Tiga Puluh

2.3K 210 1
                                    

Pagi ini, Jennie sudah berada didapur untuk memasak sarapan untuk dirinya dan juga Limario. Limario yang sudah selesai bersiap, memilih turun dengan membawa koper kecilnya

"Pagi Lim" Sapa Jennie sembari tersenyum kepada Limario, Limario tersenyum balik dengan canggung. Mengingat sikap Limario kemarin, Limario merasa tak enak dengan Jennie

"Mianhae" Ujar Limario yang sudah berada disamping Jennie, Jennie menghentikan aktivitas memasaknya dan menoleh kearah Limario

"Maaf untuk yang kemarin, seharusnya aku tidak begitu" Ujar Limario sembari mengaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, Jennie tersenyum dan mengelus pelan lengan Limario

"Gwenchana" Ujar Jennie kemudian fokus kembali ke masakannya, setelah masak dan juga meletakkan nasi goreng itu dalam bekal Limario. Jennie menyusul Limario yang sudah duduk dimeja makan, mereka kemudian makan bersama

"Lim, apa kau akan mengantarku?" Tanya Jennie ketika mereka berdua sedang berdiri didekat tempat sepatu, Limario mengeluarkan sepatunya kemudian duduk untuk memakainya

"Tentu saja, kenapa? Apa lelaki itu akan menjemputmu?" Tanya Limario sembari fokus ke sepatunya tapi Limario cukup kesal atas ucapannya sendiri yang malah membayangkan Jennie diantar jemput oleh Tae

"Anni, aku hanya bertanya" Ujar Jennie, Limario yang sudah siap kemudian berdiri

"Can i hug you?" Tanya Limario tiba-tiba, Jennie yang mendengar itu terdiam tapi kemudian mengangguk. Limario memeluk Jennie dan menghirup aroma rambut Jennie

"Lim, gwenchana?" Tanya Jennie yang bingung dengan tingkah Limario pagi ini, Limario hanya mengangguk. Jennie merasa sangat nyaman berada dipelukan Limario tapi sayangnya mereka berdua harus melepaskannya karna harus bekerja

"Kita harus bekerja Lim" Ujar Jennie, Limario kemudian melepaskan pelukannya pada Jennie kemudian mengenggam tangan Jennie dengan lembut dan mengajaknya untuk pergi ke kantor bersama. Diperjalanan menuju ke kantor Jennie, entah kenapa Limario sesekali menoleh pada Jennie

"Hari ini kau akan ada penerbangan kemana?" Tanya Jennie memecahkan keheningan diantara mereka berdua

"Ke jepang, australia dan aku lupa" Ujar Limario sembari terkekeh diakhir kalimatnya, Jennie mendengus kemudian memukul bahu Limario dengan pelan

"Itu sakit, Jen" Ujar Limario, Jennie yang mendengar itu langsung panik dan memeriksa bahu Limario

"Apakah beneran sakit?" Tanya Jennie dengan wajahnya yang menunjukkan kekhawatiran, Limario lantas tertawa apalagi melihat wajah Jennie

"Haish, kau menyebalkan" Ujar Jennie kemudian mengembungkan pipinya, Limario yang melihat itu bukannya takut Jennie marah melainkan sangat gemas dengan Jennie. Limario lalu mencubit pipi Jennie

"Yakk, Lim" Teriak Jennie dengan tertahan sembari mengelus pipinya

"Mandu" Ujar Limario, Jennie menoleh dan menaikkan alisnya bingung

"Siapa mandu?" Tanya Jennie bingung

"Ini mandu" Ujar Limario memencet pipi Jennie

"Ih, no" Ujar Jennie yang merasa sebal dengan Limario, Limario lantas terkekeh melihat Jennie yang sangat kesal padanya

"Hei, bagaimana kalau pulang nanti kita makan malam bersama diluar?" Tanya Limario ketika mobil Limario sudah memasuki kawasan perusahaan tempat Jennie bekerja

"Dalam rangka apa?" Tanya Jennie seraya memakai tasnya karna sebentar lagi mobil Limario akan memasuki area lobby kantor

"Nothing, hanya ingin saja" Ujar Limario kemudian berhenti didepan lobby kantor Jennie

"Baiklah, aku akan menunggumu" Ujar Jennie kemudian keluar, Jennie hendak masuk kedalam kantor tapi Limario tiba-tiba turun

"Jen" Panggil Limario, Jennie kemudian menoleh dan berjalan kearah Limario

"Ini, siapa tau kau membutuhkannya" Ujar Limario memberikan sebuah sapu tangan pada Jennie

"Aku tidak tau, tapi aku ingin memberikannya padamu. Ini bersih kok" Ujar Limario, Jennie menatap sapu tangan itu lantas kemudian mengambilnya

"Gomawo" Ujar Jennie kemudian memeluk Limario, Limario merasa sangat nyaman dengan pelukan Jennie

"Baik-baik ya kapten, selamat terbang" Ujar Jennie sembari tersenyum dan melepaskan pelukannya pada Limario

"Jen, jika kau rindu padaku. Lihatlah awan" Ujar Limario entah kenapa mengatakan itu, Jennie mengangguk. Kemudian Limario pamit dan masuk kembali kedalam mobilnya. Mobil Limario berjalan meninggalkan area kantor Jennie

"Huft, baru ditinggal tapi aku sudah merasa kangen" Ujar Jennie kemudian tersenyum dan mengadah keatas dan melihat awan

"Aku merindukanmu, Lim" Ujar Jennie sembari tersenyum. Jennie kemudian masuk kedalam kantornya untuk segera memulai aktivitasnya. Dilain sisi, ada Limario yang sedang menyetir mobilnya sembari melihat awan yang bergerak mengikutinya

"Huft, aku mendadak jadi merindukan Jennie" Ujar Limario, Limario kembali mengingat apa yang dia lakukan tadi pagi

"Apa aku menyukainya?" Tanya Limario pada dirinya sendiri, Limario menghela nafasnya. Limario harus mencoba menyakinkan dirinya dulu baru mengungkapkannya. Limario kini sudah berada dibandara, Limario kemudian turun dan masuk kedalam sembari membawa koper kecilnya

Dilain sisi, ada Jennie yang baru sampai dimeja kerjanya dan disambut oleh Tae yang tersenyum pada Jennie

"Morning, Jen" Sapa Tae, Jennie hanya tersenyum simpul kemudian duduk dan mulai menyalakan pcnya

"Kau sudah sarapan?" Tanya Tae dan memperhatikan gerak gerik Jennie

"Sudah" Ujar Jennie kemudian fokus kepada pcnya tapi kemudian telfon yang ada dimeja kerjanya berbunyi. Jennie kemudian mengangkatnya dan ternyata itu dari Irene, sekretaris tuan Park yang memberitahukan bahwa tuan Park ingin bertemu

"Mau kemana, Jen?" Tanya Tae yang melihat Jennie hendak pergi

"Ke ruangan presiden Park" Ujar Jennie kemudian berlalu tanpa pamit pada Tae. Tae kemudian mendengus dan memilih fokus ke pcnya untuk bekerja. Sudah sejam berlalu tapi Jennie tidak kembali juga. Tae memutuskan keluar dan melihat beberapa karyawan yang satu devisi dengannya sedang fokus ke tv

"Mwo?" Kaget Tae karna ada berita kecelakaan pesawat tujuan Jepang yang jatuh diperairan, Jennie yang baru selesai dengan urusannya langsung kaget tatkala mendengar bahwa pesawat tujuan Jepang jatuh. Jennie tiba-tiba mendadak kehilangan keseimbangannya dan hal itu dilihat oleh beberapa karyawan perempuan yang mulai mendekati Jennie

"Jen?" Panggil mereka tapi entah kenapa Jennie tidak dapat mendengar mereka, ucapan Limario terngiang dikepalanya "Ke jepang, australia dan aku lupa" bahkan kekehan dari Limario terdengar ditelinganya. Jennie benar-benar lemas sekarang, Jennie tidak tau harus berbuat apa sekarang pandangannya kosong

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang