Enam Puluh Satu

1.7K 184 4
                                    

Mereka kini telah sampai dikediaman keluarga Kim, tampak nyonya Kim menunggu diluar rumah bersama dengan beberapa maid.

"Eomma" Panggil Jisoo dan Jennie langsung berhambur memeluk sang ibu

"Ah, eomma sangat merindukan kalian berdua" Ujar nyonya Kim masih memeluk keduanya dengan sangat erat, ChaeYoung hanya diam saja memandangi apa yang terjadi antara ibu dan anak tersebut

"Siapa ini?" Tanya nyonya Kim ketika melihat ChaeYoung yang tepat berada dibelakang mereka, Jisoo dan Jennie melepaskan pelukan mereka dan mengajak ChaeYoung untuk mendekat

"Ini ChaeYoung, eomma. Kekasihku" Ujar Jisoo, ChaeYoung menunduk sedikit

"Kau sangat tampan" Ujar nyonya Kim

"Terimakasih nyonya" Ujar ChaeYoung

"Haish, jangan memanggil nyonya. Panggil eomma" Ujar nyonya Kim, ChaeYoung mengangguk sembari tersenyum

"Kajja, kita masuk" Ajak nyonya Kim yang langsung mengandeng Jennie sementara Jisoo langsung menarik ChaeYoung

"Kenapa aku jadi ditinggal?" Tanya tuan Kim pada dirinya sendiri, tuan Kim kemudian masuk dan melihat keluarganya juga ChaeYoung tengah duduk diruang keluarga sembari bercerita

"Jisoo, kenapa saham perusahaan tiba-tiba berubah namanya menjadi namamu?" Tanya tuan Kim sembari duduk disingle sofa

"Aku tidak tau" Ujar Jisoo singkat, tuan Kim tampak menghela nafasnya

"Kau harus ubah itu dan alihkan menjadi nama Kai" Ujar tuan Kim berusaha menahan emosinya

"Mwo? Saham apa yang kau maksud?" Tanya nyonya Kim bingung dengan pembahasan anak dan suaminya

"Saham perusahaan eonni di Korea, eomma" Ujar Jennie, nyonya Kim yang mendengar itu memilih bangkit dan menatap nyalang tuan Kim

"Apa maksudmu? Kau tau, yang membuat perusahaan kita maju itu karna usaha Jisoo? Kau meninggalkan perusahaan pusat dengan kondisi keuangan perusahaan yang melemah dan Jisoo juga Jennie membantu agar perusahaanmu tidak jatuh" Ujar nyonya Kim

"Bukan Jisoo tapi Kai" Ujar tuan Kim

"Kau terlalu mempercayainya tapi nyatanya apa? Jisoo yang selama ini berusaha untuk membangkitkan perusahaan kita. Jangan egois, Kim" Ujar nyonya Kim sudah mulai terpancing emosinya, Jisoo memilih menarik tangan nyonya Kim dan mengelus pundak nyonya Kim

"Eomma, jangan begini. Tidak masalah, Jisoo baik-baik saja" Ujar Jisoo berusaha menenangkan ibunya

"Appa sangat egois, aku membenci appa" Ujar Jennie yang langsung berlalu menuju kamarnya

"Yakk, Kim Jennie. Turun sekarang" Teriak tuan Kim, Jisoo memilih berdiri dan membawa nyonya Kim menuju kamarnya. Setelah itu, Jisoo kembali turun dan menarik tangan ChaeYoung untuk dibawa ke kamar tamu

"Istirahatlah, maafkan appaku" Ujar Jisoo sembari membuka pintu kamar tamu, ChaeYoung menarik Jisoo kedalam pelukannya dan berusaha untuk menenangkannya

"Hei, gwenchana. Semua akan baik-baik saja" Ujar ChaeYoung, ChaeYoung merasakan bahu Jisoo bergetar tanda bahwa Jisoo tengah menangis sekarang. Menjadi anak sulung, membuat Jisoo memikul banyak sekali beban

"Tenanglah" Ujar ChaeYoung sembari mengusap pelan rambut Jisoo. Jisoo kemudian menghapus air matanya dan berpamitan untuk tidur. ChaeYoung memasuki kamar tamu yang ditempatinya kemudian mengeluarkan ponselnya

"Besok pagi, bersiaplah" Ujar ChaeYoung melalui sambungan telfon, setelah itu ChaeYoung memilih untuk istirahat.

