35. Sebby Bikin Ulah

130 23 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Astaga, tangan lo jadi jelek," ejek Sarah sembari mengoleskan salep luka di punggung tanganku.

Setelah berbicara dengan Dino dan menahan diri untuk tidak menanyakan soal Sastra, aku pergi menemui Sarah.

Aku langsung disambut dengan sorot mata khawatir dan irama jari Sarah yang sibuk di depan komputernya.

Aku menunggu ia selesai dengan pekerjaannya itu dan meminta bantuan untuk mengoleskan salep di punggung tanganku.

Kedatangan polisi tadi sudah diketahui seisi kantor. Jadi, aku tak perlu repot-repot menjelaskan semuanya dari awal.

"Mana sakit lagi, tapi gue gak bisa ngadu ke siapa-siapa," balasku memelas.

Aku jadi kangen dengan Sastra.

"Kasian, udah jomblo lagi ya?"

Sarah tergelak saat aku mencubit lengannya.

"Lo tau sesuatu ya?"

"Tau, gak ada yang gak gue tau di kantor ini Hana."

Aku menatap Sarah lamat. Menunggu ia bicara.

"Nah udah, semoga cepat sembuh ya. Tapi gue gak yakin, soalnya gue kan bukan dokter." Sarah menutup tube salep luka dan menaruhnya di atas meja.

"Lo gak mau cerita?"

"Lo siap dengerinnya?"

Aku merengut. Memalingkan wajah menatap jam pasir di sudut meja kerja Sarah.

Tiba-tiba dadaku jadi sesak.

"Lo tau kan, gue sayang banget sama kak Sastra."

"Tau, lo kan bucin mampus kalo udah sayang sama orang."

Aku mencebik. "Jadi, ada apa pas gue gak lagi di kantor?"

Sarah menopang siku di atas meja, baru mulai bercerita.

"Kemaren Sebby datang, nyari lo kayak biasa. Lo gak ada di kantor, pas keluar ruangan lo, Sebby ketemu sama Sastra dan kawan-kawan."

"Siapa aja Sastra dan kawan-kawan?"

"Sastra, Vernon, Milan sama Wira."

"Terus?"

"Lo tau kan Sastra tuh mukanya kek senggol bacok mulu dan si Sebby tengil minta ampun. Mereka hampir tonjok-tonjokkan."

"Anjir, terus terus?"

"Si Sebby sok ngomong gini, 'ops sorry, lo artis gue kalau lecet ntar gak laku lagi. Btw, siap-siap aja ya pisah dari Hana karna dia cuma punya gue.' Si Sastra ngamuk dan tonjok Sebby. Tapi gak ditonjok Sebby balik."

"Maunya Sebby apa sih?"

"Elo."

"Guenya gak mau, gue maunya Sastra."

Sarah menghela napas pelan.

"Sekarang, bukan saatnya pusing ngurusin soal ini Hana. Makanya, gue ngerti kenapa Sastra minta buat gak ketemu lo dulu. Mereka mau comeback, sibuk promosi ke sana ke sini, konser dan segala tetek bengeknya."

Ah, benar apa yang Sarah bilang.

"Maaf, gue udah egois ya. Gue gak mikirin perasaannya Sastra."

"Itu wajar, karna lo kan lagi bucin-bucinnya dan gue tau banget lo itu gimana orangnya." Sarah mengusap bahuku, sorot matanya menenangkan layaknya seorang ibu.

Aku mengangguk mengerti. Mencoba memahami perasaan Sastra.

"Tapi Sar,"

"Hm?"

"Sejak kapan lo punya aura keibuan begini? Belajar di mana?"

Bukannya menjawab, Sarah malah berdiri. Lantas satu bantal sofa melayang ke arahku.

"AURA KEIBUAN PALA LO!"

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai, anw aku mau ganti cover sebagai pertanda cerita Lost You Again! sudah sampai di tengah-tengah, yang artinys bakal ada 35 part ++ sampai ending

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai, anw aku mau ganti cover sebagai pertanda cerita Lost You Again! sudah sampai di tengah-tengah, yang artinys bakal ada 35 part ++ sampai ending.
Terus, update cerita juga bakal dimajuin jadi 2 hari sekali yaw!😉
Terus lagi ... hehe ... aku bakal double up ya pake banner baru🙌

Date : 9 Juli 2023

Lost You Again! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang