Setelah kepergian Kak Agam, Gama keluar buat cari makan. Em, dia tadi emang nggak ikut makan siang sama gue dan agaknya sekarang dia kelaperan sampai memutuskan buat ke kantin.
Gue sendiri sekarang lagi santai-santai lihatin geng pohon pinus yang terlihat dari kaca di ruang rawat ini. Ada beberapa orang juga di sekitar hutan pinus itu. Itu bisa disebut hutan nggak, sih? Pokoknya banyak pohon pinusnya, deh, meski jauh-jauhan.
Aahh, gue kangen komik favorit gue. Menyedihkan, gue ketinggalan satu bulan itu komik. Hikseu, gara-gara OniGea ceburin hp gue. Dasar orang jahat. Omong-omong, Kak Gea ngerasa kesepian nggak, ya, satu bulan ini nggak ketemu gue? Semoga aja enggak, ngeri tahu kalau dikangenin orang macam Kak Gea.
Pintu ruangan gue dibuka, lirik ke sana dan Gama dengan dua minuman di tangannya bisa gue lihat. Dari bentukannya, minuman itu satunya kopi dan satunya lagi susu pisang. Affakah yang susu pisang buat saiya? Semoga aja iya, gue lagi pengen itu soalnya.
Gama taruh kedua minuman di atas meja, kakinya dia bawa mendekat ke arah gue dan dia berkahir berdiri di sisi kanan gue.
"Nggak dingin?" Gue rasa alasan Gama tanya itu karena gue buka jendela yang sekarang dia hadepin. Gini, loh, kaca di ruangan gue ini ada empat buah. Satunya berukuran besar persegi panjang dan tepat di sisi kanannya tiga buah jendela kaca persegi yang bisa dibuka. Nah, ketiganya tadi gue buka.
"Biasa aja, tuh," balas gue ringan.
Gama berhenti menghadap keluar, dia memilih menghadap gue dan mengulurkan lengan. Apa? Ngapain? Nangkap nyamuk?
Gue nggak ngapa-ngapain, sih, cuma diem doang sampe akhirnya Gama peluk gue. Peluk nyamuk aja, Gam, jangan gue. Kan, repot kalau gue merinding kayak sekarang. Namun, aneh, gue merasa perasaan hangat menjalari hati gue dan itu nyaman. Gue cukup suka dipel── aaaaaaaa, jangan katakan itu!! Astaga, gue malu sama perasaan gue sendiri. Mana gue baru sadar lagi senyum lagi.
"Maafin aku." Dulu waktu gue masih acting, gue jadi duta minta maaf, tapi sekarang Gama kayaknya lebih cocok buat gelar itu. "Aku nggak bisa kayak Azriel yang ngenalin kamu sedetail itu," lanjutnya. Hooo, dia terpengaruh sama ucapan Azriel, ya?
Omong-omong, gue kaget seperempat mati karena ternyata oh ternyata gue balas memeluk Gama. Serem, horor.
"Del? Kamu marah?" Mungkin karena gue terus bungkam dia tanya itu. Asal kamu tahu, Gama-ssi, mana ada orang marah betah banget cosplay jadi Teletubbies begini.
Gama menarik tubuhnya sampai kami jadi bisa lihat wajah satu sama lain. "Del?" panggil Gama dan ada kerutan kecil di alisnya. Hmmmm, apa? Gue harus jawab apa? Liat Gama sedekat ini gue jadi deg-degan.
"Sayang?"
Astaga, halo, Adela? Berapa detik Anda bengong? Berapa detik Anda cosplay jadi patung di depan Gama? Oh, menyedihkan sekali. Oke, langkah pertama, rileks, Del, terus noleh ke samping dan lihat betapa ademnya pohon pinus. Bermain tic-tac-toe, menyusun puzzle, bermain papan, meminum coklat panas, bermain── oke, sip. Menarik napas dalam, gue kembali menatap Gama. Ah, omong-omong, sejak tadi tangan kami masih saling merengkuh. "Kalau kamu pengen nyaingin Azriel, aku beneran bisa sakit hati, loh. Yang dia kejar Adela lama soalnya, bukan aku," ucap gue dan Gama senyum. Entahlah, mungkin karena akhirnya gue jawab dia.
"Suatu saat aku pasti bisa kenalin kamu lewat bayangan aja," ucap Gama kembali peluk gue. "Kalau kamu nggak keberatan, aku pengen tahu tentang kamu. Sekolah di mana, hobinya apa, makanan kesukaan, selera musik, temen-temen, tempat liburan favorit, dan semuanya." Whahh, Gama-ssi, ternyata Anda agak nyeremin.
•••
Gue lagi nonton film tertentu di Yetflix waktu Gundopo Squad masuk ke ruangan ini. Pak Arya memimpin, terus ada Mama Tia, pria Agam, dan terakhir Mbak Siska. Padahal gue kangen Galaksi, bocil itu malah nggak ikut. Hm, dari hawa-hawanya, sih, mereka kayaknya ke sini mau bahas soal video.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic [END]
Teen Fiction"Astaga, adegan sinetron macam apa ini?!" Adela itu pengurung diri level tertinggi yang tidak berniat membuat kisah romansa di hidupnya. Sejak dulu julukannya adalah si 'anti romantic'. Dia cantik tapi malas mandi. Lalu, entah sebab apa si anti rom...