Enam Puluh Lima

1.8K 169 4
                                    

Setelah menceritakan kejadiannya pada Jennie dan juga Limario, Jisoo menangis dan memeluk Jennie

"Aku akan menelfon Alice eonni" Ujar Limario kemudian beranjak dari sofa dan mulai menelfon Alice

Halo

Eonni dimana?

Dikantor, wae?

ChaeYoung sekarang berada dipesawat untuk kembali kesitu

Mwo?

Dia salah paham dengan Jisoo eonni, Jisoo eonni memeluk mantannya tapi itu hanya pelukan perpisahan karna mantan Jisoo eonni akan pergi ke New York untuk memulai hidup baru

Haish, dia tidak mendengar penjelasan Jisoo?

Kau tau sendiri bagaimana wataknya eonni

Huft, baiklah. Nanti, jika dia sudah sampai. Aku akan mencoba berbicara padanya

Ne, gomawo eonni

Ne

Panggilan terputus, Limario kembali menaruh ponselnya disaku celananya dan kembali duduk disamping Jennie yang sedang menenangkan Jisoo

"Eonni, tenanglah. Aku sudah meminta tolong pada Alice eonni untuk membantumu" Ujar Limario karna bagaimanapun, ini hanya kesalahpahaman antara keduanya

"ChaeYoung memang sedikit keras kepala eonni, dia akan mengambil tindakan yang menurut dia paling benar untuk saat ini tapi tidak untuk masa yang akan datang" Ujar Limario, ChaeYoung memang terkadang tidak bisa mengambil keputusan yang baik. Meskipun dia kadang bisa bersikap dewasa, tapi terkadang pula dia bisa menjadi sangat kekanak-kanakan

"Eonni, istirahatlah" Ujar Jennie karna kasihan melihat Jisoo yang sejak tadi hanya menangis. Jennie kemudian bangkit dan membantu mengantar Jisoo ke kamarnya agar Jisoo bisa beristirahat. Jennie kembali turun menemui Limario yang masih fokus dengan ponselnya

"Apa ponsel itu lebih menarik daripada aku?" Tanya Jennie yang kembali duduk disamping Limario, Limario terkekeh dengan ucapan Jennie kemudian meletakkan ponselnya diatas meja

"Anni, aku hanya bertukar pesan dengan mommy" Ujar Limario memilih memeluk Jennie, Jennie tentu saja menikmati hal itu karna dia sangat menyukai aroma yang ada ditubuh Limario

"Aku kasihan dengan Jisoo eonni" Ujar Jennie kemudian melepaskan pelukannya pada Limario

"Aku akan membantunya" Ujar Limario

"Berjanjilah untuk selalu mendengarkanku nantinya" Ujar Jennie mengangkat jari kelingkingnya

"Bukannya kamu yang tidak mendengarkan aku?" Tanya Limario sembari tertawa tapi Limario tetap menautkan jari kelingkingnya pada jari Jennie

"Aku juga akan usaha" Ujar Jennie kemudian menggigit jari kelingking Limario

"Sakit mandu" Ujar Limario, Jennie hanya terkekeh dan masuk kembali kedalam pelukan Limario. Mereka benar-benar menikmati waktu berdua.

Sudah dua hari ini, ChaeYoung benar-benar menutup akses untuk siapapun baik itu Alice, Jisoo, Limario bahkan Jennie

"Huft, kamu dimana ChaeYoung? Kapan kau mau mendengarkanku?" Tanya Jisoo pada dirinya

"Nona, kita sudah sampai" Ujar Tyuzu pada Jisoo, Jisoo tersentak dan mengangguk sekilas

"Kenapa jalanan sangat macet?" Tanya Jisoo sembari berjalan bersama dengan Tyuzu menuju kearah lift

"Setau saya, ada pesawat jatuh nona" Ujar Tyuzu sembari memencet tombol lift, Jisoo menghentikan langkahnya

"Pesawat jatuh?" Tanya Jisoo, Tyuzu mengangguk kemudian menyerahkan ponselnya yang sudah terdapat artikel mengenai pesawat yang jatuh disebuah perairan (belum ada ide lagi jadinya disamain aja sama kayak kemarin wkwk)

"Silahkan nona" Ujar Tyuzu ketika lift sudah terbuka, Jisoo kemudian memberikan kembali ponsel Tyuzu dan masuk kedalam lift diikuti oleh Tyuzu

"Apa setelah ini aku ada jadwal lagi?" Tanya Jisoo, Tyuzu nampak mengecek melalui ipadnya

"Tidak ada nona" Ujar Tyuzu setelah melihat jadwal Jisoo, Jisoo mengangguk dan menunggu lift sampai. Setelah lift sampai, mereka berdua turun dan berjalan menuju kearah ruangan Jisoo

"Silahkan nona" Ujar Tyuzu membukakan pintu untuk Jisoo, Jisoo kemudian masuk kedalam ruangannya dan langsung duduk dikursinya

"Huft" Jisoo menghela nafasnya sembari membuka komputernya. Tapi mata Jisoo langsung membulat mengetahui bahwa pesawat yang jatuh adalah pesawat dengan tujuan ke New York

"Mwo?" Tanya Jisoo yang benar-benar kaget akan berita ini, detak jantung Jisoo langsung bergemuruh. Jisoo langsung mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Jin, mantannya

"Please" Lirih Jisoo tapi nomor Jin tidak aktif, Jisoo kemudian berdiri dan mengambil tasnya juga kunci mobilnya

"Nona" Panggil Tyuzu yang melihat Jisoo terburu-buru berjalan menuju lift, Jisoo langsung menekan tombol yang ada pada lift. Setelah lift sampai dilantai dasar, Jisoo langsung berjalan menuju mobilnya

"Silahkan nona" Ujar supir pribadi Jisoo yang sudah membukakan pintu

"Masuk dan kita pulang" Ujar Jisoo yang langsung masuk dan menutup pintu mobilnya, sang supir yang kebingungan memilih masuk dan mulai menjalankan mobil tanpa bertanya pada Jisoo yang nampak tidak tenang

"Ada lagi sayang?" Tanya Limario pada Jennie yang kini sedang memeriksa notenya

"Sudah semua" Ujar Jennie sembari menutup buku catatannya. Jennie menyandarkan kepalanya pada dada bidang Limario

"Aku deg-degan" Ujar Jennie, Limario tersenyum dan mengelus pelan rambut Jennie

"Aku juga" Ujar Limario masih setia mengelus rambut Jennie tapi tiba-tiba mereka mendengar suara mobil memasuki halaman rumah keluarga Kim

"Siapa itu?" Tanya Limario kemudian menoleh kebelakang, Jennie menegakkan duduknya dan menunggu siapa yang akan datang kali ini

"Jennie" Panggil Jisoo yang baru masuk, Jisoo langsung berlalu menuju kearah Jennie dan Limario

"Lim, kau punya akses mengenai pesawat dll kan?" Tanya Jisoo tiba-tiba, tentu saja hal itu membuat Jennie dan Limario bingung

"Ne, tapi ada apa eonni?" Tanya Limario merasa heran dengan Jisoo yang tiba-tiba datang dan juga menanyakan aksesnya

"Kajja, kita ke lokasi jatuhnya pesawat tujuan New York" Ujar Jisoo langsung menarik Limario, Jennie yang kaget akan perlakuan Jisoo langsung menahan tangan Limario

"Ada apa eonni?" Tanya Jennie

"Pesawat, tujuan New York jatuh. Kau ingat ceritaku kemarin? Yang aku bertemu dengan Jin" Ujar Jisoo berusaha menjelaskan pada Jennie dan juga Limario tentunya agar Limario tidak linglung nanti

"Jendeuki, aku tidak punya banyak waktu" Ujar Jisoo langsung menarik tangan Limario untuk segera pergi menuju lokasi tempat jatuhnya pesawat itu

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang