Sudah sekitar satu jam lebih, namun belum ada kepastian mengenai kondisi Salma.
Rony juga masih setia berada di luar, menunggu kepastian tentang kondisi istrinya.
"Makan dulu Ron, lu dari pagi belum keisi apa-apa. Ini Nabila udah beliin lu makanan, makan dulu ya" Bujuk Paul
"Iya nak, makan dulu. Kalo kamu gak makan nanti sakit, siapa yang akan jagain Caca dan anak-anak kamu" Pinta Papa Rony
"Aska gak nafsu makan Pa, Bang. Nanti aja" Jawab Rony lemas
"Ayo lah Ron, makan dikit ya. Caca pasti makin sedih kalo lu gak makan begini" Ucap Nabila
"Istri gue di dalem juga gak makan nab, dia lagi berjuang untuk terus hidup. Lalu gue harus disini santai-santai sambil makan gitu? Jahat banget gue kalo gitu Nab, dia udah berjuang buat ngelahirin anak-anak gue. Dia begini gara-gara gue Nab hiks hiks" Tangis Rony kembali pecah
"Hey Ron, lu jangan ngomong gitu. Caca pasti benci sama lu kalo lu ngomong kaya tadi. Dia begini bukan gara-gara lu, ini semua takdir. Lu bukan orang jahat hanya karena lu makan Ron, Salma di dalam juga dapat nutrisi dari infus. Sedangkan lu? Lu gak makan seharian ini, lu inget sekarang tanggung jawab lu bukan hanya Caca tapi anak-anak lu. Jangan egois Ron, makan ya sedikit aja" Balas Paul menenangkan Rony
Akhirnya Rony pun mengalah dan menuruti permintaan Paul.
Setelah Rony selesai mengisi perutnya, ia kembali ke depan ruangan Salma. Tepat saat itu juga Dokter baru saja keluar dari ruangan.
Dokter menjelaskan bahwa Salma telah melewati masa kritisnya, sekarang kondisi Salma juga sudah stabil dan bisa di pindahkan ke ruang rawat inap.
Rony sengaja menyewa ruang rawat inap yang paling terbaik dan termewah di rumah sakit ini. Di dalam ruangan juga sudah di fasilitasi dua kamar tidur dengan kasur ukuran king size, ruang tamu yang cukup luas dan pemandangan kota Jakarta yang terpampang langsung dari kaca ruangan tersebut. Rony ingin baik Salma maupun keluarganya yang ingin menginap bisa merasa nyaman di sana.
Salma pun telah di pindahkan ke ruangannya. Sejak Salma di pindahkan Rony tidak beranjak dari tempat duduknya yang berada di sebelah brankar Salma. Rony setia menggenggam tangan Istrinya yang masih belum sadar dan terlihat sangat pucat. Ia masih saja terus memandangi wajah cantik istrinya, Rony benar-benar takut kehilangan Salma.
Hari sudah semakin malam, tepat setelah Rony menyelesaikan sholat Maghrib, ia kembali ke tempat duduknya mendampingi sang istri. Tiba-tiba saja tangan dan mata Salma mulai bergerak, membuat Rony sangat bahagia.
"Sayang" sapa Rony
"Hay Mas" Balas Salma pelan
"Sayang, kenapa kamu jahat banget? Aku takut kamu ninggalin aku hiks hiks hiks, kamu bobo lama banget, aku takut sayang" Ucap Rony meluapkan semua keluhannya
"Ma - Maaf" Jawab Salma pelan
"Gak gak, kamu gak salah sayang. Gaperlu minta maaf, aku cuma gak suka kalo kamu bobo lama-lama kaya tadi, aku takut kamu ninggalin aku sayang" Balas Rony
Mama, Papa, Ayah, Bunda, Nabila dan Paul pun menghampiri Rony ketika mendengar Salma sudah sadar.
"Ya Allah sayang, akhirnya kamu sadar. Semuanya khawatir sama kamu nak" Ucap Bunda Salma memeluk pelan putrinya
"Alhamdulillah Caca udah sadar, kamu gapapa kan nak? Hmm? Ada yang sakit gak?" Ucap Mama Rony
"Putri ayah akhirnya bangun, Caca gak cape apa nak? Tidur terus dari pagi sayang" Ucap Ayah Salma
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Tengil Ku, Suamiku?
RomanceKisah dua orang yang telah bersahabat sejak kecil tiba-tiba harus menikah karena perjodohan antara kedua orang tuanya. Mereka tidak bisa menolak dengan permintaan orang tuanya dan akhirnya mereka berdua pun di nikahkan. Apakah akan ada cinta dianta...