Paginya, sesuai apa yang diberitahu oleh Kai bahwa Kai datang bersama dengan kedua orang tuanya. Mereka sedang duduk bersama dengan tuan Kim dan juga Jennie tapi sedaritadi Jennie hanya diam

"Bagaimana Jennie? Apa kau setuju?" Tanya ibunya Kai tapi Jennie tidak menjawab, Jennie hanya memandang lurus kedepan

"Dia pasti selalu setuju" Ujar tuan Kim berusaha menyenggol tangan Jennie tapi Jennie tetap tidak merespon

"Dimana nyonya Kim?" Tanya ibunya Kai karna sedaritadi nyonya Kim tidak ada tanda-tanda bergabung dengan mereka

"Mungkin masih tidur" Ujar tuan Kim karna masalah semalam, nyonya Kim benar-benar tidak merespon tuan Kim

"Nini, ayo sarapan" Panggil nyonya Kim dari arah dalam rumah, Jennie yang mendengar itu langsung berdiri tanpa berpamitan sama sekali pada orang-orang yang sedang bersamanya

"Kajja, kita sarapan bersama" Ajak tuan Kim berusaha mencairkan suasana yang nampak tegang karna ulah Jennie. Mereka kemudian bangkit menuju ke ruang makan, tampak ada nyonya Kim, Jisoo, Jennie dan ChaeYoung yang menyantap nasi goreng dipiring mereka masing-masing

"Sayang, mana sarapan untukku dan keluarga Kai?" Tanya tuan Kim berusaha untuk bertanya pada nyonya Kim tapi nyonya Kim tidak merespon

"Sepertinya kita akan kembali ke ruang tamu" Ujar ayahnya Kai yang langsung berlalu karna merasa sangat kesal dengan kejadian ini. Tuan Kim langsung mengebrak meja makan tersebut dan membuat ke 4 orang yang sedang makan terlonjak kaget

"Apa maksudmu? Kau ingin membuat kita malu? Kenapa kau tidak menghargaiku?" Tanya tuan Kim dengan nada marahnya, nyonya Kim bangkit dan menatap nyalang kepada suaminya

"Kau bertanya tentang cara menghargai? Apa kau pernah menghargai kami semua disini? Ha? Kau pernah mendengar apa yang anak-anakmu inginkan? Kau pernah tau apa yang mereka mau? Jawab aku Kim?" Tanya nyonya Kim, tuan Kim hendak melayangkan tangannya kearah nyonya Kim tapi ChaeYoung yang berada didekat nyonya Kim langsung menahan hal itu

"Maaf tuan, bukan ikut campur tapi anda tidak boleh memukul seorang wanita" Ujar ChaeYoung, tuan Kim yang marah memilih melampiaskan emosinya pada ChaeYoung. Tuan Kim memukul ChaeYoung yang membuat sudut bibir ChaeYoung terluka

"Appa" Teriak Jisoo yang sudah merasa ayahnya keterlaluan, Jisoo mendekat dan membantu ChaeYoung

"Appa, bisakah appa mengerti? Bisakah appa sadar kalau appa sudah melampaui batas yang terlalu jauh? Persetan dengan balas budi. Appa tau? Aku yang mengurus semua perusahaan appa, appa pikir Kai berbuat apa? Ha? Membantu? Appa bisa tanya semua karyawan appa mengenai hal itu. Oh, aku lupa. Mana mungkin appa percaya pada anak appa sendiri" Ujar Jisoo langsung menarik tangan ChaeYoung untuk pergi dari sana

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang