"Duduk dulu boy, Pika mau denger cerita kamu selama ini nak. Pika sepenasaran itu sama kehidupan kamu selama ini setelah tiba-tiba hilang kabar begitu aja" Ucap Rony
"Sabar, tunggu yaa. Mica ambilin cemilan sama minuman untuk anak gantengnya Mica dulu. Mica juga mau denger cerita Emyr" Balas Salma
Emyr hanya tersenyum melihat tingkah Mica nya yang masih sangat lucu menurutnya. Bagaimana tidak, setelah mengatakan itu, Salma berlari menuju dapur tanpa menunggu jawaban darinya maupun Rony.
Setelah menunggu beberapa saat, Salma meletakkan minuman dan camilan di meja lalu mendudukkan dirinya tepat di sebelah Emyr. Emyr duduk di tengah-tengah Salma dan Rony.
Rony yang sedari tadi hanya menatap Emyr dengan tatapan penuh arti, sembari mengusap lengan dan kepala putra nya dengan lembut. Rony masih tak percaya jika putranya yang berada di depannya kini sudah remaja.
"Emyr sudah bisa cerita sekarang sayang, Mica mau dengerin boleh kan" Ucap Salma
"Boleh Mica" Balas Emyr tersenyum
"Jadi ini semua berawal dari penyakit Mama yang semakin memburuk Mi, Pi. Emyr inget banget, saat itu Emyr berusia tujuh tahun dan mulai mengerti sama keadaan Mama Papa. Emyr juga denger waktu Papa nangis di samping Mama yang udah terbaring lemah di rumah sakit dan bilang kalo kondisi Mama sudah tidak memungkinkan untuk bisa sembuh"
Emyr menghela nafasnya ketika menceritakan kenangan pahitnya kala itu. Rony dan Salma yang paham akan kondisi Emyr, seketika mengelus lembut punggung Emyr sekedar untuk menguatkannya.
"Di waktu yang bersamaan, Papa terima telpon kalo Kakek Nenek meninggal karena kecelakaan pesawat saat mereka hendak menyusul kita ke Jepang. Pika Mica pasti udah tau kabar itu kan?" Tanya Emyr
"Iya nak, Pika tau karena Pika ikut bantu ngurusin itu di bandara. Pika bantuin Opa yang hancur karena adik satu-satunya turut jadi korban kecelakaan pesawat saat itu" Balas Rony
"Iya Pika, dan saat itu juga Mama meninggalkan Emyr dan Papa. Mama memilih pergi menyusul Kakek dan Nenek"
"Papa hancur, kacau dan mungkin kalo di berikan pilihan untuk mati. Pasti papa akan memilih jalan itu Pi, Mi. Saat itu, Emyr hanya bisa nangis karena yang Emyr tau bahwa Mama Emyr sudah gak bisa bangun lagi. Mama Emyr gak bisa ada di samping Emyr lagi, dan Emyr gabisa ngerasain kasih sayang Mama lagi" Ucap Emyr sedih
"Sayang, maafin Mica. Mica gak bisa di samping kamu saat itu nak" Timpal Salma dengan mata yang berkaca-kaca
"It's okay Mica. Bukan salah Micaa, jangan bilang gitu lagi yaa" Balas Emyr sembari mengelus tangan Salma
"Emyr lanjutin ya cerita nya Mi, Pi" Ucap Emyr
"Iya Emyr, lanjutin aja sayang" Balas Rony
"Setelah Mama pergi, Emyr pikir Papa akan bawa Emyr pulang ke Indonesia bersama jenazah Mama. Tapi nyatanya, Papa makamin Mama di sana, dan Emyr inget banget Papa bilang kalo di Indonesia mereka udah gak punya siapa-siapa"
"Emyr sempet marah sama Papa, karena Emyr pengen ketemu Mica sama Pika. Emyr pengen peluk kalian, Emyr mau cerita semuanya sama kalian selama Emyr di Jepang. Bukannya bawa Emyr pulang ke Indonesia, Papa malah marah sama Emyr. Papa bilang Emyr anak yang nakal karena Emyr gak mau nurut sama Papa" Ucap Emyr dengan air matanya yang mulai luruh
"Emyr juga bingung, kenapa semenjak kematian Mama. Kalian berdua gak pernah ngabarin Emyr lagi, kalian berdua gak pernah telpon atau video call Emyr lagi. Emyr benar-benar merasa kehilangan semua orang yang Emyr sayang saat itu Mi, Pi"
![](https://img.wattpad.com/cover/357759675-288-k975945.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Tengil Ku, Suamiku?
RomantikKisah dua orang yang telah bersahabat sejak kecil tiba-tiba harus menikah karena perjodohan antara kedua orang tuanya. Mereka tidak bisa menolak dengan permintaan orang tuanya dan akhirnya mereka berdua pun di nikahkan. Apakah akan ada cinta dianta...