BANG BANGAadyan mengalihkan pandangan ke arah bangunan usang tersebut. Jantungnya semakin berdegup laju.
Kaki automatik berlari ke dalam bangunan tersebut. Dalam fikiran hanya ada satu nama. Charlotte.
Anak-anak buah Ghost yang meluru ke arahnya langsung dia hiraukan. Dia hanya berlari. Berlari mengikut arah bunyi tembakan beberapa saat yang lalu.
" We will handle this " sempat telinga Aadyan menangkap suara Tengku Adrian.
Yang pastinya Tengku Adrian dan yang lain sedang berlawan dengan anak-anak buah Ghost.
Aadyan berhenti. Mata memerhati sekeliling ruangan yang luas tanpa sebarang perabot itu sehinggalah iris matanya terhenti pada sekujur tubuh yang terbaring di atas lantai dengan darah yang mengalir keluar dari perut dan dadanya.
Lutut Aadyan terasa lemah. Bergetar kakinya melihat figura tersebut. Jantung turut berdegup kencang.
Pantas tangan memangku kepala wanita itu. Pipi ditampar lembut oleh Aadyan.
" C-char " panggil Aadyan dengan suara yang bergetar.
" C-char... Kau dah janji dengan aku... "
Mata Charlotte yang hanya memandang sepi siling kini memandang anak mata cantik Aadyan. Bibir tetap mengukir senyuman nipis. Hatinya lega tatkala Aadyan masih menyayanginya. Sebagai seorang ibu.
Tangan bergetar naik menyentuh parut di leher Aadyan. Kesannya terdapar sedikit calitan darah milik Charlotte pada leher Aadyan.
" Ayan.. I-it must be hurt..right? " Perlahan nada Charlotte menyoal.
Aadyan pantas menggeleng.
Charlotte tersenyum tipis.
" I'm sorry. Really sorry "Aadyan mengangguk kecil.
" A-ayan dah m-maafkan Char. Jadi, bertahan ya? K-kita pergi hospital "Charlotte menggeleng lemah. Tangan naik mengesat air mata yang turun dari tubir mata Aadyan.
" A-ayan.. Can I hear you call me mama? For the last...time? "
Aadyan diam buat sesaat.
" M-mama... A-ayan minta maaf mama. T-tolong jangan tinggalkan Ayan "Charlotte tersenyum lebar dalam kesakitan sebelum dia terbatuk.
Cecair merah dimuntahkan oleh Charlotte selepas itu. Berkerut dahinya menahan sakit.
" Stop talking. Please " rayuan Aadyan tak mampu membuat Charlotte berhenti.
" Thanks Ayan.. I love you..so much. When I see you, I see my son. Thank you "
Semakin lebat mutiara Aadyan berfungsi.
" I saw Charlos " kata-kata Charlotte membuatkan Aadyan terkedu.
Bibir Charlotte mengukir senyuman saat memandang ke hadapannya. Seperti ada bayang anaknya yang sedang menanti dia. Untuk pergi bersama.
" No no. Mama. Bertahan ma " sebak Aadyan berkata.
" I'm sorry...and...thanks T-tengku Aadyan Noah " mata dikatup. Bagai sekuntum bunga yang sudah layu.
Aadyan terpempan.
" Ma? "" Mama? "
" Mama!!!! Bangun lah! Jangan buat... Hiks Ayan macam ni "
Perit rasanya apabila seseorang yang disayangi.. pergi buat selamanya. Tak mampu ditanggung oleh seseorang kerana ianya sangat menyakitkan. Terlalu.
KLAP KLAP KLAP
Aadyan mengalihkan pandangan. Tajam matanya merenung seinci wajah Ghost yang tersenyum sinis kepadanya.
" Pity Aadyan. Inilah akibatnya kalau kau asyik lari dari aku "
Aadyan bangkit. Berdiri tegak di hadapan insan yang sudah bertahun tidak jumpa.
" You ... Son of bitch!! " Aadyan menghalakan pistolnya ke arah Ghost.
Ghost tersenyum senget.
Isyarat tangan yang dibuat Ghost menyebabkan Aadyan hairan.
ZAP
" ARGH! " pantas kepala ditoleh ke belakang.
Membulat matanya melihat Melur Razqya dihunus pisau di dadanya dari belakang oleh seorang anak buah Ghost.
' Mommy '
" K-kau memang kejam! " caci Aadyan.
Ghost tergelak sinis.
" Oh ya? "" Lepaskan dia "
" Kalau aku tak nak? "
" Then, die! " laung Aadyan kuat sebelum muncung pistol dihalakan lagi sekali kepada Ghost.
" ARGH! "
Jeritan itu membuatkan pergerakan Aadyan terhenti. Kali ini, kepala Melur yang menjadi mangsa. Berdarah kepala wanita yang ditutupi hijab itu tatkala dipukul menggunakan botol kaca.
Aadyan terpempan. Dia tersekat oleh keadaan.
" Dia akan mati kalau kau bergerak. Tak akan lah kau sanggup tengok mak kau ni mati " sinis Ghost.
" N-noah.. j-jangan dengar cakap dia! H-hiraukan mommy " perlahan nada Melur mengarah.
" Kalau kau kembali pada aku, aku akan lepaskan dia. Deal? "
" Sampai mati pun aku tak akan tunduk dekat kau lagi! " tegas Aadyan.
BANG
Perbualan terhenti sesaat.
" See you when I see you again, Tengku Aadyan Noah. " kata Ghost sebelum dia beredar dari situ secara mengejut.
Pergerakan Aadyan yang ingin menghampiri Melur terhenti tatkala Black Dragon's dan Tengku Adrian sekeluarga tiba di kawasan tersebut. Kasyaf dan yang lain mendapatkan Aadyan.
" Kau ok? " soal Zayyan. Aadyan mengangguk kecil.
" Sayang. Bertahan sayang. Kita pergi hospital " suara Tengku Adrian memenuhi segenap ruangan itu.
" A-abang. We have found our son " ujar Melur perlahan.
" Apa sayang mengarut ni? " soal Tengku Adrian dengan dahi yang berkerut.
Jari telunjuk Melur dihalakan ke arah Aadyan. Aadyan kaku di tempatnya.
" N-noah. Our son " ucapan terakhir Melur sebelum dia rebah dalam dakapan suaminya.
Kini, mata Tengku Adrian dan adik beradiknya kini memandang tunak ke arah Aadyan.
" Stop! Bring aunty Melur to hospital first " arahan Luthfan menyebabkan mereka tersedar dari lamunan.
Adrian menggendong tubuh isterinya untuk dibawa ke hospital.
Kini hanya tinggal Black Dragon's. Mereka hanya diam. Sambil menatap lantai.
Aadyan bergerak ke arah mayat Charlotte. Tubuh langsing itu digendong.
" Noah " panggilan itu dibiarkan sepi tidak berjawab.
Aadyan meneruskan langkahnya untuk membawa Charlotte ke hospital. Untuk urusan pengebumian.
𖧷❀᪥الهم صل على سيدنا محمد، وعلى ال سيدنا محمد
YOU ARE READING
𝑯𝒊𝒔 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 | ℂ
Action( 𝙲𝚘𝚖𝚙𝚕𝚎𝚝𝚎 ) Black Dragon's Series Book #1 Dia, Tengku Aadyan Noah. Dia, jejaka beriris hazel. Senyuman menawannya menyembunyikan identiti gelapnya. Membunuh, menggodam, semua kerja gila itu dia mahir sehinggalah dia digelar Phoenix. Phoeni...