Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 23 September 2024
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 59
^^^
Nara tak berhenti menangis melihat tubuh lemah Jihan yang penuh dengan perban berbaring di ranjang pesakitan. Napasnya teratur, itu artinya Jihan sedang lelap dalam tidurnya."Subuh tadi mamamu kekeuh tidak mau diantar, akhirnya dia pergi sendiri dengan motornya." Irwan menceritakan kejadian kecelakaan yang dialami istrinya.
"Mungkin karena masih terlalu pagi, terus juga akhir-akhir ini vertigo mamamu sering kambuh. Bisa jadi karena itu penyebab mamamu kecelakaan."
"Ada kendaraan lain yang jadi korban juga pa?" tanya Altaf yang berdiri tepat di samping Nara yang sedang duduk sambil menggenggam erat jemari Jihan.
Irwan menggeleng, "Mamamu mengalami kecelakaan tunggal. Motornya terperosok keluar dari jalur jalan raya. Alhamdulillah setidaknya mama masih selamat meski tubuhnya penuh dengan luka."
"Maaf ya, karena kejadian ini bulan madu kalian jadi terganggu."
Sontak Nara dan Altaf saling tatap. "Tidak perlu seperti itu pa. Namanya musibah tidak ada yang tahu, yang terpenting sekarang adalah semoga keadaan mama lekas pulih."
"Aamiin, makasih ya nak. Kalian pulang dulu aja sekarang! Istirahat, pasti lelah kan habis perjalanan jauh." titah Irwan.
"Nara mau nemenin mama disini, kalau mas mau pulang, pulang saja!" ujar Nara tanpa menatap lawan bicaranya.
"Tapi kamu juga lagi nggak baik-baik saja, badanmu butuh istirahat."
"Nara sakit nak?" tanya Irwan.
Nara menggeleng. "Tadi sempat pusing waktu sebelum kesini pa." jujur Altaf.
"Kita pulang dulu ya, besok kita kesini lagi. Oke?" bujuk Altaf.
Bujukan Altaf tak dihiraukan oleh Nara yang berhasil mendapat tatapan penuh keheranan dari Irwan. Tatapan Irwan seolah bertanya 'ada apa?'. Namun hanya dijawab dengan senyuman simpul oleh Altaf.
"Nak, suamimu benar. Lebih baik kalian pulang dulu sekarang, lagian juga mama sudah tidur. Baru besok pagi kalian kesini lagi ketemu mama."
Akhirnya Nara mau tidak mau menuruti perkataan Irwan. Sebelum pergi tak lupa ia mengecup singkat pipi Jihan.
"Nara pulang dulu ya ma, besok pagi Nara kesini lagi." pamit Nara lirih di telinga Jihan.
Setelah itu mereka berdua berpamitan dengan Irwan dan pergi meninggalkan ruang rawat Jihan. Sepanjang perjalanan hening, tak ada satu pun yang buka suara. Altaf berusaha mencari topik pembicaraan, namun Nara seperti membatasi komunikasi di antara mereka.
Di tengah perjalanan ponsel Altaf terus berdering, seperti panggilan yang sangat penting sekali. Nara melirik ke arah suaminya yang tampak berusaha menyembunyikan ponselnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/346591366-288-k763094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...