**
"Namanya Hani, aku menyukainya sejak lama. Kami bertemu di taman ketika rantai sepedaku rusak. Hani sedang memetik bunga, senyumnya begitu indah. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat itu."
Aku mengangguk, mendengarkan dengan khidmat di sudut ruang konsumsi. Mataku gelisah menatap layar ponsel, menunggu balasan seseorang.
Ayolah, pekerjaanku sedang dipertaruhkan.
Tak lama, penjaga berbadan besar datang. Di belakangnya seorang remaja laki-laki melangkah canggung. Saat mendapati seseorang yang dicarinya sedang duduk di sebelahku, ia bergegas mendekat.
Membungkuk meminta maaf kepada semua orang karena lalai menjaga Kakeknya. Ia lalu pergi kembali dikawal oleh penjaga.
Kakek tadi mengikuti teman nenekku yang mengantar puding buah ke area konser. Ia mengira kalau teman nenekku adalah cinta pertamanya dulu.
Ia bisa masuk ke area konser karena seorang penjaga sedang ke toilet. Alhasil ia bisa leluasa masuk dan berakhir di ruang konsumsi. Aku mengenalinya sebab kakek itu adalah penjual koran langganan Daddy. Rumahnya berada di ujung blok tak jauh dari rumahku. Aku juga mengenal remaja laki-laki yang menjemputnya tadi. Dulu, sewaktu aku sekolah, remaja laki-laki itu masih balita. Aku kerap membelikannya permen lolipop. Agaknya esok aku harus mengunjungi kakek itu, kabarnya ia mengalami demensia yang parah.
Satu masalah selesai. Namun, masalah lain datang.
Seorang pemimpin ketua keamanan marah kepada penjaga yang ke toilet yang telah lalai hingga ada orang asing yang masuk.
Aku lantas menjelaskan kalau orang asing itu tidak berbahaya dan aku mengenalnya.
"Oke kalau lo kenal dia. Kita gak tahu siapa yang bakal tiba-tiba datang besok karena ini masih konser hari pertama. Apa lo yakin besok gak akan ada kejadian kayak gini lagi? Area ini bukan tempat umum yang bisa siapa aja masuk!"
Oke, aku dimarahi. Ah, sialan. Ini menyebalkan. Kenapa malah aku yang jadi dimarahi padahal aku sudah menyelesaikan masalah dengan baik. Moodku hancur. Sialannya lagi aku harus tetap berada di sini sampai konser selesai dan semua staff dibolehkan pulang.
"Nih minum dulu, muka lo sepet banget." Sarah mengulurkan sekaleng soda dingin untukku.
Aku menggeleng, menolak. Aku sedang tidak menginginkan apa-apa.
"Sabar ya, bentar lagi konser selesai."
"Oke."
Setelahnya, aku kembali disibukkan di ruang konsumsi. Memastikan jatah makanan pas untuk semua staff dan anggota tujuhbelas.
Konser usai. Moodku masih hancur. Untungnya aku tak perlu memaksakan senyum karena semua orang terlihat lelah.
Jadi, aku melipir pergi ketika semua staff sudah boleh pulang.
Ah, menyebalkan.
Padahal aku sudah bekerja keras tapi kenapa malah dimarahi.
Padahal aku tidak menggunakan dana perusahaan untuk penginapan karena rumahku dekat dengan area konser dan penginapan. Lalu aku sama sekali tidak meminta uang transportasi karena aku memakai mobil pribadi untuk membantu pekerjaanku selama di sini. Tapi, sialnya aku malah dimarahi.
Aku melangkah cepat di antara mobil yang terparkir menuju mobilku. Untungnya aku memarkirkan mobil cukup jauh dari area parkir staff dan lainnya.
Aku memacu langkah saat melihat mobilku. Bergegas masuk dan mendengus keras keras.
"Sial, sial, sial, kok gue yang dimarahin. Shit!"
Aku memukul setir geram, lantas membuka laci dashboard mobil dan mengambil satu batang tembakau.
Aku menyelipkannya di antara bibir, lalu memilih pemantik dari tiga pemantik yang tergantung di rear view mirror.
Aku menghirup kuat ujung tembakau, membuka sedikit kaca mobil dan mulai melaju meninggalkan area konser.
Sarah menelpon. Aku menggeser tombol hijau dan menghidupkan pengeras suara.
"Apa?"
"Lo dimana?"
"Di mobil, mau pulang."
"Oke, yang tadi jangan dipikirin."
Aku tergelak. Tiba-tiba saja ada anjing liar yang lewat, aku refleks menginjak rem dan mengaduh.
"Kenapa lo woi?" Sarah bertanya panik.
Agaknya suara decitan rem dan eranganku terdengar diujung sambungan.
"Ada anjing lewat, lo tau lah area belakang konser kek gimana. Kita kan dulu sering lewat sini."
Terdengar Sarah berdecak pelan diujung sambungan. "Lo bikin kaget aja tau gak."
Aku terkekeh. "Sorry tapi aaaaa ...."
Ponselku jatuh ke bawah kursi ketika sosok aneh tiba-tiba mendarat di atas kap mobilku.
**
Date : 10 Agustus 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost You Again! (REVISI)
RomansaLagi revisi ya! Completed! (Fiction about S.Coups) Menjadi korban taruhan memang tidak enak. Aku terpaksa bekerja sebagai manajer grup tujuhbelas demi membuang lintah darat di perusahaan. Namun, aku malah jatuh hati dengan Sastra yang dengan tulus...