Pusing dan rasanya mau muntah. Gue ini... ah, rumah sakit, ya? Mimpi buruk itu datang lagi setelah sekian lama. Ingatan kelam yang sejujurnya pengen gue lupain, tapi nggak bisa.
Kejadian itu saat awal kelas 3 SD, karena ketololan diri sendiri, gue berakhir di culik dan digunain orang jahat buat menekan ayah. Masalah bisnis. Tanah yang ayah beli buat mendirikan taman hiburan agak bermasalah. Err, bukan bermasalah, sih, tapi selain ayah ada juga perusahaan yang incar tanah itu. Perusahaan preman yang punya backingan pemerintah sampe berani nyulik anak kecil saat pemilik tanah sebelumnya pilih perusahaan ayah dan bahkan udah resmi dijual.
Yahh, pada akhirnya gue tetap selamat, sih, meski nyaris mati gara-gara tenggelam. Ayah juga harus kehilangan tanah itu gara-gara gue. Polisi nggak punya cukup waktu buat cari lokasi gue sekarat waktu itu. Hum, dunia luar menyeramkan. Yah, pada dasarnya gue nggak mengurung diri gitu aja. Gue takut. Kejadian itu membentuk trauma pada diri gue. Gue jadi kesulitan berteman dan parnoan. Gue bahkan harus cuti sekolah selama dua bulan dan rutin mengobati mental gara-gara kejadian itu. Dulu, dunia luar gue anggap ancaman. Bahkan di sekolah, gue nggak kemana-mana selain di kelas. Makan siang aja pake bekal dari rumah :'). Diri ini sangat menyedihkan.
Hm, pandangan gue agak buram, tapi bener, kok, gue di rumah sakit. Suasananya khas banget soalnya. Apalagi ada alat bantu pernapasan di hidung gue. Namun... ini nggak mirip IGD. Tempat gue berbaring sekarang malah kayak kamar pasien naratama. Gue ini... cuma tenggelam, kan? Rasanya aneh banget.
"Adela?! Akhirnya..."
Eh? Stop stop stopeeee🙅! Untung aja tangan gue bisa gesit cegah Azriel yang barusan datang dan mau peluk gue. Enak aja, dilarang skinship sama orang asing. Kata kalbu nggak boleh.
"Akhirnya lo sadar juga. Gue panik banget gara-gara lo pingsan terlalu lama."
Errr, gue lama, ya? Gue ada nelen air banyak, loh, apa sekarang perut gue isinya air kolam semua?
"Kenapa aku di rumah sakit, Kak?" tanya gue pada Azriel yang sekarang ada di sisi brankar.
"Lo tenggelam." Gue juga tahu bagian itu (;;;・_・). "Lo sempat sadar dan muntahin air saat masih di apartemen. Namun, lo pingsan lagi saat bilang sakit dan nggak bisa napas. Del, kenapa nggak berenang tadi? Lo harusnya bisa, kan?"
Gue bisa nangkap ekspresi khawatir di wajah Azriel. Caranya bicara juga jelas menunjukan kekhawatiran yang nyata. Dasar bucin. Ah, gue waktu bocil emang bisa berenang, tapi ayolah, sejak gue diculik gue nggak bisa nyentuh kolam renang. Gue bahkan akan kambuh kalau nekat berendam di bak mandi.
Fyi, kalau urusan gue jarang mandi itu nggak ada hubungannya sama trauma, ya, gess. Gimanapun gue bukan takut air, tapi takut kolam renang ataupun sesuatu yang memungkinkan gue kelelep. Dalam kurung bathtub😉.
"Kak Gama mana?" Gue masuk rumah sakit, loh, affah iyah si buaya bwengshake nggak nyamperin gue? Suami apaan yang begitu?
"Lupain si brengsek itu. Lo nggak pantes sama dia."
Eiihh, mulai, nih, si Azriel.
"Lihat lo tenggelam bukannya nolongin malah sibuk ngurusin Gea yang nggak kenapa-kenapa."
-_- Ah, ya, gue inget bagian itu. Tadi Gama sempat nyebur dan nolongin Kak Gea. Dia nggak balik lagi buat gue, ya? Gue nyaris mati, loh, tadi.
"Kenapa Kak Azriel ada di sana?" tanya gue. Nggak wajar dong si Azriel ini ada di apartemennya Gama.
"Gue nggak bisa hubungi lo dan selalu nunggu lo di luar rumah. Sore tadi lo keluar dan gue ngikutin. Gue sempat kehilangan lo saat lo masuk apartemen, tapi untungnya gue temuin lo lagi dengan ngikutin Gama. Gue bersyukur banget bisa temuin lo dan nggak terlambat."
Menyeramkan! Azriel menyeramkan. Dia stalker atau apa? Merinding banget tolong. Namun, sih, berkat itu gue selamat. Gue agaknya harus bersyukur?
"Makasih, Kak." Yahh, gitu saja. Kalau nggak ada Azriel gue mungkin udah mati part 2. Gue sungguhan berterima kasih sama dia.
Senyum Azriel merekah. "Sama-sama. Makasih udah nggak kenapa-kenapa."
Teruntuk manusia yang ditakdirkan berjodoh dengan Azriel, selamat!! Anda akan dapat suami ganteng, perhatian, dan manis! Cepat insaf, ya, Azriel, jangan jadi bucinnya istri orang terus. Dunia terus berputar tahu.
Entah kenapa gue merasa ada aura-aura gelap dari depan, sesaat kemudian, pintu ruangan terbuka dan begitu noleh, sosok Gama yang berjalan cepat dengan Kak Gea dan Kak Ruby sedikit di belakangnya bisa gue lihat. Heeee, apa-apaan raut suram penuh awan hitam itu? Jangan bilang dia mau pukul Azriel?! Jangan, heh, gue hutang budi sama Azriel.
"Kak, lo──"
Gue kesulitan melanjutkan kalimat saat Gama lirik gue tajam. Dia mencengkeram baju depan Azriel, tarik dia ke arah pintu dan menghilang keluar ruangan. Emm, entahlah mau kemana, gue mana punya kesempatan buat nanya.
Plakk
Awws. Apa, sih? Tiba-tiba banget. Nggak tahu apa gue abis sekarat? Astaghfirullah, sabar, Del, sabar. OniGea emang nggak jelas.
"Tega banget lo!" Kak Gea nangis. Hmmmmm, jangan drama sekarang bisa nggak, sih? Mood gue udah jelek.
"Kak Gea apaan, sih?" Tamparan Kak Gea sungguhan sakit. Astaga, dia kriminal atau apa? Kemarin-kemarin siram gue pake air panas, tadi tarik gue ke kolam, dan sekarang nampar? Hih, dasar Oni!
"LO YANG APAAN?!" Kak Gea teriak. Ugh, untung aja ini kamar VIP. Gawat kalau sekarang di IGD, bisa heboh nanti.
"Gue udah anggap lo saudara sendiri, tapi ternyata lo picik banget, Del. Kasihan Gama, dia harus kotor gara-gara perbuatan lo!"
Masalahnya, Adela B yang kotor gara-gara kembaran lo, OniGea!
"Apa, sih, Kak? Ngomong yang jelas biar gue ngerti." Yahh, gue sadar setelahnya kalau gue malah masuk mode Adela A.
"Ouh, ini sikap asli lo? Lo perempuan terburuk yang pernah gue kenal."
Belum kenal Cheon Seo-jin, sih, Anda.
"Lo bisa lepas topeng lo sekarang, Adela. Gama dan keluarganya udah tahu kalau lo yang jebak Gama supaya tidur sama lo," jelas Kak Ruby yang buat gue 👁️👄👁️. Ayolah, yang rencanain kejahatan itu Kak Gea, bukan Adela B. Adela B cuma korban ketidakwarasan Kak Gea.
"Ada buktinya? Fitnah kali ini agak kejam dan jujur... gue marah." Gue nggak terima Adela B yang korban malah dilabeli sebagai pelaku. Sangat nggak terima.
"Gue nggak akan bertindak kalau nggak ada bukti. Lo pikir Hexagon senormal itu? Kamera di sana bukan cuma cctv." Yah, Kak Ruby, gue tahu lo bukan orang macem Kak Gea yang doyan fitnah. Namun, gue tetap merasa terfitnah. Sekali lagi, Adela B korban!
"Jadi, apa yang ada di kamera itu? Aku yang seret Kak Gama, kah? Aku yang godain Kak Gama, kah? Sejak awal kami ada di tempat yang berbeda. Ah, apa Kak Ruby lihat aku kasih obat ke minuman Kak Gama?"
"Ngaku juga lo," ucap Kak Gea lempar hp yang nyala ke pangkuan gue. Begitu gue lihat video yang ada di sana, gue rasanya pengen ketawa karena... oh, wow, itu betulan Adela B yang tuang bubuk mencurigakan ke gelas minuman yang agaknya kelompok Gama pesan tepat di depan ruang karaoke Gama. Nggak cuma ada Adela B, tapi juga pekerja club yang bawa minuman. Sebelumnya kelihatan di kamera kalau Adela B kasih uang ke si pekerja itu. He.he.he, lucu banget tahu. Nggak habis pikir saiya. Dengan ini, gue tahu kenapa Gama marah dan nggak nolongin gue.
•••
10.05.2023
Padahal udah sok-sok'an nulis kalimat kayak kemarin, tapi ternyata ngilangnya cuma dua hari :). Tapi tapi tapi, aku bersyukur, sih. Itulah kenapa Tuhan disebut Maha Baik (。•̀ᴗ-)✧Omong-omong, ayo follow Instagram dan Tiktokku biar aku senang.
Ig : Esqueen_12
Tt : mooosuarasapi
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
Teen Fiction"Astaga, adegan sinetron macam apa ini?!" Adela itu pengurung diri level tertinggi yang tidak berniat membuat kisah romansa di hidupnya. Sejak dulu julukannya adalah si 'anti romantic'. Dia cantik tapi malas mandi. Lalu, entah sebab apa si anti rom...