Bagian 28

206 7 0
                                    

Hai apa kabar semuanya? Semoga baik-baik aja yaa...
Gimana digantungin Altaf sama Nara? Udah rindu belum?

Semoga aja udah yaa...
Altaf sama Nara balik lagi nih buat nyapa kalian...
Yuks stay tune,, cekidot😁
___________________________________________

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 19 November 2023

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 28

^^^
Tiba di depan ruangan lantai tiga dengan pintu yang tertutup. Terlihat ruangan yang cukup privasi, dimana letaknya yang cukup jauh dari jangkauan dan hanya ada dua ruangan lain yang letaknya agak jauh dari sana. Nara tak bisa menebak ini ruangan apa, hanya saja yang muncul dipikirannya ini adalah ruangan rekam medis pasien yang hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki akses masuk.

"Kamu tunggu sini ya, aku masuk dulu sebentar." pinta Altaf.

Nara mengangguk, memilih duduk di kursi tunggu yang biasa ada di rumah sakit. Lorong lantai itu cukup sepi, hanya ada beberapa petugas saja yang berlalu-lalang. Saat Nara menatap sekelilingnya, tiba-tiba netranya menangkap sosok seorang lelaki yang saat ini ingin sekali ia temui dan meminta maaf secara langsung pada lelaki itu. Setelah semakin dekat, lidah Nara terasa kelu. Akhirnya mereka hanya saling tatap dan melempar senyum, tanpa ada sepatah kata pun yang keluar.

Melihat lelaki itu memasuki ruangan yang sama dengan Altaf, tampaknya mereka sedang ada rapat. Berpikir Altaf masih lama dengan urusannya, Nara memutuskan untuk pergi membeli air minum.

Tak berselang lama setelah Nara meninggalkan tempat itu, Altaf keluar disusul oleh Kaffa di belakangnya. Altaf mengedarkan pandangannya mencari sosok gadis yang tadi duduk di kursi tunggu.

"Selamat ya atas pernikahan kamu dengan Nara," tutur Kaffa setelah menutup pintu ruangan.

"Kaf,,," Altaf bingung harus bersikap bagaimana di depan Kaffa, "Sorry, Kaf.. Gue..."

Altaf berniat menjelaskan semua alasan ia menikahi Nara. Ia tak mau ada salah paham di antara mereka berdua. Apalagi sampai merusak hubungan persahabatan mereka.

Belum selesai Altaf berbicara, Kaffa sudah memotong lebih dulu.

"Gue sudah tau,," Kaffa menghela napas berat, "Titip Nara, jaga dia baik-baik, jangan sampai lo sakitin dia! Sekali gue liat lo bikin dia nangis,,,"

Jeda sepersekian detik,,,

"Bakal gue ambil dia dari lo!" tutur Kaffa penuh penekanan disetiap katanya.

Badan Altaf membeku, perkataan Kaffa memekakkan telinganya. Perasaan aneh melanda dirinya, mendadak dadanya sesak bagai ada yang menghimpit. Kaffa meninggalkan Altaf yang masih terdiam di tempatnya berdiri.

Hancur,,,?! Yaa, hubungan persahabatan Altaf dengan Kaffa sudah hancur sekarang. Altaf belum pernah melihat Kaffa sehancur itu, tatapan matanya tersirat sebuah luka yang mendalam. Sahabatnya terluka karena ulahnya. Andai ia tak menyetujui permintaan konyol Abinya, ia masih baik-baik aja dengan lelaki itu sekarang. Tapi percuma, nasi sudah menjadi bubur dan ia sudah resmi menyandang gelar sebagai suami Nara. Semua yang terjadi dalam hidupnya tidak lepas dari campur tangan Allah. Walau berat, hidup tetap harus berjalan.

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang