Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 01 Januari 2024
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 34
^^^
Usai membayar semua makanan, Kaffa bergegas meninggalkan restoran yang ada di dalam mall. Ia berjalan menuju parkiran dimana mobilnya berada. Sesekali ia tampak menatap layar ponsel yang ada dalam genggamannya, hingga tak sadar ada sebuah motor dengan kecepatan tinggi melaju ke arahnya.Bughhh....
Badan Kaffa jatuh tersungkur di sela-sela mobil yang terparkir, hampir saja kepalanya menghantam bagian depan salah satu ban mobil. Ia tidak sendiri, melainkan ada seorang gadis yang juga turut jatuh di samping Kaffa.
Pengendara motor tadi berbalik arah dan memastikan bahwa Kaffa dan gadis itu baik-baik saja.
"Mas, mbak nggak apa kan?" tanya pengendara yang sepertinya salah satu karyawan di mall tersebut, terlihat dari bajunya yang sama dengan beberapa orang yang Kaffa temui di dalam.
"Lain kali kalau naik motor hati-hati!" peringat Kaffa dengan nada dingin.
"Kamu juga lain kali kalau jalan jangan sambil main ponsel," sarkas gadis bercadar yang berusaha membersihkan bajunya dari debu.
"Kita nggak apa mas. Mas bisa lanjutin urusannya!" imbuh gadis.
"Baiklah kalau begitu saya permisi, sekali lagi maaf ya mbak mas." pamit sang pengendara.
Setelah pengendara itu pergi, gadis itu pun menyusul pergi tanpa mempedulikan Kaffa yang masih terduduk dengan luka di telapak tangan dan sikunya.
"Bukannya di tolong malah ditinggal pergi," omel Kaffa yang masih terdengar oleh telinga sang gadis.
Gadis itu berbalik arah, kembali mendekati Kaffa yang masih enggan untuk berdiri. Berhenti dan berjongkok tepat di depan Kaffa, Kaffa yang sibuk membersihkan luka di sikunya terperanjat dengan keberadaan gadis yang sudah kembali ada di hadapannya.
"Kalau saya tidak menolong Anda, mungkin sekarang Anda sudah masuk IGD."
"Dan harusnya Anda berterima kasih," imbuh gadis itu.
Ia berdiri, Kaffa masih terus mengikuti pergerakan gadis yang ada di hadapannya itu. Ucapannya benar, kalau tidak ada dia mungkin dirinya sudah menjadi pasien di rumah sakit. Seharusnya ia memang harus berterimakasih, karena berkat gadis itu ia bisa selamat meskipun cara menolongnya dengan didorong yang tetap saja menimbulkan luka lecet di tubuhnya.
"Terimakasih," lirih Kaffa.
Gadis itu tak menghiraukan, ia mengayunkan langkahnya meninggalkan Kaffa. Setelah bayangan gadis itu menghilang dari pandangan Kaffa, ia berusaha berdiri dan membersihkan celananya dari kotoran yang menempel. Namun saat menunduk, netranya menangkap sebuah benda mengkilap tepat di depan kakinya.
"Milik siapa ini? Apa mungkin milik gadis tadi?" Kaffa bermonolog.
"Heii tunggu!!" teriak Kaffa memanggil gadis yang sudah cukup jauh jaraknya. Gadis itu tetap berjalan, menandakan bahwa ia tak mendengar panggilan Kaffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Novela JuvenilTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...