•••
Gue berakhir nonton acara olahraga sama Gama. Bukannya sengaja, sih, tapi tadi Gama iseng-iseng nyalain tv dan cari tontonan. Berhubung malam ini acaranya kebanyakan sinetron dan talk show, Gama memilih nonton pertandingan sepak bola yang katanya agak Gama sukai. Hm, dia ini bukan cowok yang tergila-gila dengan bola. Bahkan, ya, Gama ngaku sendiri kalau dia nggak bisa main bola. Bola basket dan voli dia bisa, tapi kalau sepak bola dia nyerah katanya. Entahlah, mungkin punya kenangan buruk kali, ya? Maksud gue, gue pun punya kenangan buruk dengan sepak bola.
Waktu itu gue kelas dua SD, ikut lomba 17-an dan main sepak bola. Gue kebagian giring bola, nyaris masukin ke gawang tapi wasitnya meresahkan. Gini, loh, gue tahu tim gue yang mana dan gue harus masukin gol ke gawang mana, tapi wasitnya bilang gue harusnya bukan giring bola ke gawang sana karena itulah gawang tim gue. Itu buat semangat gue hilang dan bola direbut. Gue pun pundung dan ninggalin lapangan buat minta peluk bunda. Setelahnya gue digantiin sama siapa gitu dan mantan tim gue itu menang. Gue lihat daftar member timnya siapa aja dan woooyyyy, orang yang gantiin gue itu ada di sana. Berarti gue bener, kan? Gue nggak salah waktu giring bola ke gawang. Gue kesel banget sama wasitnya. Huh, kalau diinget lagi gue jadi malu gara-gara pundung sampe keluar lapangan ( ≧Д≦).
Omong-omong belum lama ini gue nonton anime sepak bola hingga sekarang gue nggak ngang ngong total dengan apa yang ditampilin di layar televisi. Ayolah, sebelumnya gue sama sekali nggak ngerti tentang sepak bola. Yang gue lihat kalau nggak sengaja lihat pertandingan sepak bola cuma sekedar sekumpulan orang yang lari-larian di lapangan rebutin satu bola. Nggak tahu tuh apa itu striker, bek, dan lain sebagainya.
"Aawss." Gue dengar Gama meringis saat ada pemain yang jatuh. Tersungkur gara-gara perebutan bola sama lawannya. Sshhh, emang ngilu, sih. Pasti itu sakit banget, tapi, yah, pemain bola emang tangguh. Dia udah bangkit lagi dan permainan berlanjut.
"90 menit lari-larian apa nggak bengek, ya?" tanya gue gitu aja. Bosen oy, bosen, setidaknya harus ada pembicaraan karena gue nggak terlalu menjiwai tontonan.
"Tubuh mereka terlatih. Ada istirahatnya juga," balas si Gama yang persis di samping gue. Kami bahkan berbagi selimut yang sama. Tadi diambil Gama omong-omong.
"Hooo." Entahlah, gue bingung mau respon kayak apa.
"Gol, ya?" tanya Gue.
"Iya, itu gol."
"Heee, gol ternyata."
"Itu pemain nomor sebelas."
"Golnya keren?"
"Bagi gue biasa aja."
"Tapi penonton di sana heboh."
Affah iya ini nonton bola dengan normal? Maksud gue, biasanya, kan, kalau nonton bola suka heboh. Kayak penonton yang ada di stadion yang sekarang kesorot kamera. Apa gue harus heboh? Namun nggak ada semangat. Hih, emang kayaknya tadi lebih baik nonton FTV pintu berkah aja. Biar inget Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
Teen Fiction"Astaga, adegan sinetron macam apa ini?!" Adela itu pengurung diri level tertinggi yang tidak berniat membuat kisah romansa di hidupnya. Sejak dulu julukannya adalah si 'anti romantic'. Dia cantik tapi malas mandi. Lalu, entah sebab apa si anti rom...