, Limario tentu saja berusaha mengusap bahu Jisoo agar Jisoo nampak tenang begitupun dengan Jennie yang mengelus pelan punggung Jisoo

"Kenapa semuanya bisa terjadi?" Tanya Jisoo masih menangis

"Eonni tidak boleh begitu, ini semua sudah takdir Tuhan" Ujar Jennie masih mengelus pelan punggung Jisoo

"Eonni, gwenchana. Kita akan pikirkan jalan keluarnya nanti" Ujar Limario berusaha agar Jisoo tenang

"Kita masuk dulu, eonni. Nanti Leo mencari kita" Ujar Limario, Jisoo mengangguk sekilas kemudian melepaskan pelukannya pada Jennie. Sebelum masuk, Jisoo menghapus air matanya sedangkan Limario menahan Jennie yang hendak masuk

"Aku ingin membicarakan sesuatu" Ujar Limario, Jennie kembali duduk dan Limario berjongkok didepan Jennie dan menggenggam kedua tangan Jennie

"Dari awal mencari Jin dan keluarganya, aku hanya berharap bisa menemukan Leo dengan selamat. Pada saat aku menemukannya, entah kenapa jantungku malah berdetak. Ketika membawanya kesini, entah kenapa rasa cintaku padanya makin besar. Jennie, apa aku boleh mengangkatnya menjadi anak kita?" Tanya Limario dengan sangat hati-hati mengingat mereka akan menikah 5 hari lagi

"Mwo?" Kaget Jennie, Limario mengelus pelan tangan Jennie

"Aku tau ini terkesan bagaimana, tapi hanya ini cara agar kita membantu Jisoo eonni. Kita akan menikah dan hal itu bisa memudahkan kita mengangkat Leo menjadi anak kita. Berbeda dengan Jisoo eonni, kau tau kan perusahaan keluarga kalian semakin naik begitupun dengan nama Jisoo eonni. Apa yang terjadi nanti, jika mereka tau Jisoo eonni memiliki anak? Ya, meskipun bukan anak kandung tapi aku yakin banyak yang akan menjatuhkan Jisoo eonni" Jelas Limario, Jennie nampak berpikir kemudian menghela nafasnya

"Kita berdua baru akan menikah Lim, apa itu tidak akan memberatkan kita berdua?" Tanya Jennie masih ada keraguan

"Anni, aku justru akan sangat bahagia apalagi ada kamu" Ujar Limario berusaha meyakinkan Jennie

"Baiklah" Ujar Jennie dengan gummy smilenya

"Kau serius?" Tanya Limario dengan berbinar, Jennie mengangguk

"Aku tau kamu sangat bahagia begitupun denganku. Leo sangat lucu, kita akan membicarakan ini pada Jisoo eonni juga eomma dan appa" Ujar Jennie kemudian bangkit begitupun dengan Limario

"Gomawo baby" Ujar Limario langsung memeluk tubuh Jennie, Jennie membalas pelukan Limario dengan senyuman yang tidak luput dari keduanya. Setelah itu, mereka masuk dan nampak Leo yang sudah tertidur

"Eonni, ada yang ingin aku bicarakan. Kemarilah" Ujar Jennie memanggil Jisoo agar mengikutinya. Jennie berjalan dengan Jisoo dan Limario menuju kedua orang tua mereka yang duduk disofa

"Ada apa sayang?" Tanya nyonya Kim, Limario mengambil tempat disamping Jennie sedangkan Jisoo mengambil tempat disamping nyonya Kim

"Apa aku boleh mengangkat Leo menjadi anakku dan Lim?" Tanya Jennie dengan sangat hati-hati. Tuan dan nyonya Kim tampak kaget begitupun dengan Jisoo

"Dia sudah kehilangan kedua orang tuanya dan kita tidak mungkin membiarkan dia begitu saja. Tidak mungkin juga Jisoo eonni yang mengangkatnya menjadi anak, Jisoo eonni belum akan menikah. Akan banyak salah paham jika Jisoo eonni tiba-tiba mengangkat Leo menjadi anaknya" Jelas Jennie mengikuti seperti apa yang diucapkan Limario tadi

"Kau yakin nak?" Tanya nyonya Kim, Jennie mengangguk

"Bagaimana denganmu Lim?" Kini tuan Kim yang ikut bertanya

"Ini sebenarnya ideku appa, aku juga sudah jatuh cinta dengan anak itu" Ujar Limario sembari melirik Leo sekilas yang masih tertidur

"Jisoo, bagaimana menurutmu?" Tanya tuan Kim pada Jisoo yang duduk disamping nyonya Kim

"Jennie benar, akan lebih baik jika Jennie dan Lim yang merawat Leo. Tapi, apakah tidak masalah bagi kalian?" Tanya Jisoo merasa tidak enak karna adiknya selalu memikirkannya

"Gwenchana eonni, kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuknya" Ujar Jennie dengan yakin dan pasti

"Baiklah, tapi bisakah Leo memanggilku eomma?" Tanya Jisoo

"Tentu saja" Ujar Jennie sembari tersenyum, Jisoo ikut tersenyum. Akhirnya, mereka bisa menemukan jalan keluar untuk Leo dan tentu saja untuk semuanya

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang