Meskipun judulnya kabur, tapi sebenarnya gue hanya nggak izin aja sama Gundopo. Bi Endah tahu, kok, gue keluar. Iya, gue betulan menjalankan agenda yang udah gue tetapkan sebelumnya. Yep, bertemu jelmaan kambing sholehah a.k.a Mbak Nurul!
Berbekal dari pengalaman sebelumnya, saat gue berada di depan rumah bergaya minimalis modern dengan dua lantai, gue memencet bel, saat seseorang dari rumah keluar, gue pun, bertanya, "Permisi, Bu, apa benar ini rumahnya Pak Fatah?"
Nah, kalau gue langsung nanya 'Mbak Nurulnya ada?' gue takut kejadian yang lalu terulang. Siapa tahu, kan, ya, di bumi B ini Mbak Nurul juga pindah rumah.
"Iya, benar, ada perlu apa, ya?" Woho! Ternyata rumahnya Mbak Nurul masih sama. Namun, perempuan ini siapa? Dari tampilannya, sih, bukan ART, kakaknya Mbak Nurul juga wajahnya bukan begini. Bibi, kah? Atau, cuma kenalan umma? Heee, tapi masa iya kenalan bukain gerbang.
"Aku kenalannya Mbak Nurul, Mbak Nurulnya ada?" tanya gue memilih langsung pada intinya.
Gue sempat memikirkan untuk pergi ke rumahnya Mbak Nurul yang sebenarnya. Em, gimana, ya? Ini rumahnya ayah Mbak Nurul, di bumi A, Mbak Nurul sekarang tinggal bareng suaminya. Namun, berhubung gue di dunia ini nikah, gue takut kalau Mbak Nurul di dunia ini lajang. Jadi, jalan aman adalah mampir ke rumah Pak Fatah a.k.a ayahnya Mbak Nurul. Kalau ternyata Mbak Nurul masih nikah, gue tinggal cuss ke rumah Mas Azhar.
"Lifa? Kamu temannya Lifa? Salah kalau datang ke rumah ini, kamu cari saja di pasar kalau mau bertemu Lifa."
Pasar? Mbak Nurul orang, loh, bukan kue sus, masa iya cari di pasar? Oh, iya, namanya Mbak Nurul itu Nurulifa, jadi gue paham kalau Lifa yang dimaksud adalah Mbak Nurul. Di bumi A, nggak ada yang manggil Mbak Nurul pake sebutan Lifa.
"Kenapa di pasar?" tanya gue. Masa iya Mbak Nurul buka toko di pasar?
Wanita di depan gue ini menyilangkan tangan di depan dada, wajahnya mengingatkan gue sama Kak Gea. Oh, sekarang fiks dia ini bukan ART ataupun kenalannya umma.
"Apa lagi? Anak itu tidak pernah mau pulang ke rumah," papar si wanita. Heee? Orang sealim Mbak Nurul nggak mau pulang? Bohong, nih, pasti.
"Mbak Nurul... nikah?" Kalau nggak pulang berarti tinggal sama suami, kan? Mas Azhar sama Mbak Nurul emang harusnya bersatu di univers manapun.
Anehnya, wanita di depan gue malah ketawa. "Anak itu? Nikah? Siapa yang mau?"
Gue garuk-garuk kepala, kok pembicaraannya kerasa aneh, ya? Daripada makin ke sana makin ke sini, gue memilih pamit dan pergi dari depan rumah Mbak Nurul.
•••
Gue nggak percaya gue yang seorang pengurung diri level atas bisa ada di pasar tradisional. Oho, peningkatan macam apa ini? Apa gue jadi ksatria pemberani sejak merasuk ke tubuh Adela B?
Namun, sekarang gue bingung, gue harus cari Mbak Nurul di tempat macam apa? Petunjuknya cuma pasar. Errr, harusnya gue tanya lebih lanjut tadi.
Dug
Astagfirullah, jalan lihat-lih── ah, maaf, Pak, diri ini nggak lihat kalau bapak tengah membawa setumpuk kardus hingga mempersempit pandangan. Sowry, Bapak, yang entah siapa namanya.
"Eh, lo."
Gue? Membalikan badan karena merasa yang dipanggil adalah gue, gue menemukan seorang perempuan yang sepengetahuan gue disebut sebagai anak punk. Iya, tampilannya hitam-hitam dan agak nyeremin.
Tapi, jamkkanman, kok wajahnya familiar, ya? Gue ngerasa pernah lihat wajah itu di suatu tempat. Hem, ham, him, err, ASTAGA?! Perhatiin wajahnya lebih lekat, gue kaget setengah mati karena cewek punk yang sekarang melambai nyuruh gue mendekat mirip banget sama Mbak Nurul. Tampilannya lebih kucel, tapi tetap aja gue kenal wajah itu.
Gue buru-buru mendekat ke arah si anak punk, lebih serius lagi merhatiin wajahnya biar semakin yakin kalau itu Mbak Nurul.
"Lo apa-apaan, sih?!" Meski lebih kasar, tapi gue 100% yakin itu suara Mbak Kambing Sholehah! Astaga apa ini?! Apa cewek di depan gue beneran Mbak Nurul? Mbak, mana hijab dan gamis elegan, Mbak?! Nggak, nggak, nggak, nggak mungkin ini Mbak Nurul. Mbak Nurul nggak mungkin tersesat! Big no 。:゚(;´∩';)゚:。
"Gue negur orang aneh." Mbak Nurul ngomong lagi T_T. Hikseu, gue nggak mau percaya ini Mbak Nurul T_T.
"Lo jangan berdiri kayak tadi di sekitar sana, ngalangin jalan orang kerja aja!" ucap si anak punk.
"Mbak Nurul?" Akhirnya nama itu keluar! Entah kenapa raut cewek punk ini makin asem. Ihh, Mbak Nurul nggak pernah masang ekspresi begitu.
"Tahu dari mana lo nama itu?!"
Eh? Eh? Eh? Betulan Mbak Nurul?! Asli? Beneran? Bohong! Bohong, nih, pasti! Mbak Nurul, Mbak Nurul, Mbak Nurul kenapa berubah?! Berubahnya jauh banget (╥﹏╥) Nggak, nggak mungkin! Umma marah besar kalau Mbak Nurul keluyuran nggak nutup aurat macem gini.
"M-mbak Nurul, ken-kenapa gini?" Argh, bego banget gue! Mbak Nurul pasti heran, gue orang asing bagi dia T_T.
"Berhenti panggil gue Nurul, gue Lifa!" Aaaaaaaaaaaaa, apa sebenarnya yang terjadi sama Mbak Nurul B? Mbak Nurul itu penceramah gue, Mbak Nurul itu orang yang ingetin gue kalau gue tersesat. Gue jelas sedih kalau Mbak Nurul malah terjebak di situasi kayak gini. Dia jadi anak punk pasti ada alasannya, kan?
Umma? Iya, umma kenapa? Gue 100% yakin Mbak Nurul nggak akan berani buka aurat kalau umma baik-baik aja. Apa iya umma juga berubah kayak Mbak Nurul? Kalau gitu ceritanya, maka gue bisa bilang masuk akal.
"Gue Adela, bisa antar gue keliling pasar? Gue bayar lo. Gimana?" Oke, ayo melebur dulu dengan situasi ini. Buat Mbak Nurul mau temenin gue dan gue bisa ajak dia ngobrol. Agak nggak enak, sih, tawarin dia uang, tapi gue nggak bisa mikirin cara lain (╥﹏╥).
"Kenapa keliling pasar?" tanya Mbak Nurul masuk akal. Emang, sih, orang macam apa yang keliling pasar minta anterin anak punk?
"Cuma pengen tahu aja gimana pasar tradisional. Gue pertama kalinya ke sini," balas gue setengah bohong. Ini emang pertama kalinya gue ke pasar tradisional, tapi gue ke sini bukan karena pengen tahu tentang pasar.
"Anak orang kaya. Pasarnya luas, dua ratus ribu."
Rasanya pengen nangis dengar Mbak Nurul ngomong gitu T_T.
•••
02.04.2023
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
Teen Fiction"Astaga, adegan sinetron macam apa ini?!" Adela itu pengurung diri level tertinggi yang tidak berniat membuat kisah romansa di hidupnya. Sejak dulu julukannya adalah si 'anti romantic'. Dia cantik tapi malas mandi. Lalu, entah sebab apa si anti rom...