Bagian 33

233 14 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 13 Desember 2023

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 33

^^^
Nara mondar-mandir di depan pos satpam kampus, berulang kali melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Sesekali ia juga memeriksa ponselnya, pesan yang ia kirim pada suaminya masih centang dua abu-abu. Berulang kali Nara coba telpon juga tak kunjung mendapat jawaban.

"Kamu kemana sih, Mas?!" Nara bermonolog.

Wajahnya tampak gelisah, ia khawatir terjadi apa-apa dengan Altaf. Tadi pagi dia sendiri yang mengatakan akan menjemput Nara saat jam makan siang. Namun sudah hampir lima belas menit Nara menunggu, Altaf tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Satu notifikasi pesan masuk di ponsel Nara, ia lekas membukanya berharap pesan itu dari suaminya. Saat dibuka ternyata pesan itu dari Kaffa yang memberi tahu Nara bahwa lelaki itu sudah sampai di tempat yang telah disepakati.

Tiin.. Tiinnnn!!

Suara klakson yang membuat Nara menyangka itu adalah Altaf, namun lagi-lagi tebakannya salah. Gadis itu berhenti tepat di depan tempat Nara berdiri.

"Naik, Raa!!" menyerahkan helm yang ia pinjam dari salah satu mahasiswanya.

"Nggak ah, aku nunggu Mas Altaf aja." tolak Nara yang masih berharap Altaf datang menjemput sesuai ucapannya tadi pagi.

"Udah ayoo! Keburu habis jam makan siangnya."

Hening sejenak, Dini tanpa ambil pusing ia langsung memasang helm di kepala Nara.

"Kelamaan mikir," sarkas Dini.

Akhirnya Nara menurut dan naik di jok belakang motor Dini. Dini mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Baru beberapa meter motor Dini dan Nara meninggalkan area kampus, tampak mobil SUV hitam mengikuti kemana motor mereka pergi.

Tiba di parkiran sebuah mall Nara langsung turun dan melepas helmnya. Ia kembali merogoh ponselnya dari dalam tasnya, pesan yang sejak tadi ia tunggu masih belum berubah menjadi centang biru.

"Mau aku temenin aja?" tanya Dini yang melihat mimik keraguan dari wajah Nara.

Nara menggeleng, "Nggak usah, kamu langsung balik aja. Makasih ya udah nganterin aku sampai tempat dengan selamat," Nara memeluk Dini yang posisinya masih duduk di motor.

"Yakin, nggak apa aku tinggal?"

Nara mengangguk sambil tersenyum pasti, "Yakin, aku masuk dulu ya?! Kamu hati-hati di jalan!"

Dini masih belum beranjak dari posisinya, ia masih memastikan Nara benar-benar masuk ke mall dengan aman. Saat Dini ingin menghidupkan motornya, netranya menangkap sosok lelaki yang sedari tadi Nara tunggu. Lelaki itu tampak melebarkan langkahnya menyusul Nara yang masuk ke dalam mall.

___

Nara mengedarkan pandangannya mencari sosok yang sudah menunggunya sejak beberapa menit yang lalu. Lelaki yang duduk di meja paling ujung melambaikan tangan ke arah Nara. Nara berjalan menghampiri dengan perasaan yang campur aduk. Sudah bisa dipastikan keputusannya untuk nekat menemui Kaffa sendirian ini salah, sedangkan posisinya saat ini ia adalah istri orang. Bukankah tidak diperbolehkan seorang perempuan menemui laki-laki yang bukan mahramnya sendirian.

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang