•••
Taman bermain ternyata nggak buruk juga.
Ternyata ada hal baik yang gue dapat dengan datang ke dunia ini, rasanya gue jadi lebih bisa menikmati dunia luar karena perbedaan kondisi gue dan Adela B.
Hari ini Gama nggak menyebalkan, dia cukup asik untuk ukuran teman cekikikan sambil naik wahana.
"Aaaaaaaaaa."
"Aaaaaaaa."
"Waaaaaaaa."
"Huaaaaaaaa."
Yang gue dengar sekarang hanya teriakan. Bukan hanya punya Gama, tapi orang-orang yang juga naik wahana ini. Gue sendiri nggak bisa tahan tawa, maksud gue, dengerin, deh, suara orang-orang ini, kek, mengocok perut banget.
Wahana yang bentuknya mirip perahu, errr, namanya ko... kora-kora (?) Ah, pokoknya yang gitu, deh. Saat awal-awal gue juga teriak, serasa jantung mau copot karena ini pertama kalinya gue naik yang beginian. Namun, hoho, gue bisa cepat mengendalikan diri karena keburu ngakak dengar suara orang-orang. Apa taman bermain itu semenyenangkan ini, ya?
Gue sama Gama turun sambil sama-sama ketawa, duduk di kursi bawah pohon rindang sebelum lanjut ke wahana lain. Hm, kalau dipikir-pikir, kora-kora tadi adalah permainan kelima yang gue naiki. Woah, ternyata gue ini rajin.
Banyak orang-orang yang berlalu lalang, keluarga, gerombolan teman, pasangan, bahkan gue sempat lihat rombongan ibu-ibu senam dan rombongan tur anak SMA. Hm, kalau tempat ini tiba-tiba diserang teroris, rasanya bakal jadi bencana kelas nasional.
"Gahhh, panas." Si Gama mengeluh, lepasin topi hitamnya dari kepala dan malah jadiin itu kipas dadakan. Iya, sih, sekarang matahari lagi berkuasa.
"Panas nggak, Del?" Gama mode baik agaknya emang menyenangkan. Dia kipasin gue. Enaknya~~~ Hm, sifat asli Gama itu yang bwengshake apa yang ini, sih? Awal-awal gue nyasar di tubuh Adela B, Gama ini kasar dan nyebelin pangkat 5, dari ingatan Adela B yang gue dapat juga si Gama ini selalu kata-katain Adela B. Kalau Adela B dan Gea ada ribut, Gama selalu nyalahin Adela B meski Adela B udah jelasin mati-matian. Yah, Gea pakai topeng, gue bisa maklum kalau soal yang itu. Namun, sejak pertengkaran terakhir gue dan Gea, Gama jadi lebih lembut. Apa dia kasihan, ya, sama gue? Atau... apa dia ngerasa bersalah sejak Adela B keguguran. Hora, maksud gue, gue datang ke sini seminggu setelah insiden keguguran itu.
"Gue pengen beli minum, lo mau apa?" tanya Gama berhenti kipasin gue. Dia kembali pake topi di tempat yang seharusnya.
"Gue ikut." Begini-begini gue juga pengen pilih minuman.
"Sejak tadi lo-gue mulu, apa ini aslinya lo?" tanya Gama bangkit berdiri. Nyodorin tangannya seolah nyuruh gue mendaratkan tangan di sana. Tapi, hey, hey, hey, ogah! Gue ini udah banyak melukai prinsip anti romantic gue. Kasih tepuk telapak Gama sekali, gue pergi duluan ninggalin dia. Tentunya, dengan pertanyaan dia yang gue gantung. Kelepasan mulu, Kack, mau balik ke acting malah susah🙏.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
Teen Fiction"Astaga, adegan sinetron macam apa ini?!" Adela itu pengurung diri level tertinggi yang tidak berniat membuat kisah romansa di hidupnya. Sejak dulu julukannya adalah si 'anti romantic'. Dia cantik tapi malas mandi. Lalu, entah sebab apa si anti rom...