Lima Puluh Tujuh

1.7K 173 3
                                    

ChaeYoung kini tengah berada diperjalanan bersama dengan Jisoo, ChaeYoung sudah tau permasalahan antara Jennie dan Limario melalui Alice tapi belum memberitahukannya pada Jisoo

"Huft, belum selesai masalah Kai. Ada lagi masalah baru" Ujar Jisoo sembari menyenderkan punggungnya pada kursi, ChaeYoung kemudian memberikan ponselnya pada Jisoo

"Wae?" Tanya Jisoo yang kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh ChaeYoung

"Disitu ada cerita mengenai masalah antara Lim oppa dan Jennie eonni" Ujar ChaeYoung, Jisoo kemudian mengambil ponsel ChaeYoung dan membaca pesan yang dikirimkan Alice pada ChaeYoung

"Ya Tuhan, perkara perasaan saja sampai jadi begini" Ujar Jisoo sembari memijat kepalanya yang terasa pusing, Jisoo baru saja selesai meeting dengan ayah Limario dan hendak mencari tempat untuk perusahaannya di Bangkok tapi ChaeYoung sudah lebih dulu memintanya ke Korea

"Lim oppa terlalu takut untuk memulai semuanya eonni" Ujar ChaeYoung

"Ya, aku pun paham tapi semua perempuan tidak akan suka jika digantung" Ujar Jisoo, ChaeYoung mengangguk paham karna disini sebenarnya lebih salah Limario. Sesampainya di apartemen Jennie, keduanya turun dan melihat ada Kai didekat lobby

"Jisoo eonni" Sapa Kai dengan tersenyum, ChaeYoung memutar kedua matanya dengan malas apalagi dapat dilihat jika senyuman pria ini sangatlah fake

"Kau ngapain kesini?" Tanya Jisoo to the point karna jujur saja, Jisoo sangat malas berhadapan dengan Kai

"Ah, untung Jisoo eonni datang. Dimana unit apartemen Jennie?" Tanya Kai, Jisoo mengerutkan keningnya. Jisoo memang berpesan pada petugas keamanan dan resepsionis apartemen ini agar tidak memberitahu apa-apa tentang unit Jennie jika ada yang bertanya

"Aku sudah menanyakan pada resepsionis tapi dia tidak mau memberitahukan padaku" Ujar Kai lagi sembari melirik sinis resepsionis yang sedang berjaga

"Pulanglah" Ujar Jisoo dengan singkat, padat dan jelas tidak lupa intonasi tegas dari Jisoo

"Aku hanya ingin bertemu calon.." Kai belum menyelesaikan ucapannya tapi dipotong terlebih dahulu dengan Jisoo

"Calon apa? Tidak usah banyak bermimpi, Jennie mencintai orang lain. Sebaiknya kau pergi" Ujar Jisoo. Kai mendengus kesal apalagi melihat tepat dibelakang Jisoo, ChaeYoung menunjukkan tampang mengejeknya pada Kai

"Jisoo Jisoo, tak masalah kau mengusirku. Tapi ingatlah, jika aku sudah sampai di New Zealand. Jangan harap adikmu itu akan tenang disini. Uncle Kim akan menarik kalian berdua langsung" Ujar Kai tertawa sarkas dan berlalu pergi

"Haish, dimana appamu menemukan modelan seperti Kai? Sangat manipulatif" Ujar ChaeYoung, Jisoo menghela nafasnya kemudian berjalan disusul oleh ChaeYoung. Mereka memasuki lift dan bergerak menuju unit apartemen Jennie

"Aku berharap Lim menjadi salah satu alasan perjodohan mereka dibatalkan" Ujar Jisoo tiba-tiba, ChaeYoung menoleh dan menatap Jisoo bingung

"Maksudku, biarkan Lim bersama dengan Jennie agar perjodohan bisa dibatalkan. Aku akan membujuk Jennie menyiapkan plan A untuk semua ini" Ujar Jisoo memiliki beberapa cara agar Jennie terlepas dari Kai. Sampai dilantai unit apartemen Jennie, mereka langsung bergerak kedepan pintu dan memencet bel

"Jendeuki" Panggil Jisoo, tidak lama pintu terbuka dan menampakkan Jennie yang matanya masih memerah

"Are you okay?" Tanya Jisoo, Jennie hanya mengangguk. Mereka kemudian masuk dan melihat kondisi apartemen Jennie cukup berantakan

"Sini Nini" Ujar Jisoo yang memilih duduk disofa, Jennie mendekati Jisoo dan duduk disebelah Jisoo kemudian memeluk Jisoo dengan sangat erat

"Jika ada masalah, beritahu eonni" Ujar Jisoo sembari mengusap perlahan rambut Jennie. Jennie selalu merasa nyaman dipelukan Jisoo karna dulu sewaktu kedua orang tua mereka sibuk, Jisoo yang selalu menemani Jennie bahkan Jisoo lebih banyak mengambil peran dalam kehidupan Jennie

"Aku tidak ingin dijodohkan eonni, aku sangat mencintai Lim" Ujar Jennie mulai menangis lagi, ChaeYoung yang duduk disingle sofa menatap iba kearah Jennie

"Hei, tenanglah. Kita pikirkan semuanya baik-baik" Ujar Jisoo masih mengusap rambut Jennie dengan sayang. ChaeYoung bangkit dan menuju dapur untuk mengambil air mineral untuk Jennie, Jisoo yang melihat ChaeYoung datang dengan segelas air melonggarkan pelukannya

"Minumlah, ChaeYoung membawakanmu air" Ujar Jisoo mengusap pelan bahu Jennie, Jennie menerima gelas itu dan meminumnya meskipun sedikit gemetar tangannya karna tidak memiliki cukup tenaga

"Eonni" Racau Jennie kembali setelah minum dan kembali memeluk Jisoo

"Hei, tenanglah Nini" Ujar Jisoo berusaha agar Jennie lebih tenang

"Kenapa appa tidak pernah mau mendengarkan aku?" Tanya Jennie dengan sesegukan, Jisoo menghela nafasnya

"Appa bukan hanya tidak mendengarkanmu, tapi ke eomma, ke eonni juga. Jadi, jangan heran" Ujar Jisoo masih setia mengelus pelan kepala Jennie

"Apa aku harus mengorbankan perasaanku eonni?" Tanya Jennie, Jisoo melepaskan pelukan keduanya kemudian memegang kedua pundak Jennie

"Anni, kau tidak boleh melakukan itu. Biar bagaimanapun, pernikahan tanpa didasari cinta itu tidak akan berakhir bahagia. Mungkin ada tapi kemungkinannya sangat kecil, eonni akan membantumu mencari solusi" Ujar Jisoo berusaha meyakinkan Jennie agar tidak putus asa

"Lim saja tidak ingin berjuang untukku eonni" Ujar Jennie kembali meneteskan air matanya, Jisoo menghapus air mata dikedua pipi Jennie

"Jangan simpulkan sendiri, tenangkan dirimu. Tidurlah dulu, aku dan ChaeYoung akan membersihkan ini semua" Ujar Jisoo menuntun Jennie menuju kamarnya agar Jennie dapat beristirahat

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang