45. GamBrut=Gama Brutal

732 90 2
                                    

•••Azriel menggila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Azriel menggila. Dia pukulin Gama sampai Gama nggak bisa berkutik saking gilanya dia. Padahal sebelumnya Gama bisa pukul Azriel dengan mudah, tapi sekarang? Oh, bahkan saat Kak Alden dan Kak Mario (si rambut ungu) berusaha jauhin Azriel, mereka kewalahan. Baru saat sekuriti ikut campur, Azriel akhirnya bisa ditangani. Ditendang keluar dan Gama, gue, juga 5 orang teman Gama juga ikut keluar.

Sekarang Gama dan Azriel berhadapan, saling beradu tatapan tajam dan teman-teman Gama tahan tubuh mereka berdua biar nggak sampai kembali baku hantam.

Gue? Oh, gue nggak tahu harus ngapain. Maksud gue, masa iya gue hentiin mereka dengan kata-kata mutiara? Ayolah, Azriel lagi emosi tingkat tinggi.

"Apa yang lo lakuin sama Adela!? Lo ngapain dia sialan?!" Azriel berkata tajam. Dia sebucin itu, ya, sama Adela B?

"Apa maksud lo?" tanya Gama sama tajamnya. Hoho, iya, sih, dia pasti emosi karena tiba-tiba dipukulin. Di wajahnya sekarang bahkan ada beberapa luka.

"Anj*ng, brengsek! Maju lo kalau berani!" Azriel berusaha bebasin tubuhnya dari teman-teman Gama, namun agaknya dia nggak bisa.

"Lo apaan, sih, El? Lo ngapain pukul gue?" Beda sama Azriel, meski tubuhnya di tahan, tapi pada nyatanya Gama sama sekali nggak berontak.

"Lo punya pacar bajingan! Ngapain lo bilang Adela istri lo?" teriak Azriel masih kelihatan emosi.

"Bukan urusan lo," ucap Gama dan sesaat setelahnya dia berhasil bebasin diri dari teman-temannya. Mungkin karena tahu Gama nggak akan nyerang balik, teman-temannya jadi melonggar.

Gama sekarang mendekat ke arah gue, raih tangan gue, dan nuntun gue menjauh. "Gue pulang duluan," pamitnya pada semua teman-temannya. Sebelum betulan menjauh, dia menoleh ke belakang dan berkata, "Bilang ke semua orang kalau gue udah punya istri!"

Hm, si buaya bwengshake satu ini emang bertekad, ya?

Ada yang mende── awws. Apa, sih? Tangan gue terlepas dari Gama saat seseorang narik gue dari belakang. Azriel betulan gila, kah? Ayolah, jelas-jelas gue istri orang, masa iya masih mau ngejar gue?

"Lo nggak pantes buat Adela!" teriak Azriel memposisikan diri di depan tubuh gue. Astaga, situasinya makin buruk, Gama sekarang ngepalin tangannya, wajahnya juga jadi nyeremin. Omegat, omegat, omegat, banyak orang yang lihat.

"Kak, lepasin tangan gue," ucap gue pada Azriel sambil berusaha tarik tangan gue dari dia. Haram, haram, haram. Dosa tahu.

"Gama nggak cocok buat lo, Del," balas Azriel. Ya emang nggak cocok, tapi itu bukan urusan elo.

"Lepasin Adela sebelum lo babak belur, El." Suara Gama jadi dingin. Dia masuk ke versi yang sebelumnya belum pernah gue lihat. Saat dia marahin gue, Gama nggak pernah kayak gini.

"Lepasin? Nggak akan pernah! Lo pasti cuma mainin Adela, kan? Buat balas dendam, hah?"

Balas dendam? Kok? Tunggu, apa maksud? Gue nggak ada salah sama Gama.

"Jangan omong kosong!" Tatapan Gama makin-makin. Ugh, gawat! Ini temen-temen Gama bantuin woy, tadi aja gercep, kenapa sekarang malah nggak mau deket-deket?

"Bener, kan, gue? Lo nggak mungkin cinta sama Adela! Bajingan lo!"

"Anj*ng." Sesaat setelah umpatan itu, Gama pukul Azriel. Gue bahkan sampai memekik karena lihat darah yang keluar dari hidung Azriel. Nggak selesai sampai situ, baku hantam antara Gama dan Azriel terjadi lagi. Gama beberapa kali kena pukul dan dia juga beberapa kali mukul. Oh, Mbak Nurullll, helphelphelp.

Azriel tersungkur, Gama yang agaknya belum puas raih kerah dia dan bawa Azriel bangkit lagi. Satu tangannya yang bebas melayangkan pukulan bertubi ke wajahnya Azriel yang sekarang udah acak-acakan.

Omegatt, jantung gue berdisko. Temen-temennya Gama akhirnya bertindak, hentiin Gama dan bawa Azriel yang udah lemes menjauh dari jangkauan Gama.

"Lo balik aja, Gam. Jangan diterusin." ucap si kacamata dan Gama yang napasnya masih memburu tanpa menjawab langsung raih tangan gue lagi. Bawa gue pergi dengan langkah lebarnya ke arah parkiran. Masuk mobil dan ninggalin wilayah gedung. Wow, pengalaman pertama gue menghadapi situasi kayak gini. Beneran mirip sinetron -_-

Gue kira Gama bakal kebut-kebutan karena marah, tapi ternyata Gama tetap bawa mobil dengan kecepatan normal. Huh, lega~~.

Namun, kayaknya dia emang masih marah. Maksud gue, dari sampingnya gue bisa lihat tangan Gama yang sekuat tenaga cengkeram setir mobil. Mana wajahnya masih suram lagi. Bibirnya terkatup rapat dan matanya masih setajam silet.

Entah kenapa mobil Gama melambat, berhenti saat udah dipinggir dan gue harus terlonjak karena dia tiba-tiba pukul setir dengan brutal. Setelahnya dia buka sabuk pengaman, turun gitu aja dari mobil dan teriak sekencang-kencangnya.

Gue harus ngapain, nih? Kalau di drama-drama biasanya lawan main protagonis bakal nyamperin protagonis dan tenangin dia. Namun, gue mana bisa, gue bukan protagonis soalnya. Lagian, ya, ogah juga. Bukannya jahat, tapi bayanginnya aja udah ngeri. Mana ini siang lagi, banyak orang😭😭. 

Hm, diem aja, lah. Nanti juga emosi Gama membaik. Iya, cukup diem dan lihatin aja mobil-mobil yang lewat. Diem, diem Adela, biarin aja. Nyatanya nggak gitu. Tubuh gue berkhianat dengan lepasin sabuk pengaman dan turun dari mobil. Samperin Gama yang lagi berkacak pinggang dan tanpa angin tanpa hujan Gama raih gue kasar. Peluk erat lebih erat dari biasanya dan gue bisa merasakan jantung dia yang bunyi brutal. Heeeee, semarah itu, kah?

"Gue sayang lo, Del."

Sayang sebagai sesama manusia. Hohoho, memang sepatutnya saling menyayangi sesama makhluk Tuhan. Meski gue pernah super benci sama Gama, tapi sekarang yang gue sadari benci gue udah sepenuhnya ilang. Selama ini Gama jadi baik soalnya. Gue yang cupu dan lemah sama kisah sedih ini, kan, jadi runtuh. Meski otak gue bilang maafin Gama itu terlalu berlebihan, tapi perasaan gue berkhianat dengan hilangin kebencian pada dia sepenuhnya. Lebih damai begitu, sih💃💃. Lagian, ya, yang selama ini dapat perlakuan nggak baik Gama itu Adela B, bukannya gue.

"Jangan dengerin cowok bajingan itu. Gue nggak pernah sekalipun berniat balas dendam atas Gea sama lo."

Kak Gea? Oh! Oh! Oh! Apa jangan-jangan maksud Azriel itu Gama mau balas dendam ke gue gara-gara Azriel jadiin Kak Gea sebagai gue, ya? Karena Azriel ngira Gama berpikir kejadian itu gara-garanya gue? Gara-gara gue nggak terima cintanya Azriel. Hum, masuk akal, sih. Nggak mungkin salah, kan?

"Kak, siang loh ini, lepasin gue, ya?" pinta gue. Meski Gama udah sering peluk gue, tapi biasanya cuma di rumah. Gue mana pernah dipeluk cowok di luar macem gini.

"Nggak mau." Gaahhh (ò_óˇ).

•••

26.04.2023

Ayo follow Instagram dan Tiktokku-!

Ig : esqueen_12
TT : mooosuarasapi

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang