Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 19 Juni 2024
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 53
***
Nara memeluk tangan kanan Altaf agar suaminya tidak melancarkan aksinya."Tahan mas!" Bujuk Nara.
Terdengar kekehan kecil dari kedua lelaki yang sedang bersamanya. Nara menatap keduanya dengan tatapan keheranan.
"Kok ketawa? Ada yang lucu?" Sungut Nara.
Kaffa mendekat dan merangkul bahu Altaf, begitu pun Altaf turut membalasnya. Melihat pemandangan seperti itu semakin membuat Nara kebingungan, mereka yang sedang perang dingin kenapa tiba-tiba bisa kembali seakrab ini?
"Kalian-"
Kaffa mengangguk, Altaf masih tersenyum melihat ekspresi istrinya yang tampak kebingungan.
"Kita udah damai kok, iya kan bro?" Tutur Altaf menjawab teka-teki dipikiran Nara.
"Tapi tadi?" Nara masih belum percaya begitu saja dengan penuturan suaminya.
"Sengaja bikin Nara senam jantung, jadi istri seorang dokter harus dipastikan jantungnya sehat." Ujar Kaffa dengan santainya.
"Eh tapi kamu istri dokter siapa? Dokter Altaf atau Dokter Kaffa?" Lanjut Kaffa memancing Altaf.
Pertanyaan yang dilontarkan Kaffa berhasil membuatnya mendapat injakan maut dari seseorang yang berdiri di sampingnya.
Kaffa meringis kesakitan menahan sensasi rasa panas yang menjalar di kaki kanannya.
"Mas, kasian Kak Kaffa pasti sakit itu!" Nara menegur Altaf.
"Semenjak menikah sepertinya dia memiliki keahlian baru, yaitu menyiksa orang lain."
"Jangan bilang Altaf juga KDRT sama kamu, Ra?!"
Altaf menoyor pelan kepala Kaffa, "Ngawur!!"
"Tuh kan, bisa dilaporkan atas tindakan kekerasan lo ini."
"Dokter Kaffa, Dokter Altaf." Teriak seseorang dari arah pintu masuk.
Atensi mereka teralihkan pada sesosok pria paruh baya dengan perawakan tinggi dan sedikit berisi, sedang berjalan cepat menuju ke arah mereka berdiri.
"Dokter Yusuf." Sapa Altaf saat lelaki itu sudah berdiri diantara mereka.
"Kalian sudah dari tadi? Loh istrinya-" Tanya Yusuf yang melihat Nara berdiri di samping Altaf.
"Iya dok. Nara-istri saya." Jawab Altaf memperkenalkan Nara pada Yusuf.
Nara hanya tersenyum dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Alhamdulillah, nikah nggak undang-undang. Jadi ceritanya sekalian bulan madu ini ya?!" Goda Yusuf.
"Hanya keluarga besar dan sahabat dekat saja yang hadir dok." Nara membantu Altaf untuk menjawab pertanyaan dari Yusuf.
Setelah itu tidak ada perbincangan lagi, mereka bergegas untuk check in mengingat waktu penerbangan empat puluh lima menit lagi.
Altaf bertukar posisi duduk dengan penumpang lain agar dia bisa bersebelahan dengan istrinya, sedangkan Kaffa duduk bersama Yusuf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Fiksi RemajaTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...