**
Panasnya matahari membuat silau dan kulit terbakar.
Udara lembab dan hawa panas juga membuat baju-baju basah karna keringat.
Suara deburan ombak terasa berbeda. Sama sekali tidak menyejukkan.
Agaknya karena berada di antara peti kemas yang besar, angin laut jadi terhalang hingga rasanya aku seperti dipanggang matahari.
Ah, aku terlalu lebay.
Sebab, tiga belas anggota grup tujuhbelas tetap terlihat bersemangat menari di bawah teriknya sinar mentari.
Kami sedang berada di lokasi syuting musik video di salah satu pelabuhan dengan banyak peti kemas.
Aku duduk menunggu di tempat berteduh dengan barang-barang milik anggota grup tujuhbelas.
From Sarah :
Han, hari ini ketua manajemen SDM pergi ke lotte mart dia beli barang branded lagi pake kartu perusahaanTo Sarah :
Bukan kartunya Wira?From Sarah :
Bukan, ini tuh kartu perusahaan yang biasa kalian pake buat bayar baju atau keperluan member tujuhbelasTo Sarah :
Biasanya yang pegang kartu itu harusnya sih ketua manajer kan?From Sarah :
Iya, tapi setelah ketua manajer dapat surat peringatan dan potong gaji, kartunya diambil ketua manajemen SDM"Kala gawat!" Sastra berlari mendekat.
Aku refleks berdiri.
Menyakukan ponsel dan melangkah mendekati Sastra yang terlihat panik.
Dahinya berkeringat.
Aku lantas menyekanya dengan tisu.
"Kenapa? Ada apa?" tanyaku.
"Cincin gue hilang," ujarnya sembari memperlihatkan jari kelingkingnya padaku.
Satu per satu member datang. Agaknya mereka sedang beristirahat.
Masalah cincin Sastra yang hilang karena jari tangannya berkeringat. Jadi, cincin itu lepas begitu saja.
Ternyata tidak hanya Sastra. Hasan dan Vernon juga sempat kehilangan cincin mereka, tapi sudah ketemu.
Hanya milik Sastra yang hilang sampai sekarang.
"Nanti abis syuting aku bantu cari kak," ujarku sebelum Sastra kembali ke depan kamera lagi.
Aku kembali memeriksa ponselku.
Sarah mengirim bukti struk belanja Ketua Manajemen SDM dengan kartu perusahaan.
Dia membeli tas branded keluaran terbaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost You Again! (REVISI)
RomanceLagi revisi ya! Completed! (Fiction about S.Coups) Menjadi korban taruhan memang tidak enak. Aku terpaksa bekerja sebagai manajer grup tujuhbelas demi membuang lintah darat di perusahaan. Namun, aku malah jatuh hati dengan Sastra yang dengan tulus...