𝓝𝓸𝓪𝓱 | 72

151 5 7
                                    


    " A... Abang. Apa semua ni? " soal Orkid Aadryana dengan mata yang berkaca.

   Aadyan bangun. Kertas yang dipegang kemas oleh Orkid dilihatnya sebelum dia menatap anak mata Orkid.

  " I ask you abang! What is this?! " tak mampu ditahan lagi, air mata berjujuran membasahi pipi.

  " Ryana. What's wrong? Kenapa marah Noah? Cakap elok-elok " pesan Aezean lembut.

  Orkid memandang Aezean.
" Vier. He... He hides something from us! " Semua mata memandang Aadyan.

  " What are you talking about? I can't understand Ryana " Aarian menyampuk.

   " Ryana. Calm down " ujar Aadyan lembut. Kaki melangkah ke arah Orkid Aadryana.

   " Why you didn't tell me? Am I not important in your life? " dengan nada tersekat Orkid menyoal.

   "Mi dispiace, Ryana " (I'm sorry) Aadyan mengungkapkan kata maaf dalam bahasa Itali.

   " Perché? Perché fratello?! Hiks " (Kenapa? Kenapa abang?!) Orkid memukul-mukul dada bidang Aadyan Noah.

  " Ryana! " laung Aaryan. Sedikit marah dengan perbuatan Orkid.

   " I'm sorry. Ok? I'm not hiding it. I just waiting for a great time to tell you all about this " pujuk Aadyan Noah.

  Orkid menggeleng perlahan.
  " Why didn't you tell me that you have cancer? "

   " H... Huh? Ryana... What are you talking about? Cancer? " semakin bingung mereka dibuatnya.

  " Kanser hati. Tahap 4. Right, abang? " tunak mata Orkid mendongak memandang Aadyan.

  Lambat-lambat Aadyan mengangguk.

  " No no! This is not real "

  Aadyan berpaling memandang mereka.
" I'm sorry but it's the truth " kata Aadyan jujur.

   " Noah. You want to said that you will die and leave us again?! " Aaryan Noel memandang Aadyan. Berharap jawapannya ialah tidak.

   " Yes. And... I'm sorry " balas Aadyan mendatar.

  " Why?! Kitorang bawa kau-- "

   " Tak ada harapan Yan. Aku dah tak boleh dirawat. Aku hanya boleh menunggu mati " pintas Aadyan Noah.

   KTAK

  " WOAH.. What happen here? " satu suara garau menyapa mereka.

  Mereka berpaling memandang Kasyaf yang baru tiba.

  Kasyaf memandang Aadyan. Meminta penjelasan.

  " They know it " ujar Aadyan perlahan. Membuatkan semua mata memandang Aadyan sekali lagi sebelum mereka memandang Kasyaf.

  " Wo!! Kasy! You know it? And you hiding it from us?! "  berombak kencang dada Luthfan tika ini.

   " Jangan salahkan Kasy. Kasy tak bersalah. Aku yang suruh dia rahsiakan " ujar Aadyan lemah. Sungguh situasi sekarang memeningkan dia.

  Jeda.

  " Delisha tahu? " soal Aarian Xiev kepada adiknya.

  " Tak " balas Aadyan.

𝑯𝒊𝒔 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚 | ℂWhere stories live. Discover now