•••
Gue sekarang ada di kamar. Sama Gama.
Tadi, Gama pulang dan lihat gue ngobrol sama Kak Gea. Sebelum gue menuntaskan pembicaraan, dia malah tarik gue dan bilang ada perlu. Yah, gue yakin itu cuma alasan Gama aja biar gue nggak deket-deket Kak Gea. Huh, buaya bwengshake itu agaknya bertekad memutus tali silaturahmi. Astaghfirullah.
"Kak," panggil gue pada Gama yang lagi menata rambut basahnya di depan kaca.
"Iya," balas orang itu seadanya.
"Gue mau nanya."
Errrr, sebenernya gue agak nggak enak dan ngerasa aneh kalau nanya ini, tapi ayolah, gue perlu. Gue butuh.
"Nanya aja, Del," balas Gama masih sibuk sama rambut itemnya itu. Entahlah dia mau kemana sore-sore gini, gue nggak penasaran.
"Kecelakaan kita waktu itu... kenapa bisa terjadi." Gama yang berniat raih sesuatu berhenti di udara. Dia kelihatan nggak nyangka gue tanya soal itu. Perlahan menarik tangan, mengarahkan dirinya sendiri supaya menghadap gue hingga gue bisa lihat sorot aneh orang itu.
"Del, kenapa lo bahas itu?" tanya Gama. Nadanya kedengaran nggak enak.
"Karena gue harus tahu." Yah, gimanapun gue udah memutuskan untuk menyelesaikan segala masalah Adela B biar gue bisa hidup tenang.
Gama mengatupkan bibir bersamaan dengan matanya yang ditutup. Sesaat kemudian dia menghela napas. Huft, berat, kah? Maaf-maaf aja, nih, masalahnya semua ini demi kebahagiaan gue.
Gama jadi jalan ke arah gue, bahkan dia duduk di pinggiran kasur sedangkan gue lagi nyenderan di kepala ranjang sambil selimutan. Emang, sih, masih sore, tapi gue adalah seorang pengurung diri dengan kamar yang menjadi area favorit. Hehehe ( ╹▽╹ ).
"Gue sama Gea diajak temen ke Hexagon. Asalnya gue cuma main di karaoke bareng yang lain. Karena satu dua hal gue minum. Gue mabuk dan kejadiannya terjadi gitu aja," jelas Gama.
"Kenapa lo keluar dari karaoke room?" tanya gue. Gue inget kalau tragedi itu kejadiannya bukan di ruangan karaoke.
"Waktu itu pertama kalinya gue mabuk. Gue nggak kuat dan disuruh naik ke atas buat sewa kamar. Kebetulan Hexagon emang sediain kamar. Waktu masuk gue sadar ada lo, gue sadar lo Adela, tapi gue terlalu brengsek sampai rusak lo gitu aja. Gue entah kenapa terbawa suasana, entah kenapa gue lakuin itu tanpa mikir apa-apa. Sorry, Del. Maafin gue. Gue terlalu bajingan.
Gue kaget. Bukan, bukan kaget karena Gama yang pertama kali mabuk, tapi kaget karena sekarang dia nangis. Iya, gue nggak bohong, dia beneran nangis ini. Omegatt, kejadian langka lihat Gama nangis (ʘᗩʘ’).
"Gue selalu ngerasa bersalah sampai gue selalu nggak sanggup kalau harus ngadepin lo."
Heeee, padahal sekarang dia lagi di depan gue.
"Gue udah rusak lo dan dengan nggak tahu malunya gue yang nikahin lo malah perlakuin lo sangat buruk. Kesalahan gue banyak banget sama lo, Del. Tapi dengan nggak berhatinya gue minta lo untuk terus sama gue. Gue ini memalukan, ya?"
Gama abis nonton FTV hidayah, kah?
Sejak awal gue emang tahu kalau Gama ini tipikal orang yang secara terang-terangan sampein isi hatinya. Namun, sekarang dia terlalu gamblang (╥﹏╥) sampe gue nggak tahu harus respon kayak apa.
"Bahkan sekarang, bahkan saat gue bilang pengen mencintai lo, perasaan gue berkhianat dengan terus mikirin Ruby. Gimana ini, Del? Gue jahat banget sama lo." Air mata Gama makin deras. Ergh, dia nggak malu apa nangis di depan gue? Mana suasananya jadi aneh gini. Tolongggggg, gue harus ngapain? Masa iya puk puk kepala Gama? Ogah, ihh, ntar Gama kegeeran.
"Gue bisa maafin lo yang jadi suami brengsek. Jadi lo bisa tenang soal itu. Yang nggak bisa gue maafin adalah kenyataan kalau lo rusak gue, Kak."
Entahlah, pada dasarnya gue itu emang cupu. Gue terlalu mudah terenyuh, gue selalu lemah dengan kisah sedih.
"Sekarang balik ke topik, saat itu lo beneran cuma minum alkohol aja? Nggak ada yang kasih minuman aneh atau apa gitu?" Gue nggak tahu bener apa enggak. Namun, dari drama yang gue tonton, ada yang namanya obat apa gitu, sesuatu yang bisa bikin hawa nafsu akan... gitu, deh.. Apa, sih, nama obatnya? Pokoknya itu, deh.
Gama usap air matanya, tatapan kelihatan goyah dan agaknya dia mulai malu karena nangis-nangis. Baru sadar, ya, Pak? Hohoho, harusnya gue rekam tadi, biar bisa ledekin Gama.
"Nggak. Gue cuma minum minuman yang gue pesen," balas Gama.
Errrrrr, berhubung waktu itu katanya pertama kali Gama mabuk, dia pasti nggak tahu sensasi mabuk yang normal kayak apa. Hm, tunggu, masih ada satu peluang. "Sejak itu lo pernah mabuk lagi nggak?"
Peluang gue pupus ༎ຶ‿༎ຶ. Gama menggeleng soalnya. Ya, emang, sih, bagusnya nggak mabuk, tapi, tapi, tapi... ah, mari kembali ke kenyataan.
"Gue takut kembali rusak perempuan lagi," ucap Gama.
Gue rasa... Gama nggak seburuk itu.
"Tapi, Del, boleh gue nanya sesuatu juga?" tanya Gama.
"Apa?"
"Adela yang gue kenal nggak mungkin ada di club. Kenapa ada di sana waktu itu?"
Pinter. Otak Gama ternyata nggak jamuran. "Terserah mau percaya atau nggak, gue dijebak Naraya. Dia bilang pengen coba ke club dan gue terpaksa ikut. Gue dikasih alkohol berlebih sampai kesadaran gue tipis dan, ya, kejadian selanjutnya lo tahu sendiri." Gue tahu itu dari diary Adela B.
"Naraya? Tapi... kenapa?"
Gue menggidikan bahu. "Dipengaruhi iblis," balas gue. Jujur, loh, gue, Naraya begitu setengahnya karena OniGea. Gue nggak mau bilang kalau Kak Gea terlibat karena ngerasa hal itu bakal sia-sia. Ayolah, Gama itu buta kalau urusan Kak Gea. Namun, hm, masa iya Gama terlibat sama kecelakaan itu hanya karena kebetulan? Tapi kalau rencana Kak Gea pun gue sulit percaya. Huh, agaknya diri ini harus makin rajin gali fakta. Semangatlah diriku, mari bersakit-sakit dahulu sebelum rebahan santai kemudian.
"Masih ada yang mau dibicarain?" tanya Gama yang narik gue kembali ke kenyataan.
"Nggak. Udah semua," jawab gue dan Gama mengangguk.
"Kalau gitu, ikut gue ke suatu tempat, ya? Gue pengen bilang ke semua orang kalau lo istri gue.
Melotot dong! Iya dong harus melotot. Apa-apaan dia? Heeeee, bencana apa ini? Gama kerasukan? Gama demam? Gama ditukar alien? Atau... Gama bumi A transmigrasi ke sini kayak gue? Heeee, kowai.
"Jangan terlalu kaget. Gue lakuin ini supaya bisa memperlancar niat gue. Kalau orang-orang tahu gue udah punya istri, gue pasti malu kalau masih berhubungan sama Ruby," papar Gama.
"Papah gimana? Lo mau ditendang dari KK?" tanya gue yang malah dibalas Gama dengan senyuman.
"Gue emang udah ditendang dari KK, Del. Sekarang di kartu keluarga gue cuma ada nama lo."
Heeeeeeeee, gue lupa kalau udah nikah kartu keluarganya dipisah (个_个).
"Kalaupun Papa marah, masih ada Mama yang pasti belain kita."
•••
23.04.2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
Подростковая литература"Astaga, adegan sinetron macam apa ini?!" Adela itu pengurung diri level tertinggi yang tidak berniat membuat kisah romansa di hidupnya. Sejak dulu julukannya adalah si 'anti romantic'. Dia cantik tapi malas mandi. Lalu, entah sebab apa si anti rom...