Siang ini, Jisoo berniat untuk pergi ke restoran favoritnya. Jisoo sudah siap dengan membawa tasnya dan juga kunci mobil
"Kau sudah makan siang Tyuzu?" Tanya Jisoo sembari membenahi pakaiannya
"Sudah nona" Ujar Tyuzu, sekretaris Jisoo
"Baiklah, aku akan makan siang ditempat biasa. Jika ada yang ingin mencariku, bilang saja aku sedang ada urusan diluar" Ujar Jisoo, Tyuzu mengangguk kemudian Jisoo segera berjalan menuju lift. Setelah itu, Jisoo langsung mengemudikan mobilnya menuju restoran
"Selamat siang, silahkan" Ujar pelayan restoran itu menyambut kedatangan Jisoo, seperti biasanya Jisoo akan pergi untuk duduk dipojok sembari melihat pemandangan
"Mau pesan apa miss?" Tanya sang pelayan sembari memberikan buku menu pada Jisoo. Jisoo melihat-lihat kemudian memesan beberapa makanan dan minuman yang menurutnya enak
"Baik, silahkan menunggu" Ujar sang pelayan kemudian bergegas meninggalkan Jisoo. Jisoo mengecek ipadnya sembari memilah dokumen-dokumen yang dikirim melalui email miliknya
"Ah, sepertinya aku harus membuka cabang lagi" Ujar Jisoo sembari melihat peningkatan sahamnya
"Haish, kerjasamaku dengan Mnb Company belum juga disetujui?" Tanya Jisoo ketika melihat belum ada balasan dari perusahaan nomor 1 di Asia itu
"Kenapa susah sekali? Bahkan aku sudah benar-benar menekan keuntungan" Ujar Jisoo mulai kesal karna Mnb Company sama sekali tidak melirik perusahaan miliknya
"Apa aku harus langsung menemui CEO-nya?" Tanya Jisoo, Jisoo menghela nafas lelahnya. Jisoo ingin sekali perusahaan keluarganya semakin maju tapi terkadang Jisoo harus menerima kenyataan bahwa ada beberapa perusahaan yang masih ragu dengan perusahaannya
"Tunggu, kenapa aku tidak membuka cabang di Korea? Mumpung Jennie ada disana" Monolog Jisoo, Jisoo tersenyum karna sudah memiliki rencana untuk cabang barunya. Jisoo mengambil ponselnya dan menghubungi sekretarisnya
Halo, selamat siang nona. Ada yang bisa saya bantu?
Tyuzu, bisakah kau mencari tempat di Korea yang memungkinkan untuk cabang baruku?
Baik nona, aku akan mencarikannya. Mungkin besok pagi beberapa rekomendasi tempat akan ada dimeja anda
Baiklah, terimakasih
Baik nona, sama-sama
Panggilan Jisoo akhiri kemudian tersenyum senang, Jisoo berharap bahwa perusahaannya kali ini bisa semakin berkembang
"Aku harus membujuk Jennie agar mau membantu, setidaknya hanya sampai kita ketemu dengan orang yang bisa dipercaya" Ujar Jisoo sembari memainkan jarinya melihat bagaimana perusahaan-perusahaan yang ada di Korea
"Tempat pertama ditempati oleh Park Company? Not bad, aku puas dengan perusahaan ini karna menerima tawaran kerjasamaku" Ujar Jisoo masih fokus melihat artikel tentang perusahaan yang ada di Korea
"Permisi miss, pesanan anda" Ujar pelayan, Jisoo meletakkan ponselnya dan tersenyum
"Terimakasih" Ujar Jisoo
"Selamat menikmati miss" Ujar pelayan itu beranjak dari hadapan Jisoo. Jisoo kemudian memakan semua makanannya sembari sesekali mengecek apakah perusahaannya bisa didirikan di Korea
"Menarik" Celutuk Jisoo ketika melihat besar kemungkinan perusahaan Jisoo berkembang di negara kelahirannya itu
"Pemandangan disini sangat indah tapi aku merindukan Korea" Ujar Jisoo sembari melihat pemandangan lewat kaca besar yang ada didepannya. Setelah selesai menikmati makanannya, Jisoo langsung mengelap mulutnya dan berlanjut memikirkan apa saja yang dibutuhkan untuk perusahaan barunya
"Ah, aku sampai lupa harus meminta persetujuan appa dan eomma" Ujar Jisoo karna jadi melupakan tentang kedua orang tuanya. Jisoo juga harus menyiapkan alasan jika ditanya siapa yang akan bertanggung jawab atas cabang perusahaannya itu.
"Ya Tuhan aku sampai tidak melihat jam, sudah pukul 2 sekarang" Ujar Jisoo kemudian berdiri dan berjalan ke kasir untuk membayar makanannya. Setelah itu, Jisoo keluar dari restoran itu menuju ke mobilnya tapi pandangannya mengarah pada seorang anak kecil yang ada didekat mobilnya
"Hei, kids. Are you okay?" Tanya Jisoo, anak kecil itu membuka matanya. Jisoo kaget karna anak kecil itu sedang menangis
"Hei, what happen?" Tanya Jisoo mulai mendekat dan berjongkok untuk menyamai tingginya dengan anak kecil ini. Tampak anak kecil yang ada dihadapannya mengosok matanya menggunakan kedua tangannya
"Hei, dont. Nanti matamu bisa perih" Ujar Jisoo menahan tangan anak itu, Jisoo kemudian mengambil tisu ditasnya dan mengelap air mata anak itu
"Where is your parents?" Tanya Jisoo karna melihat anak kecil ini sendirian
"Disana" Ujar anak kecil itu menunjuk sepasang suami istri sedang berbicara agak jauh dari mobilnya
"What happen to your mom and dad?" Tanya Jisoo karna kedua orang tua anak itu memungungi Jisoo
"Meleka libut aunty, aku takut makanya aku lali kesini" Ujar anak kecil itu, Jisoo terkejut atas penuturan anak itu kemudian hendak pergi ke orang tua anak itu tapi anak itu malah menahan kakinya
"Aunty, no. Aku takut papa akan malah" Ujar anak kecil itu, Jisoo yang mendengar itu kembali berjongkok dan mengelus pelan kepala anak itu
"Siapa namamu sayang?" Tanya Jisoo
"Leo" Ujar anak kecil itu, Jisoo mengerutkan keningnya seketika ingatannya kembali ke kejadian kemarin
"Haish, apa orang tuamu sering ribut?" Tanya Jisoo mengingat kemarin pun harus dipisahkan oleh satpam
"Tidak aunty, balu-balu ini saja. Mama selalu membahas tentang pelnikahan? Aku tidak tau aunty" Ujar Leo dengan polosnya, Jisoo menghela nafasnya
"Baiklah, ayo. Kau tidak bisa disini terus nanti kalau kau diculik. Bagaimana?" Tanya Jisoo kemudian berdiri dan mengandeng tangan Leo
"Tapi jika papa malah bagaimana aunty?" Tanya Leo menunduk berusaha menahan air matanya
"Tak apa, aunty akan memarahi balik papa mu. Oke?" Janji Jisoo, Leo kemudian mengangguk. Jisoo yang mengandeng Leo kemudian bergerak menuju ke orang tua Leo yang masih berbicara
"Aku sudah bilang, tunggu sebentar lagi" Ujar pria yang kini sudah ada dihadapannya
"Excuse me?" Jisoo mulai bersuara, kedua orang itu menoleh dan Jisoo langsung kaget dan terdiam. Tanpa Jisoo sadari, genggaman tangannya di tangan Leo terlepas begitu saja. Jisoo mundur selangkah dan menatap tak percaya dengan kedua orang didepannya
"Jisoo?" Panggil pria tadi, Jisoo mendadak tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Jisoo terdiam dan air mata yang mengenang dipelupuk matanya langsung turun membasahi pipinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain
RomanceMenceritakan tentang seorang pilot yang sangat mencintai pekerjaannnya tapi pilot tersebut mempunyai masa lalu yang sangat menyakitkan. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang mengubah warna hidupnya. Akankah sang pilot bisa membuka hatinya kembali?