Bagian 68

207 10 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 22 November 2024

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 68

^^^
Melihat Altaf terdiam menunduk setelah menampar pipinya, Nara beralih menatap gadis yang masih duduk tanpa berani mengangkat kepalanya.

"Dan kamu! Viola Gabriella Zalina, hentikan sandiwaramu karena percuma aku sudah tahu siapa kamu sebenarnya."

Gadis yang sejak tadi menunduk, sontak mendongakkan kepalanya kala mendengar Nara menyebutkan namanya secara lengkap.

"Bodohnya aku semudah itu dibohongi oleh sepupu yang sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Dan bisa-bisanya aku nggak bisa mengenalimu sedikit pun. Ini sebenarnya aku yang terlalu bodoh atau kamunya yang terlalu licik?!!" Nara menunjuk tepat di wajah Gaby atau Viola lebih tepatnya.

"Jaga mulut kamu! Harusnya disini kamu yang introspeksi diri, jelas-jelas kamu yang licik." Altaf menepis jari Nara yang menunjuk ke arah Viola.

Nara tertawa di tengah isaknya, "Jelas-jelas kalian yang selingkuh kenapa aku yang licik? Haa?"

"Kamu berpenampilan seperti ini hanya untuk menutupi identitasmu yang sebenarnya?" jeda beberapa detik untuk Nara mengatur napasnya.

"Aku bingung, dulu kamu yang kabur di hari pernikahanmu dengan Mas Altaf dan membuatku harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu. Hingga aku terjebak ke dalam jurang kesakitan yang telah kau buat. Sekarang kamu mau rebut kembali apa yang sudah kau buang?!" imbuh Nara.

"Cukup Nara! Semua itu kamu yang salah, kamu yang minta dia buat pergi." sahut Altaf.

Nara bertepuk tangan, "Lihat! Suamiku lebih percaya kamu daripada aku- istrinya." Nara tersenyum miris.

"Jangan-jangan kamu manipulatif ya, kamu buat skenario seolah-olah aku yang salah. Kamu manfaatkan buku diary-ku untuk melancarkan sandiwaramu ini."

"Pantas saja aku tidak lagi menemukan buku diary-ku semenjak hari pernikahan itu terjadi, ternyata kamu yang ambil. Kenapa kamu lakukan ini?" suara Nara semakin mengecil.

Tak ada sahutan yang keluar dari mulut Viola, ia hanya diam menunduk.

"Kalian saling mencintai?!" Nara menertawakan dirinya sendiri, sorot matanya memancarkan sebuah rasa sakit yang teramat dalam.

Mereka berdua diam, tak ada yang berani menjawab pertanyaan dari Nara. Gadis itu mendekati suaminya yang masih berdiri mematung.

"Jika memang iya, mari kita bercerai!" Nara pergi meninggalkan kedua insan yang masih diam di tempatnya.

"Nara tunggu!" Altaf mencoba menyusul Nara, namun tangannya dicekal oleh Viola.

"Mau kemana?" Tanya Viola.

Sedangkan disisi lain, tubuh gadis itu merosot di balik pintu kamar, ia menangis sesenggukan. Menumpahkan semua rasa sakit yang sejak tadi ia tahan. Berulang kali Nara memukul dadanya, karena rasa sesak yang membuatnya sulit untuk bernapas. Sakit sekali rasanya, mengetahui sebuah kenyataan bahwa suami yang selama ini ia cintai mencintai sepupunya sendiri. Harusnya Nara sadar sejak hari itu, dimana Altaf lebih memilih melamar Viola. Itu artinya hanya Viola yang Altaf cintai, bukan dirinya. Bodoh jika masih berharap Altaf akan mencintainya secara perlahan, nyatanya sekarang hanya sakit yang ia dapatkan.
________

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang