Lima

2.8K 244 0
                                    

Sudah seminggu ini Jennie tinggal bersama dengan Limario dan sudah seminggu pula Jisoo dibuat pusing oleh kepergian Jennie. Bagaimana tidak, selain meninggalkan rumah. Jennie juga meninggalkan pekerjaannya

"Bisa gila aku kalau seperti ini terus, aku harus segera ke korea" Ujar Jisoo sembari memijat kepalanya, Jisoo sudah mengetahui bahwa adiknya itu kabur ke korea selatan. Dengan bantuan sim card Jennie dulu, Jisoo menemukan di bandara korea tetapi untuk tempat pastinya Jisoo tidak tau

"Noona, tuan kim ingin bertemu" Ujar sekretaris Jisoo, Jisoo menghela nafasnya sejenak. Appanya itu selalu saja menanyakan kabar Jennie, Jisoo bukan tidak ingin memberitahu hanya saja Jisoo tidak mau Jennie ikutan membencinya

"Suruh masuk" Ujar Jisoo, sang sekretaris mengangguk dan kemudian pintu kembali terbuka menampakkan tuan Kim yang berjalan dan duduk didepan Jisoo

"Bagaimana? Sudah ada perkembangan tentang Jennie?" Tanya appanya

"Anni, aku belum menemukan apapun" Ujar Jisoo, jelas saja Jisoo berbohong. Appanya menghela nafasnya, lelah sudah mencari anaknya tersebut. Bukan berarti appanya tidak mencari hanya saja Jisoo membatasi akses tersebut demi melindungi sang adik

"Aku akan ke korea selatan, ada urusan bisnis dengan Park Company" Ujar Jisoo

"Ne, pergilah dan cepat pulang" Ujar appanya kemudian berdiri dan berlalu begitu saja

"Hais, aku harus menghubungi Jennie dan menanyakan tempatnya berada agar sampai disana aku tidak seperti orang hilang" Ujar Jisoo lantas mengambil ponselnya dan membuka aplikasi instagram

@Jenniekim

Jen, aku sudah tau posisimu di korea tapi posisi jelasnya aku tidak tau. Dua hari lagi aku akan ke korea, jika kau tidak menjemputku. Aku akan menyuruh appa mencarimu sendiri ke korea dan menyeretmu pulang

Jisoo menghela nafasnya sejenak kemudian meletakkan ponselnya dan mulai fokus ke beberapa berkas. Dilain sisi, Jennie yang tengah sibuk menyiapkan sarapan. Setelah selesai, Jennie mengambil ponselnya dan melihat dm sang kakak

"Hais, memaksa sekali" Gerutu Jennie, Limario yang baru habis bersiap mengerutkan keningnya

"Siapa yang memaksa?" Tanya Limario berangsur duduk untuk sarapan, Jennie juga ikut duduk dan meletakkan ponselnya dimeja

"Eonniku, dia menyuruhku menjemputnya nanti dibandara" Ujar Jennie mulai menyantap sarapannya

"Mwo?" Kaget Limario

"Ne, nggak perlu diragukan lagi dia tau darimana" Ujar Jennie kembali fokus dengan sarapannya

"Ya sudah, jemput saja nanti aku temani" Ujar Limario, Jennie menghela nafasnya lantas kemudian mengangguk

"Lim, apakah boleh aku meminjam uang?" Tanya Jennie tiba-tiba, Limario langsung mendongkak dan menatap Jennie

"Kau tau, aku hanya butuh beberapa saja untuk kendaraan umum. Aku akan mencari pekerjaan, lagian kakiku sudah baik-baik saja" Ujar Jennie memberi alasan agar Limario tidak berpikir Jennie tinggal bersamanya hanya untuk memanfaatkannya

"Ah, begitu. Apa kau sudah lulus Jennie? Maksudku, jika ingin mencari pekerjaan. Kau harus punya gelar" Ujar Limario masih fokus dengan makanannya

"Ne, aku lulusan jurusan bisnis" Ujar Jennie, Limario nampak berpikir dan kemudian tersenyum simpul

"Tidak perlu mencari pekerjaan, aku akan menemui uncleku. Kebetulan dia memiliki perusahaan dan kemarin aku dengar dia membuka lowongan" Ujar Limario menyuapkan suapan terakhir dalam mulutnya

"Jinjja? Gomawo Lim tapi apakah tidak merepotkan?" Tanya Jennie merasa tak enak pada Limario

"Gwenchana" Ujar Limario sembari membersihkan mulutnya menggunakan tisu kemudian mereka berdiri. Jennie membereskan piring, lantas menyusul Limario yang sedang memakai sepatunya

"Aku mungkin pulang agak malam, kau tau aku harus kerumah uncleku" Ujar Limario sembari mengikat tali sepatunya, Jennie mengangguk. Limario berdiri dan mengeluarkan akses card pada Jennie

"Itu akses card apartemen ini, jadi jika kau ingin keluar dan berkeliling. Lakukanlah, tapi jangan sampai terlalu lama" Ujar Limario, Jennie mengangguk lalu mengantar Limario sampai didepan. Limario tersenyum simpul kemudian mengelus rambut Jennie, kegiatan itu sudah seminggu Limario lakukan dan Jennie tidak melarang hal itu. Jennie kemudian masuk lagi kedalam apartemen dan merebahkan dirinya disofa

"Huft, kangen juga sama eomma. Apa eomma tidak merindukan aku?" Tanya Jennie menatap wallpaper ponselnya

"Appa juga, aku merindukannya tapi sikap appa membuatku kesal" Ujar Jennie lantas kemudian menaruh ponselnya di meja. Jennie kemudian duduk dan hendak menonton tv tapi tak diduga, Jennie malah ketiduran. Dilain sisi, Limario yang telah selesai dengan pekerjaannya langsung menuju rumah unclenya. Kini Limario telah berada disebuah rumah bernuansa putih tersebut

"Eh, tuan Lim" Ujar satpam yang kemudian membukakan gerbang untuk Limario, setelah memarkirkan mobilnya Limario berjalan ke pintu utama dan memencet bel

"Annyeonghaseyo" Sapa Limario

"Ah, tuan Lim. Masuklah, keluarga Park tengah makan malam bersama" Ujar Bibi Ahn, dialah asisten rumah tangga dirumah keluarga Park

"Gomawo bibi Ahn" Ujar Limario lantas kemudian masuk, Limario langsung menuju ke meja makan dan ternyata keluarga dari daddynya itu tengah makan malam bersama

"Annyeonghaseyo" Sapa Limario sembari sedikit membungkuk, semua pandangan langsung mengarah kearahnya

"Wah, Lim oppa" Panggil seseorang, Limario tersenyum dan ikut bergabung

"Ingin makan tuan?" Tanya bibi Ahn pada Limario

"Gomawo bibi Ahn tapi Lim tidak ingin makan" Tolak Limario

"Ada apa Lim?" Tanya tuan Park karna jika Limario kesini pasti ada sesuatu

"Makanlah dulu uncle" Ujar Limario sembari tersenyum, setelah beberapa saat kini mereka beralih ke ruang keluarga

"Yakk Park ChaeYoung" Teriak Limario, pasalnya adik sepupunya itu malah duduk sembari meletakkan kakinya pada paha Limario

"Astaga ChaeYoung, apa yang kau lakukan pada oppamu?" Tanya nyonya Park, ChaeYoung hanya tersenyum dengan jahil

"Mianhae oppa" Ujar ChaeYoung kemudian duduk dengan baik

"Ada apa Lim?" Tanya tuan Park yang kini sudah ikut bergabung bersama mereka

"Ah, apa uncle masih membutuhkan karyawan?" Tanya Limario, tuan Park menatap Limario dengan pandangan bingung

"Aku ingin meminta tolong untuk memasukkan temanku" Sambung Limario

"Teman? Yang mana?" Bukan tuan Park yang bertanya melainkan ChaeYoung. Adik sepupu yang sangat dekat dengan Limario ini sangatlah kepo memang

"Diamlah ChaeYoung, kau sangat kepo" Ujar Limario, tuan Park nampak berpikir sebentar

"Dia lulusan jurusan bisnis" Ujar Limario menambahkan

"Baiklah, besok kau antar ke kantor" Ujar tuan Park, Limario tersenyum dan mengucapkan terimakasih

"Kalau begitu, aku akan pulang uncle aunty" Pamit Limario karna urusannya hanya itu saja

"Aku ikut ya oppa, ingin menginap" Ujar ChaeYoung

"No" Ujar Limario langsung berjalan begitu saja

"Oppa" Teriak ChaeYoung sedangkan orang tuanya hanya tertawa kecil saja melihat kelakuan keduanya

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang