Lima Puluh Enam

1.6K 159 1
                                    

Kini, ChaeYoung dan Alice telah sampai di bar milik ayah Seulgi. Mereka langsung masuk dan pemandangan yang disajikan benar-benar membuat Alice pusing

"Aku tunggu saja dimobil ya" Ujar Alice menahan tangan ChaeYoung

"Anni, nanti terjadi hal yang tidak-tidak. Kajja, kita hanya akan menjemput Lim oppa setelah itu kita langsung pulang" Ujar ChaeYoung memilih meletakkan tangan Alice dilengannya

"Itu dia" Ujar ChaeYoung menunjuk Seulgi yang berusaha menahan Limario yang hendak minum lagi

"Ah, kalian sudah tiba" Ujar Seulgi yang melihat ChaeYoung dan Alice datang. Seulgi memberikan gelas dan botol beer pada bartender yang berjaga

"Berapa semua?" Tanya ChaeYoung sembari mengeluarkan dompetnya

"Anni, tak perlu. Aku khawatir Lim oppa sedang ada masalah, Lim oppa sedaritadi bergumam nama Jennie eonni" Ujar Seulgi menjelaskan pada kedua kakak beradik ini, ChaeYoung menghela nafasnya kemudian membopong tubuh Limario

"Kajja, aku bantu" Ujar Seulgi segera membantu ChaeYoung, mereka kemudian keluar diikuti oleh Alice yang mengenggam ujung baju ChaeYoung

"Gomawo Seulgi" Ujar ChaeYoung ketika sudah meletakkan Limario kedalam mobil

"Ah, gwenchana. Berhati-hatilah" Ujar Seulgi menepuk pundak ChaeYoung sebentar kemudian menunduk pada Alice

"Jangan lama-lama disini Seulgi, kau tidak takut melihat mereka semua?" Tanya Alice yang merasa ketakutan apalagi sedaritadi banyak yang memandanginya

"Aku sudah biasa eonni, aku harus sering kesini tiap bulannya" Ujar Seulgi dengan kekehan sedikit kemudian Seulgi pamit untuk melanjutkan tugasnya sementara Alice dan ChaeYoung langsung masuk kedalam mobil

"Apa yang terjadi dengan dia dan Jennie?" Tanya Alice karna selesai makan tadi, Limario hanya mengatakan akan menjemput Jennie

"Aku tidak tau eonni" Ujar ChaeYoung mulai menjalankan mobilnya menuju ke rumah mereka karna jika meninggalkan Limario sendiri di apartemen takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan

"Jennie, aku minta maaf" Ujar Limario tiba-tiba dari arah belakang, Alice dan ChaeYoung sepontan menatap kearah Limario yang sedang bergumam sembari menghapus air matanya

"Apa mereka memiliki hubungan?" Tanya Alice melihat kondisi Limario sebentar kemudian memfokuskan pandangannya pada ChaeYoung

"Setauku tidak tapi dari yang aku lihat, sepertinya keduanya memiliki perasaan yang lebih" Ujar ChaeYoung fokus menyetir

"Besok, hubungi Jisoo minta kesini. Takutnya bukan hanya Lim yang terluka seperti ini tapi juga Jennie" Ujar Alice, ChaeYoung mengangguk sekilas. Tidak lama kemudian, mereka memasuki rumah keluarga Park

"Pak satpam" Panggil ChaeYoung, satpam yang berjaga dirumah keluarga Park langsung keluar dari pos nya

"Bantu aku" Ujar ChaeYoung membawa Limario masuk kedalam rumah dan menuju ke kamar tamu

"Pak, jika besok appa menanyakan tentang Lim. Bilang saja Lim datang larut malam ketika aku dan ChaeYoung sudah tidur" Ujar Alice, satpam tersebut mengangguk dan berpamitan

"Tinggalkan dulu dia, biarkan dia tidur" Ujar Alice yang melihat Limario langsung tidur, ChaeYoung mengangguk dan segera berlalu. Alice mengunci pintu kamar tamu itu agar Limario tidak keluar dan berkata hal yang tidak-tidak

"Istirahatlah eonni" Ujar ChaeYoung, Alice mengangguk dan bergegas naik ke lantai atas. Paginya, Alice sudah berada dikamar tempat Limario tidur

"Ughh, kepalaku rasanya mau pecah" Ujar Limario sembari memegang kepalanya yang terasa sangat pusing

"Huft, ada apa denganmu? Kau terakhir kali meminum alkohol sudah sangat lama" Ujar Alice sembari memberikan obat penghilang rasa sakit untuk Limario. Limario langsung meminumnya

"Mianhae" Ujar Limario sembari menunduk, Alice sangat tidak suka jika keluarganya seperti ini apalagi melihat adiknya terluka

"Ada apa?" Tanya Alice mengelus pelan lengan Limario, Limario menghela nafasnya dan menceritakan kejadian kemarin. Alice cukup kaget dan berusaha berada ditengah-tengah keduanya

"Minta maaflah pada Jennie, kau harusnya tau perempuan tidak suka digantungkan perasaannya. Dan lagi, Jennie tidak tau jika kau masih takut menjalani hubungan. Lim, jika kau hanya memandang perempuan sama seperti Diana. Kau akan susah sendiri, kau akan menyesal sendiri. Dan apa itu semua juga berdampak pada Diana? Tentu tidak" Ujar Alice mencoba memberi pengertian pada Limario

"Ne, eonni. Mianhae" Ujar Limario semakin menunduk, Alice menghela nafasnya. Jika sudah begini, mau bagaimana lagi. Jalan satu-satunya adalah Limario harus meminta maaf langsung pada Jennie

"Mandilah, aku sudah menyiapkan baju ChaeYoung untukmu. Dia tadi pagi melihat kondisimu lalu pergi menjemput Jisoo dibandara. Mereka akan mencoba menenangkan Jennie, setelah kalian berdua sudah cukup tenang. Kau boleh menemuinya" Ujar Alice, Limario kemudian bangkit dan berlalu ke kamar mandi. Alice mengirimkan pesan, menceritakan kronologinya pada ChaeYoung dan memilih ke meja makan karna sudah ada tuan dan nyonya Park

"Morning" Sapa Alice yang kemudian duduk disamping nyonya Park

"Kata satpam, Limario semalam kesini. Dimana dia?" Tanya tuan Park

"Ah, dia semalam kesini tapi kami sudah tidur. Alhasil dia tidur dikamar tamu dan sekarang sedang mandi" Ujar Alice, tuan Park hanya mengangguk saja. Tidak lama kemudian, muncullah Limario dengan kondisi tubuh yang lebih segar dan kepala yang sudah mendingan

"Morning uncle, aunty" Sapa Limario sembari duduk didekat tuan Park

"Kenapa semalam kau kesini larut-larut? Kenapa tidak sebelum kami tertidur?" Tanya tuan Park, Limario sempat melirik Alice yang memberikan kode melalui matanya

"Ah, aku baru selesai mengantar Jennie diapartemen barunya" Ujar Limario

"Baiklah, makanlah. Kita sarapan bersama, setelah ini uncle akan ke kantor" Ujar tuan Park, mereka kemudian sarapan bersama dengan sesekali mengobrol tapi pikiran Limario melayang pada kejadian kemarin

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang