Bagian 49

224 8 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 08 Mei 2024

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 49

^^^
Satu minggu berlalu semenjak kejadian malam itu, rumah tangga Altaf dan juga Nara semakin hari semakin membaik. Pagi ini mereka tengah menikmati sarapan yang sudah Nara siapkan. Altaf sudah rapi, begitu pula dengan Nara yang sudah rapi memakai setelan gamis merah maroon dipadukan dengan kerudung berwarna abu-abu.

"Jadi ke rumah mama hari ini?" tanya Altaf disela kegiatan mengunyahnya.

Hari ini hari sabtu, Nara memang libur bekerja namun ia sudah izin pada Altaf kalau hari ini ia akan main ke rumah orang tuanya.

"Kita pergi bareng aja ya, nanti aku anterin kamu ke rumah mama dulu." imbuh Altaf.

"Memangnya nggak keburu, Mas?"

"Nggak sayang, udah pokoknya aku anterin. Nanti pulangnya sekalian aku jemput,"

Ya, semenjak hari itu Altaf memanggil Nara dengan sebutan 'sayang'. Sikap Altaf sudah benar-benar berubah. Awalnya Nara memang belum begitu yakin perihal perubahan sikap suaminya itu, namun lambat laun Nara bisa merasakan sendiri perlakuan Altaf padanya yang semakin hari semakin manis. Bahkan tak jarang, setiap pulang kerja Altaf selalu membawakan oleh-oleh untuk Nara. Entah itu berupa makanan atau barang yang sedang dibutuhkan oleh istrinya.

Tak jarang juga saat Altaf di rumah ia turut membantu pekerjaan rumah, seperti membantu Nara memasak atau yang lainnya. Hal sederhana itu lah yang bisa menjadi jembatan agar rumah tangga semakin harmonis, namun jarang disadari oleh para suami di luaran sana.

Usai menyelesaikan sarapannya, Altaf bergegas menuju garasi.

"Aku ambil tas dulu ya, Mas?!" tutur Nara sambil berlalu menuju lantai dua.

Saat Altaf keluar, tiba-tiba ada Gaby yang berdiri di teras rumahnya.

Altaf mengerutkan keningnya, "Ada perlu apa pagi-pagi kesini?" tanya Altaf ketus.

Dari awal bertemu dengan Gaby, entah kenapa ia merasa ada yang tidak beres dengan perempuan itu. Semua sikapnya seperti mencurigakan, terutama saat di hadapannya.

"Kak Altaf ada waktu sebentar? Ada hal yang mau Gaby bicarain." tutur perempuan itu dari balik cadarnya.

"Iya udah bicara aja!"

"Tapi bukan disini kak, di tempat lain. Aku perlu ngobrol berdua dengan kakak. Penting."

Altaf terdiam. Ia tidak habis pikir dengan perempuan di hadapannya saat ini. Dari penampilannya saja dia tampak seperti perempuan yang baik dan sangat menjaga kehormatannya. Namun sepertinya penilaian Altaf tentang perempuan itu salah. Tidak ada perempuan baik dan menjaga kehormatannya yang berani mendekati seorang laki-laki yang sudah beristri. Sudah tahu bahwa Altaf itu sudah memiliki istri, lantas mengapa perempuan ini berani mengajak Altaf untuk berbicara empat mata?

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang