Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 22 Oktober 2023
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 26
^^^
Tepat pukul tiga dini hari, matanya mengerjap menyetarakan dengan cahaya lampu yang ada disekitarnya. Nara melihat sofa tempat tidur Altaf yang sudah kosong. Mungkin lelaki itu sedang berada di kamar mandi.Nara beranjak dari tempat tidur, melihat pintu kamar mandi yang terbuka menandakan bahwa Altaf tidak ada di dalam. Lantas kemana? Ternyata yang dicari sedang berada di ruang ganti.
Senyum Nara mengembang, impiannya untuk melihat Altaf saat ia terbangun dari tidurnya terwujud. Tak ingin berlama-lama, ia segera mengambil air wudhu untuk Sholat Tahajjud.
"Raa,,"
Terdengar suara Altaf sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Aku tunggu ya, kita jama'ah..." ucap Altaf dari luar kamar mandi.
"Iya sebentar," jawab Nara.
Selepas Sholat Tahajjud berjama'ah dengan Altaf, Nara berniat untuk murojaah kembali hafalannya. Baru saja membaca Bismillah, Altaf yang masih duduk di shaf depannya mengurungkan niat Nara.
"Raa..." Altaf memutar tubuhnya menghadap Nara.
"Ya?"
"Bisakah kamu ambil cuti beberapa hari ke depan?"
Kening Nara berkerut, "Untuk?"
"Kita baru saja menikah, sewajarnya kita pergi bulan madu bukan?"
"Bulan madu? Dengan kamu tidur di sofa dan aku tidur di ranjang?" sarkas Nara.
Entah apa yang ada dipikiran Altaf, semalam dia menolak tidur satu ranjang dengan Nara. Dan sekarang dia malah meminta Nara ambil cuti untuk bulan madu. Sejak kapan ada pasangan bulan madu tapi tidurnya terpisah.
"Raa, cukup kita yang tau soal ini. Di hadapan mereka kita tetap pasangan suami istri."
Sebuah pernikahan yang suci, ibadah terpanjang seumur hidup. Kini berubah arti menjadi sebuah drama dalam kehidupan mereka berdua. Berusaha memperlihatkan bahwa mereka adalah pasangan yang serasi di hadapan banyak orang.
"Baiklah, akan ku urus surat cutiku nanti," jawab Nara sambil membuka Al-Qur'an yang ada dalam genggamannya.
Altaf menatap Nara dengan tatapan sendu, ada rasa bersalah dalam lubuk hati Altaf. Ia merasa terlalu jauh menyakiti Nara. Perempuan mana yang tidak sakit hatinya jika diperlakukan seperti itu oleh suaminya sendiri.
"Raa,," panggil Altaf lagi.
"Eumm?"
"Aku minta tolong sama kamu, di hadapan mereka kamu panggil aku dengan sebutan 'Mas' ya!" pinta Altaf.
"Iya, ada lagi?"
"Sudah, aku siap-siap ke masjid dulu." pamit Altaf kala mendengar adzan subuh berkumandang.
___
Beberapa makanan sudah matang dan siap untuk dihidangkan di meja makan. Pagi ini Nara yang memasak, Hanum hanya membantu. Melihat menantunya yang lihai dalam urusan dapur, membuat Hanum tersenyum bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/346591366-288-k763094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...