54. Yang Mulia Kudet

451 81 5
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Ngobrol apa aja sama Naraya?"

Mobil Gama melaju meninggalkan mall yang tadi kami kunjungi. Menanggapi pertanyaan dia, gue menggidikan bahu dan menjawab, "Urusan cewek." Bohong, sih, tapi masa iya gue harus jujur? Ogah, ya, kalau gue harus jelasin panjang-panjang. Males ( ꈍᴗꈍ).

"Nggak berantem, kan?" Gue bukan gorila -_-. Ngapain juga berantem sama Naraya. Iya, sih, dia meresahkan, tapi sekarang dia udah insaf. Dia udah menyesal dan gue tahu kalau penyesalan adalah hukuman paling mengerikan.

"Nggak. Raya cuma minta maaf dan selesai," balas gue seadanya.

"Soal... Hexagon?" Errrr, iya juga, gue pernah bilang soal Hexagon itu jebakan Naraya. Dia masih inget ternyata.

"Iya," balas gue.

"Lo maafin?" Gama kepo banget, sih, jadi manusia.

"Naraya udah menyesal dan itu cukup buat gue. Gue sama dia udah baik-baik aja, Kak." Yahh, meski agak kesel dia kepo, tapi pada akhirnya gue tetap jawab juga.

"Lo emang baik banget, Del." Adela B jauh lebih baik. Dia bahkan nggak perlu nunggu Naraya menyesal buat memaafkan.

Hp gue bergetar. Ugh, firasat gue jadi buruk, deh. Begitu lihat hp yang asalnya ada di dalam tas selempang, gue langsung pasang wajah kayak gini ❛ ꁞ ❛  di dalam hati. Nqomor tak dikenal yang berarti Azriel. Dia sebenarnya ngapain, sih?! Tolak telepon dia, gue memilih matiin hp biar Azriel nggak jadi lalat lagi. "Kak, gue boleh minta beliin nomor baru nggak? Azriel gila itu terus hubungi gu──"

ASTAGA!! KALAU MAU BERHENTI BILANG-BILANG DULU WOY! Bahaya banget tahu.

"Si brengsek itu nggak berhenti juga?" Noleh ke arah gue, Gama langsung tanya itu dengan nada nggak enak. Marah, kah? Gue ngerasa dia marah soalnya.

"Hm. Dia terus hubungi pake nomor baru," balas gue.

Menengadahkan tangannya di depan gue, Gama berkata, "Hp lo sini. Biar gue abisin cowok gila itu."

Heeee, abisin pake ponsel? Mau ngajak ketemuan dan adu jotos apa gimana, nih? Nggak berseni banget. "Cukup beliin gue nomor baru aja. Ladenin dia nggak ada gunanya."

Gue sebelumnya nggak mau ganti nomor karena nanti repot harus bilang ke sana-sini, tapi gue udah nggak tahan ಥ‿ಥ.

Menghela napas berat, Gama mendaratkan telapak tangannya di kepala gue. Tatapannya melembut dan perlahan telapaknya itu turun. Mengelus rambut gue singkat sambil berkata, "Nanti di depan kita beli."

Yosh, pai-pai awan hitam dari Azriel.

•••

Yang Mulia Arya ketinggalan berita. Nggak update banget, sih, orang tua satu ini.

Anti Romantic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang