Part 117

9.2K 492 11
                                    

Akhir pekan kali ini Rony dan Salma memutuskan untuk tetap di rumah saja. Mengingat semalam badan Zoe yang tiba-tiba demam membuat Salma dan Rony sangat khawatir. Zoe memang tidak sebawel Zee, saat dia sakit atau merasakan sesuatu cenderung diam dan tak mengutarakannya. Hal itu membuat Salma lebih khawatir pada putranya itu, karena Salma tau Zoe sangat pintar menyembunyikan rasa sakit'nya.

Badan Zoe yang masih demam membuat Salma sedikit was-was, karena biasanya saudara kembarnya juga akan ikut sakit dalam waktu yang berdekatan. Entah naluri sebagai saudara kembar, atau memang tertular penyakitnya, Salma pun tidak paham.

Salma meminta bantuan Paul untuk menjemput Zee agar Salma bisa fokus merawat putranya, terlebih Salma lebih takut jika putrinya nanti tertular abangnya dan ikut sakit. Lebih baik untuk saat ini Zee di rumah bundanya saja terlebih dahulu. Walaupun membujuk putrinya sangat sulit, karena ia tidak mau meninggalkan kembarannya yang tengah sakit. Namun Salma sangat sabar memberikan pengertian pada putrinya sehingga dia mau untuk ikut ke rumah neneknya sementara.

Saat ini Salma menyuapi bubur untuk putranya yang masih sangat lemas dan hanya rebahan di kamar. Rony juga sangat khawatir melihat kondisi putranya, ia takut jika putranya juga terkena demam berdarah seperti mamanya minggu lalu. Akhir-akhir ini memang marak wabah demam berdarah, meskipun Rony dan Salma yakin jika di rumahnya tidak ada sarang nyamuk, tapi mereka tidak bisa memastikan jika anak-anaknya ini tengah bermain di luar rumah atau bahkan di taman komplek tidak akan tergigit nyamuk Aedes Aegypti.

"Abang, kita ke rumah sakit aja yuk periksa. Mau kan sayang?" Tanya Salma lembut

"No no Mica, Abang tidak sakit" Jawab Zoe

"Nak, jangan bohong. Abang gaperlu bohong sama Pika dan Mica. Abang harus jujur mengenai apa yang Abang rasain, Pika sama Mica kan orang tua Abang. Apalagi Mica, Mica yang ngelahirin Abang, Mica pasti paham kalo Abang lagi gak baik-baik saja. Sekarang Pika minta Abang jujur yaa, apanya yang sakit nak? Kepalanya pusing? Perutnya mual? Atau apa nak?" Tanya Rony lembut

"Maaf Pika" Jawab Zoe sembari menundukkan kepalanya

"No sayang, kenapa minta maaf? Pika gak marahin Abang kan? Pika hanya tanya, apa yang Abang rasain sekarang? Hmm?" Tanya Rony lembut

Bukannya menjawab, Zoe malah menangis dan memeluk papinya yang berada di depannya.

"Hey boy, kenapa nangis? Gabole nangis dong sayang?" Tanya Rony yang kaget sembari membalas pelukan anaknya

"Abang kenapa nak? Kenapa nangis? Mana yang sakit sayang?" Tanya Salma lembut

"Hiks hiks hiks badan Abang sakit semua Pika Mica, lasanya tidak enak sekali. Kepala Abang juga dali kemalin juga lasanya sakit, tapi Abang takut mau bilang Mica sama Pika hiks hiks" Balas Zoe

"Ya Allah Abang, kenapa mesti takut? Kan Abang bisa bilang sama Mi- "

"Sutss udah, nanti anaknya makin takut kalo kamu ngomel begitu yang. Udah biarin Abang tenang dulu" Ucap Rony memotong ucapan Salma

"Sekarang masih sakit bang?" Tanya Rony yang masih mendekap erat tubuh Zoe

"I - Iya Pikaa hiks hiks, pelut Abang juga mau muntah lasanya, tapi Abang masih mau mam, kalena kasian Mica udah bikinin bubul buat Abang hiks hiks" Balas Zoe

Memang kebiasaan kedua anak kembarnya, jika mereka sakit. Mereka akan lebih manja pada Rony, karena mereka takut jika Salma akan memarahi mereka. Padahal nyatanya selama ini Salma tidak pernah marah, mungkin hanya berbicara sedikit lebih tegas dari biasanya jika kedua anaknya sudah susah untuk minum obat.

Si kembar merasa hanya Rony yang akan menjadi penolongnya saat mereka takut pada Salma dan ancamannya saat mereka tidak mau minum obat.

"Periksa yuk, ke rumah sakit ya? Mau?" Tanya Rony lembut

Sahabat Tengil Ku, Suamiku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang