32. Bobo Bareng

185 24 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Kafe di lantai dasar gedung kantor lengang. Aku dan Sastra langsung berdiri di depan counter dan memesan minuman.

Tumben sekali kafe ini sepi. Aku lalu mengalihkan pandangan ke sekeliling kantor, suasananya juga sepi.

"Sepi banget," gumamku pelan.

Sastra menengok ke kanan dan kiri lalu mengangguk.

"Iya, tumben."

"Cowok bule temennya Ka Hana itu traktirin kopi buat orang sekantor, baru aja sepuluh menit yang lalu aku selesai bikin pesanan terakhir," ujar barista di balik meja counter. Namanya Bella.

"Cowok bule itu sekarang kemana?" tanya Sastra.

Aku menatapnya, mendapati kedua alis tebalnya berkerut.

Merasa diperhatikan, Sastra melirikku.

Aku langsung mengalihkan tatap dan pura-pura bersenandung.

Denting lift terdengar ketika kami hanya berjarak dua langkah dari sana.

Pintu besi lift terbuka, menampilkan Sebby dengan setelan jas coklat muda yang keren.

Cowok itu bersama Sarah.

Di sebelahku Sastra berdeham pelan, tiba-tiba saja tangannya menelusup ke pinggangku dan menarikku mendekat.

Aku tak bisa mengalihkan tatap saat melihat bagaimana sorot mata Sebby ke arah tangan Sastra yang protektf di tubuhku.

Sarah berdeham untuk mencairkan suasana akward.

"Baru dateng ya? ciee ke kantor berdua," sahut Sarah sambil tergelak.

Sastra ikut tertawa. Tawanya terdengar renyah di telingaku. Cowok itu sepertinya sangat senang menikmati momen ini.

Ledekan tersebut tidak berhenti di situ saja. Lima anggota grup tujuhbelas yang datang bersama kompak mengejek kami berdua.

Wajah Sastra jadi merah sempurna, meski begitu tangannya tetap setia berada di pinggangku.

Protektif sekali.

"Jadi ini ya alasannya lo nolak gue ajak mabar ya Bang?" tanya Wira dengan mata mengerling ke arah tangan Sastra.

Dino dan Han kompak tergelak. Sementara Joshua dan Wanza sibuk berdeham tidak jelas.

Suasananya berubah jadi heboh begini.

Sarah lantas mengalihkan perhatian dengan mengajakku untuk ke ruangannya.

Sebby pamit kembali ke kafenya. Sementara wajah Sastra makin memerah karna ledekan dari teman-temannya.

"Jadi, lo sama Sastra bobo berdua semalem?" tanya Sarah setelah kami sampai di ruangannya.

Lost You Again! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang