Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 29 Juni 2024
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 54
***
Langit semakin menghitam, cahaya jingga dari ufuk barat perlahan mulai memudar. Gadis dengan mukenah putih yang masih melekat di tubuhnya mulai gusar. Berulang kali panggilan teleponnya tidak mendapatkan jawaban, begitu juga pesannya. Altaf belum menampakkan batang hidungnya usai pertengkaran kecil yang terjadi tadi siang."Kamu kemana, mas? Please angkat! Jangan bikin aku khawatir."
Nara berjalan mondar-mandir dengan ponsel yang ia tempelkan di telinga kirinya. Namun tetap saja usahanya tak membuahkan hasil.
Tok.. Tok.. Tok!!
Nara berlari untuk membukakan pintu, akhirnya suami yang ia tunggu-tunggu pulang juga.
"Mas darimana aja-" Nara tercengang saat melihat siapa yang datang.
Orang yang berdiri di depan kamarnya saat ini bukanlah suaminya, melainkan orang lain.
"Ini Kaffa, Ra. Memangnya Altaf kemana?" tanya Kaffa penasaran melihat raut wajah Nara yang tampak mencemaskan sesuatu.
Nara menggelengkan kepala. Dahi Kaffa mengkerut, "Dia nggak bilang mau pergi kemana? Sejak kapan?"
"Sejak siang tadi,"
"Astaghfirullah, berulah lagi." lirih Kaffa yang hampir tak terdengar oleh Nara.
"Sudah coba buat hubungi?"
"Berkali-kali, tapi tidak ada jawaban. Kak Kaffa bisa bantu Nara? Nara takut terjadi apa-apa sama Mas Altaf," air yang menggenang di pelupuk matanya sudah tidak mampu lagi ia bendung.
Kaffa membuang napas kasar, ia tidak tega melihat Nara seperti itu.
"Nara tenang ya, aku coba buat cari Altaf disekitar sini."
"Tunggu kak, Nara ikut." Ia memutar tubuhnya untuk melepas mukenah yang ia pakai.
"Nara nggak usah ikut, kamu tunggu disini aja. Kamu berdoa semoga Altaf baik-baik saja."
"Tapi-"
"Nara, kamu pasti tau dunia Bali seperti apa kan?! Apalagi kalau malam, jadi alangkah lebih baiknya kalau kamu tunggu saja disini. Nanti aku kabari kalau sudah menemukan keberadaan Altaf."
"Baiklah, jangan lupa kabari Nara ya kak!"
Kaffa mengangguk sembari mengucap salam sebelum pergi meninggalkan Nara yang masih berdiri di ambang pintu.
____Kaffa berkeliling area hotel dengan menunjukkan foto Altaf pada orang-orang yang ia temui malam itu. Sejauh ini tidak ada satu orang pun yang mengetahui keberadaan Altaf. Namun Kaffa masih belum menyerah untuk terus mencari dimana sahabatnya itu berada.
Malam semakin larut, dinginnya angin laut yang menembus tulang. Deburan ombak yang memecah di batu karang memercikkan air hingga ke wajah laki-laki yang penuh kebimbangan.
Hatinya mulai meragu dengan kehidupan rumah tangganya selanjutnya. Ia tak mampu jika harus kehilangan istrinya, namun ia juga sadar jika dengan begini hanya akan menyakiti perasaan Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Roman pour AdolescentsTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...