Enam Puluh Sembilan

1.8K 199 4
                                    

Hari-hari dijalani dengan baik oleh Limario dan Jennie, selain mengurus pernikahan mereka. Keduanya juga mengurus Leo dengan sangat baik, dan mereka kini sedang diperjalanan menuju ke tempat psikolog untuk mengecek perkembangan Leo

"Yeayy, ketemu aunty Wenwen" Ujar Leo dibangku belakang, Limario tersenyum melihat Leo melalui spion yang ada didepan

"Leo senang?" Tanya Jennie yang duduk disamping Limario

"Tentu saja mommy, aunty Wenwen sangat baik. Bahkan kemalin, aunty Wenwen mengajakku ke taman belmain" Ujar Leo dengan antusias. Masalah Leo, mereka sudah urus semua dan kini Leo sudah menganggap Limario dan Jennie adalah orang tuanya

"Itu bagus sayang, apa kamu nyaman?" Tanya Jennie lagi karna Leo setelah dirawat menjadi takut bertemu dengan banyak orang terkecuali tuan-nyonya Kim, Jisoo, Limario-Jennie dan orang tua Limario

"Nyaman mommy, ada banyak olang disana dan meleka semua sangat baik" Ujar Leo dengan semangatnya bercerita

"Really? Ah, nanti jika boleh. Bawalah mommy dan daddy" Ujar Jennie mencoba masuk kedalam topik pembicaraan Leo agar Leo makin nyaman dengan mereka

"Tentu saja mommy, nanti kita kesana belsama dengan daddy" Ujar Leo, Limario tersenyum mendengar jawaban Leo. Limario dan Jennie meskipun sibuk dengan keperluan pernikahan mereka tapi keduanya tidak pernah melupakan Leo. Setelah menikah nanti, hak asuh Leo sepenuhnya akan jatuh pada Limario dan juga Jennie

"Sampai" Ujar Limario setelah memarkirkan mobilnya disebuah gedung. Gedung ini adalah tempat psikolog anak berada, hanya ada 5 tapi cukup. Limario mencoba memberikan yang terbaik untuk Leo, untuk itu Limario mengambil 1 psikolog anak khusus untuk Leo

"Yeayy, aunty Wenwen aku datang" Ujar Leo dengan antusias dan turun dari mobil tapi Leo tidak langsung berlari masuk melainkan menunggu kedua orang tuanya karna Limario sudah melarang Leo untuk terlalu terburu-buru

"Kajja" Ajak Jennie langsung memegang tangan Leo, Leo kemudian berjalan bersama dengan Jennie diikuti oleh Limario yang berjalan dibelakang keduanya sembari membawa tas ransel Leo yang berisikan berbagai macam lego. Leo mendadak menyukai lego hanya karna Limario membelikan sebuah miniatur pesawat dari lego

"Solly daddy, halusnya aku yang membawa tasku" Ujar Leo yang tiba-tiba berhenti karna melihat tangan kanan Limario tengah membawa tas ranselnya

"Its okay sayang" Ujar Limario sembari membelai pelan rambut Leo

"Tak apa daddy, aku tidak ingin melepotkanmu" Ujar Leo kemudian mengambil alih tasnya dan memakainya kemudian berjalan kembali dengan memegang tangan Jennie

"Aigo, anakku sangat lucu" Ujar Jennie sembari mengikuti langkah Leo menuju ke ruangan psikolognya

"Pelmisi aunty" Sapa Leo sembari mengetuk pelan ruangan psikolognya

"Masuk" Ujar seseorang dari balik pintu, Leo kemudian sedikit berjinjit untuk membuka pintu dan mendorongnya untuk dibuka dan tampaklah psikolog Wendy. Psikolog yang menangani Leo

"Hey boy" Sapa Wendy sembari keluar dari kursinya dan menghampiri Leo

"Halo aunty, apa kabal?" Tanya Leo sembari melepaskan genggaman tangannya pada Jennie dan mulai menghampiri Wendy

"Aunty baik, bagaimana denganmu?" Tanya Wendy

"Baik aunty, aku akan belmain" Ujar Leo, Wendy mengangguk kemudian Leo berjalan menuju karpet bulu yang ada disana dan mulai mengeluarkan legonya

"Halo mr & mrs Manoban" Sapa Wendy pada kedua pasangan didepannya, mereka membalas sapaan Wendy dan mulai duduk didepan Wendy

"Leo sangat menunjukkan peningkatan, dia tidak takut lagi bertemu orang banyak. Tapi untuk trauma akan pesawatnya, belum bisa disembuhkan. Mungkin perlu setahunan atau bahkan dua tahun? Aku belum bisa memastikan" Ujar Wendy

"Apa dia akan baik-baik saja?" Tanya Jennie dengan penuh kekhawatiran pada Leo

"Tentu saja. Kalian memberikan yang terbaik untuknya, dia sangat pandai bahkan dia sudah pandai menceritakan kegiatannya padaku" Ujar Wendy menoleh sekilas kearah Leo yang menyusun lego sembari meminum susu yang dibawakan oleh Jennie

"Terimakasih dokter, sudah merawat Leo dengan baik" Ujar Limario, Wendy mengangguk dan tersenyum. Mereka melanjutkan pembicaraan mereka dengan santai sambil sesekali melempar tanya satu sama lain

"Sayang, ayo makan..." Ucapan seseorang terhenti ketika semua atensi mengarah padanya

"Uncle" Teriak Leo yang langsung berlari kearah orang yang baru datang itu

"Hey boy" Sapa orang itu dengan canggung

"Uncle Joy kenapa?" Tanya Leo dengan polosnya. Ya, dia adalah Joy. Polisi yang kemarin bertemu dengan Limario, Limario tampak kaget melihat Joy

"Tidak, bermainlah dulu" Ujar Joy, Leo mengangguk kemudian kembali menyusun legonya

"Ah, kapten" Sapa Joy dengan kikuk karna baru saja terkesan tidak sopan tadi

"Ah, kau disini? Ada keperluan apa?" Tanya Limario

"Hanya mengunjungi istriku" Ujar Joy melirik Wendy, Limario yang paham mengangguk mengerti

"Berbicaralah, aku akan menemani Leo bermain" Ujar Joy yang langsung menyusul Leo yang sedang bermain lego

"Dia suamiku, dia juga mengenal Leo" Ujar Wendy memberitahukan pada Jennie dan Limario agar tidak ada kesalahpahaman

"Tidak masalah dokter, kami senang makin banyak yang menyayangi Leo" Ujar Jennie tersenyum, Wendy ikut tersenyum

"Mungkin itu saja, tidak ada hal lainnya. Cukup selalu dampingi dia" Ujar Wendy karna hari ini Leo tidak memiliki kegiatan apa-apa selain konsultasi dan berbicara pada kedua orang tuanya

"Terimakasih sekali lagi dokter" Ujar Limario menjabat tangan Wendy begitupun dengan Jennie

"Baby, kajja. Kita harus pulang" Ajak Jennie, Leo yang sedang memasang lego bersama dengan Joy langsung mendongkak kemudian mengangguk singkat

"Sebental mommy, aku akan membeleskan ini dulu" Ujar Leo sembari memasukkan seluruh legonya kedalam tasnya dibantu oleh Joy

"Thankyou uncle Joy, aku akan kesini lagi nanti" Ujar Leo sembari memakai tasnya

"Ah, datanglah" Ujar Limario mengeluarkan undangan pernikahannya dengan Jennie

"Tentu, terimakasih kapten" Ujar Joy menerima undangan tersebut

"Daddy, gendong" Ujar Leo merentangkan tangannya pada Limario, Limario yang tau Leo mengantuk memilih mengendongnya

"Kau mengantuk baby?" Tanya Jennie, Leo mengangguk sekilas

"Ah, kalau begitu. Kami pamit" Pamit Limario sembari mengusap pelan rambut Leo

"Berhati-hatilah mr & mrs Manoban" Ujar Wendy tersenyum hangat, Limario dan Jennie kemudian berbalik tapi Leo melambaikan tangannya sebelum akhirnya dia tertidur dipelukan Limario

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang