GAAAAHHHHHH PANAS!! Perut gue panas! Em, omong-omong satu minggu udah berlalu sejak kepergian Kak Gea. Suasana duka memang masih melingkupi Gundopo, tapi semuanya berjalan baik, kok.
Soal perceraian dan laporan KDRT Mama Tia juga berlanjut. Hari ini adalah hari dilanjutkannya setelah Mama Tia minta penundaan karena, yah, ada duka luar biasa yang menyapa mereka.
Gue sama Gama nginep sehari di rumah Gundopo, malam saat Kak Gea untuk kali terakhir ada di rumah itu. Setelah pemakaman, kami pulang ke apartemen dan istirahat. Ayolah, malam itu kami sama-sama nggak tidur.
Dan, hmmm, setelah nekat makan seblak kelebihan cabe, gue berakhir panas mulut, perut, dan tenggorokan. Astaghfirullah, makanya diriku, kalau jajan itu sesuai selera aja. Jangan sok-sok'an mau naik level karena Anda bukan Tanboy San. Gue udah minum air dingin tadi, tapi malah makin parah. Bibir gue jadi berasa gede.
Ohh, nooooooo, bangkit berdiri, gue buru-buru ke arah pintu, keluar dari apartemen, dan malah kembali buka pintu cuma buat teriak, "KAK, AKU KE BAWAH BENTARAN." Wow, gue baru inget, gue ini udah lama nggak teriak. Namun, hih, bodo amat, gue mau beli susu.
Masuk ke supermarket, gue buru-buru cari susu. Susu kotak aja, deh, beli lima biji yang strawberry biar nggak ditatap sinis Mbak kasirnya. Eh, nggak, deng, gue ngasal. Karyawan sini baik-baik, kok. Bener, loh. Percaya aja udah.
Oh, gawat. Begitu gue mau ke kasir, gue malah papasan sama sesosok wanita tertentu yang gue kenal. Hm, kenaffah orang ini ada di sini? Nggak mungkin mau merusak rumah tangga orang part 2, kan?
"Siang, Kak Ruby." Yahh, daripada tatap-tatapan nggak jelas, mending sapa aja, deh. (◠‿◕).
•••
Gue kira setelah satu dua basa-basi singkat, gue dan Kak Ruby bakal pisah. Namun, GAHHHHH, gue malah berakhir duduk di bangku tertentu menghadap playground. Lihat para bocil yang lagi main dan beberapa orang dewasa yang mengawasi dari bangku-bangku sekitar. Ini akhir pekan, jadi wajar para penghuni komplek apart sini pada hadir.
Oh, iya, gue sempat tanya kenapa Kak Ruby ada di sini. Gue kira dia mau ketemu Gama, tapi katanya dia mau ketemu mas sepupu yang tinggal di penthouse tower yang sama dengan unit Gama. Hm, dasar keluarga kaya. Gue, sih, percaya aja karena Kak Ruby bukan orang yang gemar nipu. Dia juga ada bilang kalau dia nggak tahu gue dan Gama udah nempatin apartemen.
"Without further ado, gue mau minta maaf." Heeee, nggak salah denger, nih, gue?
"Selama ini gue nggak nemu momen yang pas. Kita juga ketemu sejak itu cuma saat pemakaman Gea. Del, Gue sempat bilang lo gila dan anggap lo bitch. Maaf buat itu."
(;;;・_・) Apa kabar gue yang dulu sering ngatain── errr, Kak Gea, Azriel, dan Gama gila meski dalam hati? Namun, bitch, ya? Entah kenapa yang satu itu rasanya agak kejam, tapi nggak apa-apa, sih. Dia nggak bilang secara langsung juga, kok, saiya ini sangat toleran. Mungkin.
"Santai aja, Kak. Meski salah, tapi ngatain orang emang kadang susah ditahan." Gue pengalaman soalnya.
"Gue juga mau bilang kalau hutang gue sama lo udah lunas." Dia punya hutang? Masa iya konglomerat ngutang? Iya, iya, gue tahu bukan hutang uang yang dimaksud Kak Ruby.
"Dengan video waktu itu gue lunasin apa yang udah lo dan Gama lakuin ke gue." Yah, udah gue duga. Waktu itu, waktu Kak Ruby seret Azriel, dia bilang udah nggak ada di jalan yang sama dengan gue. Apa nggak terlalu mudah, ya? Kak Ruby ini tipikal perempuan pecinta damai, kah? Namun, sih, gue jelas senang dengan itu. Gini, loh, masa iya pertarungan Adela-Ruby masih mau berlanjut? Setelah rentetan kejadian belakangan ini? Ouh, gue mana mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
Teen Fiction"Astaga, adegan sinetron macam apa ini?!" Adela itu pengurung diri level tertinggi yang tidak berniat membuat kisah romansa di hidupnya. Sejak dulu julukannya adalah si 'anti romantic'. Dia cantik tapi malas mandi. Lalu, entah sebab apa si anti rom...