𝓝𝓸𝓪𝓱 | 69

84 4 0
                                    


     KLAP KLAP KLAP

   Bergema bunyi tepukan itu di ruang sunyi rumah agam itu. Semua mata kini tertumpu pada seorang wanita yang berjalan ke arah mereka dengan senyuman 'manis'.

   " A... Anatasia? "

  Bibir wanita itu terjongket sedikit apabila mereka masih mengingatinya.

  " Tak sangka you ingat i lagi "

   " Kau dalang semua ni? " soal Luthfan dingin.

  " Sad to say but yes! " Balas Anatasia sinis.

  " Kenapa? Apa tujuan kau?! "

  " Tujuan i? I nak hancurkan hidup you semua! Lagi-lagi Aadyan. I benci dia. Dia yang menyebabkan i jadi macam ni! "

  " Tak ada siapa yang suruh kau jadi macam sekarang. Kau yang pilih jalan tu sendiri. Stop salahkan orang lain " mendatar Zayyan berkata.

  Anatasia tergelak sinis.
" Aku pelik. Kenapa ramai sangat orang asing yang nak bela dia? Sedangkan darah daging dia langsung tak kisahkan dia " sinis Anatasia.

   " Aku cuma nak bebaskan dia dari dunia kejam ni. Bukan ke dia menderita hidup? Apa kata mati sahaja? " bibirnya melakar senyuman senget.

  Tangan diangkat seperti memberi isyarat kepada anak buahnya. Sesaat kemudian, dua orang lelaki berpakaian kemas berdiri di sisi Anatasia sambil membawa seorang jejaka.

  Anatasia meletakkan muncung pistol pada sisi kepala Aqeel a.k.a Aadyan.

  Aqeel pula hanya menayangkan wajah kosong. Langsung tiada reaksi takut pada wajah jejaka jazel itu.

  " Don't you dare touch him!! " keras Orkid menjerkah Anatasia.

  Aqeel memandang Orkid lama. Tiada siapa yang sedar bibirnya mengukir senyuman tipis.

  ' At least, I have her '

  " Shh.. shut up. You're so noisy "

   " Anatasia! Kita boleh bincang. Lepaskan dia " arah Syaqil tegas.

  Anatasia menggeleng.
" I don't want. Aku nak dia mati dihadapan mata kau semua. Baru aku puas! "

  " Kau kejam Anatasia! "

  Anatasia tergelak sinis.
" Who said I'm good? "

  " Stop talking. Shoot me " kata Aqeel mendatar.

  Semua mata memandang Aqeel tak percaya.

  " See? He want to die "

  " Lepas kau mati " bisik Aqeel keras lalu menoleh memandang Anatasia dengan senyuman mautnya.

  " Apa kau merepek ni? Dah nak mati pun still mengarut? Lawak " sinis Anatasia.

  " Aku tak merepek. In five second, you will DIE " tegas Aqeel.

   " Shut up! Now, choose. You want to die with what weapon? Gun? Knife? " soal Anatasia langsung tak gentar dengan kata Aqeel tadi.

  " I rather choose poison " balas Aqeel sambil tersenyum misteri. Tempoh lima saat sudah habis. Now, let's see something interesting.

  " Ark " pistol yang dipegang jatuh ke lantai. Anatasia jatuh melutut di hadapan Aqeel.

  Kedua-dua belah tangannya naik memegang leher yang perit itu. Dia rasa tak boleh bernafas! Sesak sangat.

𝑯𝒊𝒔 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 | ℂWhere stories live. Discover now