Jennie yang tersadar kemudian berlalu ke mejanya, Jennie duduk dan berusaha untuk tetap tenang meskipun hatinya berkata sebaliknya. Jennie mencoba menghubungi Limario tapi bukannya Limario yang menjawab melainkan operator yang mengatakan nomor Limario sedang berada diluar jangkauan
"ChaeYoung" Ujar Jennie yang langsung mencari nomor ChaeYoung dan segera menelfonnya
Ne? Ada apa Jennie eonni?
Kau dimana?
Dikampus, sebenarnya Jennie eonni aku ingin meminta maaf untuk masalah kemarin
Tak usah bahas itu dulu, jemput aku sekarang
Mwo? Apa Jennie eonni sudah pulang?
Bisakah kau menjemputku saja tanpa banyak bertanya?
Ne, tunggulah
Jennie menghela nafasnya kemudian mengambil tasnya dan berlalu keluar meninggalkan teman-teman kantornya yang melihat aneh kearahnya, Jennie benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang
"Jen, jika kau rindu padaku. Lihatlah awan"
Kata-kata Limario kembali terputar dikepalanya, Jennie terduduk dikursi yang ada dilobby kantornya. Air mata Jennie mulai turun, bayangan senyum Limario mengalun begitu saja
"Jennie?" Panggil seseorang, Jennie kemudian mendongkak dan melihat Alice yang menatapnya bingung. Jennie kemudian berlalu berdiri dan memeluk Alice
"Hei, ada apa?" Tanya Alice yang bingung kenapa Jennie tiba-tiba menangis
"Lim" Ujar Jennie, Alice mengerutkan keningnya bingung. Ada apa dengan Limario? Apakah Limario menyakiti Jennie? Belum sempat Alice bertanya, sebuah mobil yang familiar dimata Alice memasuki lobby kantor. Tampak ChaeYoung turun dan melihat ada Alice, ChaeYoung menelan salivanya karna jika Alice tau dia bolos maka Alice akan memarahinya habis-habisan
"Jennie eonni" Panggil ChaeYoung berusaha mengalihkan pandangannya, Jennie langsung melepaskan pelukannya pada Alice
"Kajja, kita ke bandara" Ujar Jennie yang mulai menarik ChaeYoung, Alice yang melihat adiknya ditarik oleh Jennie kembali bingung apalagi melihat wajah panik Jennie. Alice kemudian menahan tangan Jennie
"Hei, tenangkan dirimu. Ada apa? Kenapa ke bandara? Kau ingin pulang?" Tanya Alice berusaha menangkan Jennie sedangkan ChaeYoung yang bingung hanya menatap mereka saja
"Lim" Ujar Jennie lagi sembari menahan air matanya
"Ada apa dengan Lim oppa?" Tanya ChaeYoung yang sedaritadi diam tapi ketika Jennie menyebut nama Limario membuat ChaeYoung bingung ada apa dengan kakak sepupunya itu
"Pelan-pelan saja Jennie, kita harus tau dulu ada apa. Oke?" Ujar Alice berusaha mengendalikan Jennie yang tampak takut dan panik secara bersamaan
"Tadi pagi Lim bilang ada penerbangan ke Jepang" Ujar Jennie lagi-lagi air matanya turun dan dada Jennie mulai sesak. Panic attacknya mulai kambuh lagi tapi melihat wajah bingung dari kakak beradik didepannya membuat Jennie harus memberitahu mereka
"Tadi di tv ada berita, pesawat yang menuju ke Jepang jatuh" Ujar Jennie berusaha sekuat tenaga untuk berbicara. Kedua orang didepan Jennie nampak kaget, Alice yang tadinya berusaha menangkan Jennie malah ikut lemas. ChaeYoung tentu saja kaget tapi ChaeYoung langsung menahan Alice
"Kita ke bandara sekarang" Ujar Alice yang berusaha bangkit
"Hei, tenangkan diri kalian. Jika kalian begini, akan susah. Kalian harus tenang" Ujar ChaeYoung berusaha mengontrol kedua wanita yang tampak panik itu. Bukan berarti ChaeYoung tidak panik, hanya saja jika keduanya seperti ini malah memperburuk keadaan mereka
"Jangan banyak bicara, kita ke bandara" Ujar Alice yang menarik kerah kemeja ChaeYoung, ChaeYoung menghela nafasnya kemudian mengangkat kedua tangannya tanda meminta ampun. Jika ChaeYoung ikut emosi, yang ada nantinya masalah ini makin panjang
"Masuklah" Ujar ChaeYoung kepada kedua wanita didepannya, mereka kemudian masuk kedalam mobil. ChaeYoung kemudian melajukan mobilnya meninggalkan kawasan kantor
"Bisakah kau cepat sedikit? Jika tidak bisa menyetir, biar aku saja" Ujar Alice yang melihat ChaeYoung mengemudikan mobilnya agak pelan
"Eonni yaa, bisakah kau tenang dulu? Kau mau kita yang celaka jika mengikuti kata-katamu? Bersabarlah dan doakan Lim oppa, jangan pakai egomu. Aku membenci itu" Ujar ChaeYoung menatap sebentar Alice yang duduk disampingnya, Alice terdiam karna jika ChaeYoung sudah marah akan lebih menakutkan daripada Alice
Mobil ChaeYoung sudah memasuki bandara, mereka kemudian turun dan berlalu menuju ke dalam bandara. Alice menahan salah satu petugas bandara yang sedang bekerja
"Permisi, apa betul pesawat tujuan Jepang terjatuh?" Tanya Alice berusaha untuk menahan emosinya, mereka menunggu jawaban dari sang petugas bandara kemudian petugas itu mengangguk lemah
"Andwae" Ujar Alice melemah, ChaeYoung berusaha menahan tubuh Alice yang hampir luruh ke lantai. ChaeYoung mengucapkan terimakasih pada petugas itu lalu bergegas menuntun Jennie dan Alice ke kursi
"Hei, eonni. Jangan seperti ini, kita harus mencari informasi dulu. Jika kita mendengar hanya pesawat jatuh tujuan ke Jepang, tak ada artinya. Kita harus tau dulu apakah Lim oppa ada dipenerbangan itu atau tidak" Ujar ChaeYoung berusaha memenangkan Alice, ChaeYoung mendongkak melihat Jennie yang hanya terdiam dengan memandang kosong kearah depan
"Aku akan bertanya dimana letak jatuhnya pesawat itu, jika dekat. Kita akan kesana" Ujar ChaeYoung kemudian berdiri dan pergi menuju tempat informasi bandara. Kepergian ChaeYoung meninggalkan Alice dan Jennie yang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing
"Kajja, lokasinya tidak terlalu jauh" Ujar ChaeYoung yang sudah mendapat informasi, mereka kemudian berjalan keluar menuju ke tempat jatuhnya pesawat itu. ChaeYoung memilih belum menghubungi orang tuanya dan juga orang tua Limario. Pasalnya, jika mereka tau. Mereka akan lebih panik daripada Alice dan Jennie. ChaeYoung hanya ingin memastikan terlebih dahulu, setelah itu ChaeYoung akan langsung memberitahukan kepada orang tuanya dan juga orang tua Limario
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain
RomanceMenceritakan tentang seorang pilot yang sangat mencintai pekerjaannnya tapi pilot tersebut mempunyai masa lalu yang sangat menyakitkan. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang mengubah warna hidupnya. Akankah sang pilot bisa membuka hatinya kembali?