Part 126

7.7K 495 23
                                    

Rony menyusul Salma ke kamar anak-anaknya dan melihat pada kedua anaknya.

"Udah tidur kan mereka? Cepetan keluar, aku mau ngomong sama kamu" Ucap Rony cuek

"Iya" Balas Salma

Salma keluar dan menuju ke balkon kamarnya, dimana Rony sudah menunggunya.

"Jelasin" Ucap Rony singkat

"Maaf kalo sikap Kakak yang meluk Reno bikin kamu kesel, kamu marah, kamu emosi" Balas Salma

"Jelas aku marah, anak perempuan ku meluk-meluk anak laki-laki lain selain abangnya. Kamu ada disana cuma diem aja sambil liatin mereka. Bukannya negur atau halangin kek, malah liatin sambil senyum-senyum tuh gimana ceritanya sih" Ucap Rony kesal

"Ya kamu denger dulu, jangan motong omongan aku"

"Aku minta maaf kalo itu bikin kamu kesel, awalnya memang aku yang meluk Reno. Aku kebawa perasaan aja waktu liat dia, anak sekecil itu harus tumbuh tanpa sosok ibunya. Bahkan belum pernah dapat kesempatan untuk ketemu Ibunya, tapi ibunya sudah dulu meninggal saat melahirkannya. Di situ aku sedih dan refleks meluk Reno. Reno hebat, dia bisa tetep ceria walaupun hidupnya gak selengkap hidup anak-anak kita yang bisa dapat kasih sayang dari kedua orang tuanya"

"Aku keinget gimana perjuangan ku saat melahirkan kedua anak-anak ku mas, aku tau gimana rasanya berjuang antara hidup dan mati demi mereka. Mungkin itu yang Ibu Reno rasakan saat melahirkan Reno, dan akhirnya beliau wafat untuk memperjuangkan Reno lahir di dunia"

"Kamu juga tau aku sempet kritis setelah melahirkan mereka, gimana perasaan kamu? Hmm?"

Rony hanya diam mencerna semua kata-kata Salma.

"Sebagai seorang Ibu, aku refleks meluk dia dan nangis mas. Aku kasian sama Reno, aku sedih mas. Tapi saat aku meluk Reno, Zee liat aku. Zee gak terima karena aku meluk Reno, dia tarik-tarik badan Reno sampai Reno hampir jatuh. Aku kaget liat Zee kaya gitu sama Reno, aku nasehatin dia untuk gak bersikap kasar sama temen barunya"

"Aku nasehatin Zoe dan Zee, kalo Reno itu teman baru mereka. Gimana harusnya mereka bersikap dengan teman, dan Abang merespon baik nasehatku. Abang tiba-tiba minta izin untuk bisa meluk Reno, aku izinin dan perlakuan Abang buat Reno kembali senyum setelah di tarik-tarik Zee yang merubah wajahnya jadi sedih"

"Setelah Abang peluk, ternyata Zee juga minta untuk meluk Reno dan meminta maaf sama dia. Harus kah aku nolak dan gak ngizinin permintaan tulus dari Zee mas? Jelas aku izinin, karena itu salah satu bentuk tanggung jawab yang baik dari anak aku untuk minta maaf mas. Dan saat Zee meluk Reno, kamu keburu dateng dan marah-marah. Belum ada lima menit kok Zee meluk Reno mas, lagian mereka ini sama-sama anak kecil. Belum tau apa-apa, dan aku juga ada disana ngawasin putriku"

"Oh kalo aku gak dateng dalam lima menit, kamu juga bakal biarin mereka pelukan lama-lama? Iya?"

"Aku tau Ca, mereka masih anak-anak. Tapi aku cuma takut, itu akan jadi kebiasaan buat Zee meluk orang sembarangan. Aku gamau Zee meluk-meluk laki-laki lain selain aku, abangnya dan keluarga lainnya. Maaf kalo kamu mikir aku terlalu posesif, tapi aku hanya mencoba menjaga putriku" Ucap Rony emosi

"Iya aku tau kekhawatiran kamu sebagai ayahnya mas, tapi sikap mu yang berlebihan seperti ini nantinya juga akan berdampak buruk sama Zee. Zee masih kecil mas, dia juga harus bersosialisasi. Dia juga butuh teman nantinya, gak harus selalu berdua dengan abangnya aja"

"Berlebihan kata kamu? Apa aku salah Ca kalo aku takut anak ku kenapa-napa? Hah? Aku salah?" Tanya Rony emosi

"Kamu gak salah mas, tapi caramu yang salah. Kamu gabisa terus-terusan ngekang Zee, dia butuh teman. Dia bisa berteman dengan siapa saja termasuk Reno, dan aku disini juga gak akan biarin anak aku kenapa-napa. Aku akan selalu ngawasin dan jagain mereka mas, kamu gak perlu khawatir" Balas Salma

"Aku gak ngelarang Zee berteman dengan siapa saja, tapi kenapa harus ada kontak fisik sih? Sampai pelukan segala? Emang harus? Iya? Gak suka aku liatnya Ca, Zee itu perempuan, gak boleh ada kontak fisik antara dia dan teman laki-lakinya" Ucap Rony tak terima

"Terus apa bedanya aku sama kamu dulu? Aku dari kecil berteman dengan kamu kan mas? Dari kecil bahkan sampai kita kuliah, kita udah sering kontak fisik. Kita sering pelukan, kita pegangan tangan bahkan kita sering saling cium satu sama lain meskipun hanya pipi atau kening. Kamu sama aku emang saudara? Gak kan? Cuma sahabat yang memang takdirnya sekarang jadi suami istri" Balas Salma

"Ya kamu sama aku beda, ayah sendiri udah percaya sama aku dari dulu buat jagain kamu. Meskipun kita sering kontak fisik juga aku gapernah ngapa-ngapain kamu, aku bener-bener jagain kamu" Balas Rony

"Sama dong, Zee punya Abangnya yang akan selalu jagain dia kalaupun kita gak ada. Abang gak akan biarin adiknya kenapa-napa mas, aku percaya Abang akan selalu ada untuk adiknya nanti"

"Seiring berjalannya waktu, nanti kita juga harus nasehati Zee pelan-pelan agar Zee gak salah pergaulan mas. Tapi bukan sekarang, Zee masih terlalu kecil untuk mengerti semua larangan kamu. Kasian dia kalau harus di kekang dari kecil gini, aku takut malah dia gabisa punya temen nantinya. Tolong ngerti ya mas" Ucap Salma

Rony mengepalkan tangannya, dia kesal karena ia merasa Salma menyalahkan dirinya atas didikannya pada Zee. Rony hanya ingin menjaga putrinya, terlalu banyak ketakutan Rony pada putri kecilnya itu, tapi Salma masih saja belum mengerti.

"Terserah kamu lah, kan kamu yang paling ngerti tentang anak-anak. Aku cuma orang yang gak ngerti cara didik anak" Ucap Rony sembari meninggalkan Salma di balkon kamar

"Mas gak gitu mas, mas" Balas Salma mencoba menahan tangan Rony

Rony pergi keluar kamar dan meninggalkan rumah menggunakan mobil entah kemana.

Salma masih membeku di tempat dan menangis, dia bingung bagaimana lagi menghadapi suaminya. Salma berpikir kekhawatiran Rony memang wajar sebagai ayah, tapi Salma hanya ingin Rony lebih mengerti jika anaknya juga butuh teman.

Sebagai anak kecil pada umumnya, Zee dan Zoe akan bertingkah laku sesuai usianya. Mereka juga perlu bersosialisasi dengan teman sebaya mereka, bukan hanya berdiam diri di dalam rumah.

***

Salma nampak gelisah menunggu kedatangan Rony, yang hingga pukul sepuluh malam belum juga tiba di rumah. Salma khawatir dengan keadaan Rony, ia juga sudah menelpon mama dan papanya namun mereka bilang Rony tidak datang kesana hari ini. Salma juga sudah berulang kali mengubungi ponsel suaminya, namun sama sekali tidak di angkat. Mengirim berpuluh-puluh pesan juga sama sekali tidak ada yang Rony baca.

Salma sangat gelisah dan merasa bersalah, mengapa tadi tidak Salma iyakan saja permintaan Rony. Toh nanti seiring berjalannya waktu Salma yakin Rony pasti akan mengerti dengan sendirinya. Bukan seperti tadi, berbicara saat Rony tengah emosi yang ada hanya menambah masalah, bukan menyelesaikan masalah.










Terima kasih sudah membaca :)

Ini yang request Rony nya ngambek, udah di turutin☺️

Kira-kira Rony minggat kemana nih?

Dukung terus Karya PaNaRoMa ya :)

Jangan lupa untuk terus streaming single-single PaNaRoMa Guyss ❤️

Love you ❤️

Sahabat Tengil Ku, Suamiku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang