Lima Puluh Lima

1.8K 186 7
                                        

Setelah sampai diapartemen Jennie, Limario memilih ikut turun dan melihat ada seseorang yang Limario kenal begitu juga dengan Jennie

"Kai?" Bingung Jennie melihat Kai tengah berdiri dan fokus pada ponselnya, Kai mengalihkan fokusnya pada dua orang yang baru saja datang

"Ah, Jennie" Ujar Kai menyimpan ponselnya disaku celananya kemudian menatap Jennie dan entah kenapa Limario tak senang dengan tatapan mata Kai yang seolah menuntut ingin memiliki Jennie

"Darimana kau tau aku tinggal disini?" Tanya Jennie yang mulai risih dengan apa yang Kai lakukan

"Kenapa aku tidak boleh tau dimana calon tunanganku tinggal?" Tanya Kai, Limario masih setia mendengarkan apa yang diinginkan oleh orang didepannya

"Katakanlah, apa maumu?" Tanya Jennie to the point karna malas meladeni Kai apalagi ada Limario disini

"Tak ada, hanya ingin mengunjungi calon tunanganku yang kabur" Ujar Kai dengan terkekeh apalagi melihat perubahan wajah Jennie

"Santai saja Jen, aku tidak akan memberitahukan ke uncle Kim masalah ini tapi kau harus berjanji akan menerima pertunangan kita" Ujar Kai sembari tersenyum sinis apalagi Kai menangkap wajah Limario yang tengah menahan amarahnya

"Well, meskipun kau harus meninggalkan pacarmu" Ujar Kai melihat sekilas Limario kemudian tersenyum sinis kearah Limario. Limario tentu saja kesal dengan apa yang diucapkan oleh Kai

"Kau tidak usah takut akan hal itu" Ujar Jennie, Kai tersenyum menang

"Aku akan berusaha menolaknya" Sambung Jennie, Kai yang mendengar itu seketika berubah dan mendekati Jennie

"Kau, perempuan tidak tau diuntung. Kau tau? Ayahmu punya hutang budi padaku, jangan main-main padaku" Ujar Kai menunjuk Jennie, Limario yang melihat itu mengambil tangan Kai dan menurunkannya

"Jangan menunjuknya" Ujar Limario dengan tatapan datarnya, Kai merengut dan tersenyum sinis

"Well, pikirkan baik-baik Kim Jennie atau keluargamu tidak akan baik-baik saja" Ujar Kai langsung bergegas pergi, Limario yang mendengar ancaman Kai hendak menyusulnya tapi Jennie menahannya dan berlalu kearah lift

"Huft" Limario menghela nafasnya dan kemudian mengikuti Jennie, Jennie terdiam sepanjang berada didalam lift

"Aku mungkin akan pulang" Ujar Jennie, tuturan Jennie membuat Limario terdiam. Ada guratan emosi yang memuncak di diri Limario apalagi perihal ancaman itu. Sampai dilantai unit Jennie, keduanya turun dan berlalu kearah unit apartemen Jennie

"Apa cuman karna ancaman pria brengsek itu kau akan pergi dan meninggalkanku?" Tanya Limario menghentikan aktivitas Jennie yang hendak mengambil akses card didalam tasnya

"Bukan seperti itu Lim, aku harus benar-benar menghadapi appaku. Kau tau appaku sangat keras kan?" Tanya Jennie berusaha memberi pengertian pada Limario, Limario mengepalkan tangannya

"Aku tidak akan melupakanmu" Ujar Jennie mengenggam tangan Limario, Limario memilih membuang mukanya

"Lim, percayalah padaku" Ujar Jennie masih berusaha menenangkan Limario

"Aku akan pulang" Ujar Limario hendak pergi tapi Jennie menahan tangannya

"Kenapa kau egois? Kenapa seolah ini semua salahku? Kenapa terkesan aku yang meninggalkanmu? Kenapa? Apa yang kau pikirkan? Kau pikir aku bisa melupakanmu hanya karna Kai? Aku menunggumu, menunggu kau mengungkapkan isi hatimu tapi kau sangat egois. Kau sangat bodoh, kau hanya memperdulikan dirimu sendiri. Lalu kau pikir aku apa? Kau pikir aku nyaman dengan status kita? Apa yang kau pikirkan, kau terus-terusan membuatku berharap tapi kau tidak pernah sekalipun menunjukkan rasamu padaku. Aku membencimu Lim" Ujar Jennie yang berlalu masuk sembari menghapus kasar air matanya, Limario terdiam mematung dan menatap pintu yang sudah tertutup

"Jennie" Panggil Limario berusaha mengetuk pintu apartemen Jennie tapi tak ada tanggapan dari Jennie

"Mianhae" Ujar Limario kemudian duduk didepan pintu apartemen Jennie

"Maaf, Jennie. Aku terlalu takut untuk memulai semuanya" Ujar Limario sembari berusaha agar air matanya tidak turun

"Jennie" Panggil Limario karna masih tidak ada respon, Limario memilih untuk pulang tapi entah kenapa Limario kalut dan memilih untuk masuk kedalam sebuah bar

"Tolong beernya" Ujar Limario didepan bartender, bertender tersebut mengangguk dan memberikan sebotol beer untuk Limario. Limario kemudian duduk dan menuangkan kedalam gelasnya

"Mianhae" Ujar Limario sembari meminum beernya dan tanpa disadari air matanya turun

"Aku hanya takut untuk semuanya Jennie, aku tidak ingin kehilanganmu" Ujar Limario mulai meracau apalagi setengah botol beer sudah dihabiskan oleh Limario

"Kau bodoh Lim, kau mengecewakannya padahal kau mencintainya" Ujar Limario sembari terkekeh kecil dan kembali meminum beernya. Limario benar-benar kacau, Limario benar-benar hancur dan itu karna Jennie. Limario hanya tak siap memulai hubungan baru apalagi dimasa lalu Limario telah gagal

"Apa yang harus aku lakukan Jennie?" Tanya Limario berusaha meminum lagi dan satu botol beer telah habis, Limario kembali meminta satu botol beer lagi

"Terimakasih" Ujar Limario sembari terkekeh melihat botol beer didepannya, Limario kembali menuangkannya dan meminumnya. Dilain sisi, ChaeYoung sedang duduk bersama dengan Alice diruang tv sembari menonton tv

"Aku jadi merindukan Lim oppa, eonni. Biasanya kita nonton film bersama" Ujar ChaeYoung, Alice mengangguk menyetujuinya tapi tiba-tiba ponsel ChaeYoung berbunyi dan nama Seulgi tertera disana

Wae?

Kau dimana?

Dirumah, dimana lagi

Ke bar appaku sekarang

Mwo? Buat apa? Aku tidak mau dipukul oleh Jisoo dan Alice eonni

Haish, bukan itu. Aku tadi ke bar untuk mengambil laporan keuangan tapi aku melihat Lim oppa sedang mabuk disini dan sudah menghabiskan 3 botol beer

Mwo?

Cepatlah, aku akan menjaga Lim oppa

Panggilan terputus, ChaeYoung yang panik langsung berdiri dan mengambil jaket dan juga kunci mobilnya

"Kau ingin kemana?" Tanya Alice melihat ChaeYoung buru-buru

"Ayo eonni, Lim oppa mabuk dibar" Ujar ChaeYoung, Alice tentu saja kaget dan langsung menyusul ChaeYoung. Mereka langsung segera berangkat ke bar milik ayah Seulgi

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang