Tidak lama, Jennie datang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Limario tapi Jennie tidak sendiri melainkan dengan ayah dan ibunya
"Eonni" Panggil Jennie yang datang dan langsung memeluk Jisoo yang sudah dipastikan habis menangis
"Gwenchana" Ujar Jennie mengusap punggung Jisoo, tuan dan nyonya Kim hanya melihat kedua putrinya yang sedang berpelukan. Limario yang sudah selesai mengurus administrasi Leo, berjalan kembali kearah UGD
"Ah, ada appa dan eomma ternyata" Ujar Limario menunduk sedikit pada kedua calon mertuanya
"Darimana nak?" Tanya nyonya Kim
"Administrasi eomma, mengurus semua keperluan berobat Leo" Ujar Limario
"Sayang, itu aku bawa baju sama celana ganti. Bergantilah" Ujar Jennie menunjuk paper bag yang dibawanya tadi, pasalnya baju dan celana Limario kotor karna sehabis menggendong Leo
"Ne, aku akan berganti dulu" Ujar Limario kemudian mengambil paper bag dan berjalan menuju kamar mandi
"Bagaimana nasib kedua orang tuanya, Jisoo?" Tanya tuan Kim
"Belum tau appa, ketika Lim menemukannya kami langsung membawanya kesini" Ujar Jisoo yang masih berada dipelukan Jennie
"Umurnya berapa?" Tanya nyonya Kim
"Sekitar 3 tahun" Ujar Jisoo. Limario yang sudah selesai, memilih keluar dan menghampiri keluarga Kim
"Aku akan membawa baju kotor ini ke mobil, jika sudah dipindah ruangannya. Hubungi aku" Ujar Limario, Jennie mengangguk. Beberapa saat kemudian, ranjang Leo keluar dari UGD dan berjalan menuju ke kamar rawat diikuti oleh keluarga Kim
"Leo" Panggil Jisoo berusaha memegang tangan Leo tapi Jisoo urungkan karna air matanya turun lagi. Leo dibawa ke ruang rawat vvip karna semua yang Limario lakukan
"Terimakasih suster" Ujar nyonya Kim, suster mengangguk dan berlalu sembari membawa sampel darah Leo
"Duduklah, nak" Ujar nyonya Kim pada Jisoo, Jisoo mengangguk dan menarik satu kursi tepat disamping Leo sedangkan Jennie memilih keluar dan mengirimkan pesan pada Limario
"Hei" Panggil Limario, Jennie tersenyum dan merentangkan tangannya. Limario yang paham langsung memeluk Jennie
"Aku merindukanmu" Ujar Jennie, Limario terkekeh atas pernyataan Jennie barusan
"Aigo, aku baru sehari meninggalkanmu" Ujar Limario mengusap pelan rambut Jennie
"Ayo kita masuk" Ajak Limario melepaskan pelukannya pada Jennie dan berjalan masuk kedalam ruang rawat Leo
"Lim, gomawo" Ujar Jisoo ketika melihat Limario dan Jennie masuk
"Ne, eonni. Aku sudah meminta tolong beberapa temanku perihal orang tua Leo" Ujar Limario, Jisoo mengangguk kemudian kembali melihat Leo yang masih terbaring diranjang rumah sakit
"Huft, aku kasihan melihat dia" Ujar Jisoo melihat Leo yang masih setia memejamkan kedua matanya
"Ne, eonni. Dia sangat lucu" Ujar Jennie sembari membelai pipi Leo
"Aku berharap Jin dan istrinya dapat ditemukan" Ujar Jisoo, mereka semua mengangguk karna jika kedua orang tua Leo tidak ditemukan. Bagaimana nasib Leo kedepannya. Sedang asiknya dengan pemikiran masing-masing, Leo nanpak bergerak sedikit, Jennie yang menyadari itu langsung memencet tombol untuk memanggil dokter dan juga perawat
"Wae?" Tanya Jisoo ketika melihat Jennie memencet tombol pemanggil itu
"Lihatlah eonni, tangannya bergerak" Ujar Jennie menunjuk tangan Leo yang mulai bergerak, Jisoo tersenyum tapi air matanya turun juga. Bersamaan dengan itu, sepasang mata terbuka dengan sangat pelan
"Eomma, hiks" Tangis Leo pecah ketika dia membuka matanya dan tidak menemukan kedua orang tuanya, Jisoo yang panik memilih memeluk Leo yang masih menangis sembari memanggil ibunya
"Permisi, biar saya periksa" Ujar dokter yang baru datang dengan dua perawat yang mendampinginya
"Bagaimana dokter?" Tanya nyonya Kim
"Dia sudah lebih baik mungkin tapi masih memiliki sedikit trauma, akan lebih baik jika dia dibawa ke psikiater nanti" Ujar sang dokter
"Untuk sekarang, biarkan dia disini dulu. Jika tidak ada luka dalam, dia bisa langsung pulang" Ujar sang dokter lagi. Setelah itu, dokter pamit sementara Jisoo menggenggam tangan Leo
"Masih ingat aunty?" Tanya Jisoo berusaha menahan air matanya, Leo menoleh sebentar kemudian mengerutkan keningnya
"Aunty?" Tanya Leo, Jisoo ikut terdiam mendengar itu. Jisoo dan Leo pernah bertemu dan pernah berbicara berdua, kenapa Leo tidak mengingatnya?
"Ah, lupakan" Ujar Jisoo berusaha tersenyum
"Apa kamu eommaku?" Tanya Leo tapi dengan menundukan kepalanya, Jisoo yang mendengar itu sontak terkejut atas penuturan Leo
"Aku tidak mengingat wajah eommaku tapi aku berharap, kamu adalah eommaku" Ujar Leo masih menunduk, Jisoo mengambil dagu Leo agar menatapnya dan kedua mata itu tepat memandang Jisoo
"Jangan menunduk terus" Ujar Jisoo sembari tersenyum simpul, Limario yang merasa ada yang janggal dengan Leo langsung bergegas keluar dan mencari dokter yang menangani Leo tadi
"Dokter" Panggil Limario ketika melihat dokter tadi baru saja keluar dari ruangan disamping kamar rawat Leo
"Ya? Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya dokter itu, Limario mendekat kemudian menjelaskan apa yang terjadi pada Leo
"Sepertinya dia mengalami gangguan ingatan. Hal seperti itu mungkin diakibatkan karna terjadi benturan dikepalanya" Ujar sang dokter setelah mendengar cerita dari Limario
"Apakah bisa sembuh?" Tanya Limario karna merasa kasihan akan kondisi Leo
"Kami tidak bisa memastikan, mengingat anak itu masih 3 tahun. Memorinya pun hanya sedikit, kemungkinan besar dia benar-benar tidak bisa mengingat hal lain" Ujar sang dokter, Limario menghela nafasnya kemudian mengucapkan terimakasih pada sang dokter. Limario yang hendak kembali ke kamar Leo, mengurungkan niatnya karna ada telfon yang berbunyi
Halo
Halo kapten, ini saya. Joy
Ya? Bagaimana Joy?
Maaf kapten, tapi untuk kedua orang tua Leo telah dinyatakan meninggal
Mwo?
Iya kapten, jenazahnya sudah ditemukan dan itu 100% mereka berdua karna tanda pengenal yang ada disaku celana masing-masing korban
Gomawo Joy
Ne, kapten
Panggilan terputus, Limario mendadak lemas dan duduk dibangku depan kamar rawat Leo

KAMU SEDANG MEMBACA
Captain
RomanceMenceritakan tentang seorang pilot yang sangat mencintai pekerjaannnya tapi pilot tersebut mempunyai masa lalu yang sangat menyakitkan. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang mengubah warna hidupnya. Akankah sang pilot bisa membuka hatinya kembali?