Part 110

11K 495 13
                                    

Pagi harinya Salma dan kedua anaknya pergi ke rumah bundanya guna menemui Paul. Sesampainya di rumah Bunda, Salma dan kedua anaknya langsung masuk ke dalam kamar Paul. Terlihat Paul masih tertidur pulas, sedangkan Nabila tengah membantu bunda memasak di bawah.

"Abang, Kakak. Bangunin ayah gih, tapi pelan-pelan aja ya" Ucap Salma

"Ote Mica" Balas Zee dan Zoe

Kemudian si kembar naik ke ranjang dan berusaha membangunkan Paul secara perlahan. Berbeda dengan Rony, Paul ternyata lebih mudah di bangunkan. Sehingga si kembar tidak perlu bekerja keras membangunkan Paul.

"Molning Ayah" Ucap Zee dan Zoe ketika Paul membuka matanya

"Ahhh Morning anak ayah, tumben pagi-pagi udah kesini sayang?" Tanya Paul dengan suara paraunya

"Di ajak Mica ayah, katanya Mica lagi kangen sama ayah" Balas Zoe

"Oh ya? Tumben?" Tanya Paul tak percaya dan melirik ke arah Salma

"Emang gabole? Kangen sama Abang sendiri?" Tanya Salma

"Ya tumben aja lu gak gengsi, biasanya juga gapernah begini lu. Ada apa? Mau apa lu sama gue?" Tanya Paul heran

"Dih, suudzon Mulu ya hidup lu bang" Balas Salma

Paul tak membalas ucapan Salma, ia kembali menatap si kembar di hadapannya.

"Ayah gak di kiss nih? Morning kiss gitu sayang" Ucap Paul pada Zoe dan Zee

"Nda mau, ayah bau acem belom mandi" Balas Zee

"Ihh kakak kok gitu sih, cium pipi doang. Ayoo cium ayah Bang, Kak" Rengek Paul

Cup

Cup

Zoe dan Zee bergantian mencium pipi Paul.

"Yeay, Kalo gitu ayah kan jadi semangat. Dah sana, kalian turun dulu ya. Ayah mau mandi dulu" Ucap Paul

Salma dan kedua anaknya pun keluar dari kamar dan menunggu Paul di ruang tengah. Salma tak membantu bundanya masak karena sudah ada Nabila.

Tak lama Paul bergabung di ruang tengah dan menemui Salma. Namun belum sempat duduk, Salma langsung menarik Paul untuk duduk di taman belakang rumah. Sedangkan kedua anaknya tetap bermain di ruang tengah.

"Anjirr ngapain sih lu bawa gue kesini? Gue kan mau main sama anak gue setan" Ucap Paul pada Salma

Tak menjawab ucapan Paul, namun Salma langsung memeluk Paul dengan erat dan menangis di pelukan abangnya. Paul kaget dan merasa dadanya basah, ia tau bahwa adiknya ini tengah menangis.

"Hey, kenapa? Kenapa nangis? Ada masalah apa?" Tanya Paul lembut

"Hiks hiks hiks makasih ya bang, makasih banget. Gue gatau mau ngucapin makasih kek gimana lagi ke lu bang. Lu emang pahlawan buat hidup gue hiks hiks hiks" Balas Salma

"Dalam konteks apa nih? Bingung gue? Makasih buat apa sih Ca?" Tanya Paul bingung

"Lu udah selamatin Aska dari Chelsea dan Papanya bang. Lu bantuin buat lindungin suami gue, lu selamatin hidup gue bang hiks hiks. Gue gabisa bayangin gimana hancurnya gue dan Rony kalo jebakan semalem itu berhasil bang. Gue gabisa hiks hiks hiks" Balas Salma terisak

"Hey, udah ya. Gausah bilang makasih, itu udah tugas gue. Lu sama Rony kan adik gue, sampai kapanpun gue bakalan bantuin lu sama Rony. Gue sayang sama lu Ca, gue gak akan biarin siapapun ngerusak kebahagiaan lu. Gue gabisa liat adik bawel gue sedih dan hancur, karna gue akan lebih hancur kalo liat lu hancur Ca. Udah yaa, gausah nangis lagi. Kan suami lu aman, dia gak kenapa-napa. Udah di hapus air matanya, ntar anak-anak liat dikira gue lagi yang bikin lu nangis" Ucap Paul lembut sembari mengusap air mata Salma

Sahabat Tengil Ku, Suamiku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang