Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 8 Juni 2024
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 52
^^^
Beberapa centi saja bumper depan mobil Altaf menyeruduk bumper belakang mobil orang lain yang sedang mengerem. Pikirannya yang sedang tidak fokus membuat dirinya dan juga Nara hampir saja celaka, untung saja Allah masih menyelamatkan mereka berdua."Mas Altaf nggak apa?" tanya Nara khawatir melihat Altaf yang menyandarkan kepalanya di kemudi.
Altaf menegakkan tubuhnya, menormalkan kembali pikirannya. Ia tidak mau membuat Nara mengetahui alasannya tidak fokus saat ini.
"Nggak apa kok sayang, kamu gimana? Ada yang luka? Kepalanya kebentur?"
"Alhamdulillah aku baik-baik aja kok mas. Mas kenapa? Ada yang dipikirkan? Sejak pulang dari rumah papa, Nara perhatikan mas lebih banyak diam. Ada apa?"
Altaf kembali melajukan mobilnya setelah mendengar klakson dari mobil di belakangnya.
"Cuma kecapean aja, tadi banyak sekali pasien di rumah sakit." alibi Altaf.
"Mau Nara aja yang nyetir? Biar mas bisa sambil istirahat," tawar Nara.
"Nggak usah sayang, kamu duduk manis aja disitu ya."
Tangan kiri Altaf meraih tangan Nara untuk ia genggam yang sesekali ia kecup singkat punggung tangannya, agar terlihat meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Sedangkan Nara selalu merasa salah tingkah saat mendapat perlakuan seperti itu dari suaminya. Ia benar-benar bahagia sekarang dan ia selalu berharap Allah tidak mencabut kebahagiaannya bersama Altaf selamanya.
_____
Altaf baru saja selesai menerima telepon dari seseorang, sedangkan Nara sibuk mencari sesuatu pada rak buku di perpustakaan mininya. Altaf yang tidak melihat keberadaan istrinya di kamar, bergegas ke kamar sebelah yang saat ini sudah di sulap menjadi ruang kerja Altaf beserta perpustakaan mini melalui pintu penghubung yang sengaja di buat agar lebih mudah menjangkaunya.
"Naraa?!" menyapu setiap sudut ruangan mencari keberadaan istrinya.
"Heii!!" Altaf memeluk tubuh istrinya dari belakang membuat tubuh Nara membeku.
"Lagi sibuk nyari apa sih? Aku panggil-panggil sampai nggak dengar." protes Altaf.
Nara tampak berpikir sejenak, "Nggak ada cuma lagi bingung cari novel yang asyik buat dibaca aja. Maaf ya mas,"
"Mas boleh minta tolong nggak?"
"Minta tolong apa mas?" Nara memutar tubuhnya menghadap suaminya.
"Siapin baju aku untuk tiga hari ke depan,"
Nara mengerutkan keningnya, "Untuk apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...